1 Nilai 140 – ke atas tergolong luar biasa genius 2 Nilai 120 – 139 tergolong cerdas sekali very superior
3 Nilai 110 – 119 tergolong cerdas superior 4 Nilai 90 – 109 tergolong sedang average
5 Nilai 80 – 89 tergolong bodoh dull average 6 Nilai 70 – 79 tergolong anak pada batas border line
7 Nilai 50 – 69 tergolong debil moron 8 Nilai 30 – 49 tergolong ambisil ambiciel
9 Nilai 30 ke bawah tergolong idiot Syamsu Yusuf 2004 menggolongkan kecerdasan ke dalam
sembilan kriteria juga dengan batasan nilai tertentu seperti di bawah ini:
1 Nilai 140 – ke atas tergolong jenius 2 Nilai 130 – 139 tergolong sangat cerdas
3 Nilai 120 – 129 tergolong cerdas 4 Nilai 110 – 119 tergolong di atas normal
5 Nilai 90 – 109 tergolong normal 6 Nilai 80 – 89 tergolong di bawah normal
7 Nilai 70 – 79 tergolong bodoh 8 Nilai 50 – 69 tergolong terbelakang
9 Nilai 49 – kebawah tergolong idiot
2. Tinjauan Tentang Intensitas Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
Menurut James O yang dikutip oleh Darsono 2000 belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku
melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Wingkel yang dikutip oleh Darsono 2000 belajar merupakan suatu aktivitas mental
psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Intensitas adalah frekuensi belajar yang dilakukan siswa selama kurun waktu tertentu untuk memperoleh pengalaman pengertian secara
maksimal. Secara harfiah, arti intensitas belajar adalah kuat lemahnya belajar. Intensitas belajar juga mengacu pada banyaknya kegiatan yang
dilakukan siswa, cara belajar secara intensif Hudoyo. H, 1998. Menurut
Yuliyanto 2013, intensitas belajar adalah seberapa sering usaha siswa yang dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan nilai dan sikap. Intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya KBBI,
2007. Tingkatan disini menggambarkan seberapa sering belajar itu terjadi, yaitu mengacu pada penggunaan waktu oleh siswa untuk kegiatan
belajar yang berkaitan dengan mata pelajaran TIK. Petunjuk-petunjuk
praktis mengenai penggunaan waktu belajar sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana 2004 adalah:
a. Cara mengikuti pelajaran. Cara mengikuti pelajaran sekolah
merupakan bagian yang penting dari proses belajar mengajar sehingga siswa diberikan arahan tentang apa dan bagaimana bahan
belajar yang harus dikuasai. b.
Cara belajar mandiri di rumah. Belajar mandiri di rumah adalah tugas paling pokok dari setiap siswa. Syarat utama belajar mandiri di
rumah adalah keteraturan belajar, misalnya memiliki jadwal belajar tersendiri yang tidak dapat dirubah.
c. Cara belajar kelompok. Belajar kelompok dapat dilakukan di
perpustakaan, di rumah, disekolah atau di tempat tertentu yang telah disepakati. Hal ini dapat mengurangi kebosanan dan kejenuhan
dalam belajar. d.
Mempelajari buku teks. Dengan membaca siswa akan lebih memahami bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
e. Menghadapi ujian. Pada saat menghadapi ujian atau tes, kecemasan
dan kesibukan belajar meningkat, ketegangan psikologi seperti rasa cemas dan was-was mulai tumbuh serta kepercayaan diri mulai
berkurang. Dalam proses belajar setiap anak memiliki kebiasaan yang
berbeda-beda dalam belajar. Belajar tidak harus dilakukan dalam satu waktu yang lama, namun dalam belajar harus rutin dilakukan setiap hari,