sepenuhnya benar karena masih terdapat jenis-jenis kecerdasan lain yang juga berpengaruh.
Masyarakat umum mengenal kecerdasan dengan istilah intelegensi yang diartikan sebagai ukuran kepandaian seseorang.
Banyak diberikan definisi oleh para ahli tentang pengertian intelegensi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, intelegensi
merupakan daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat
pengalaman dan pengetahuan yang telah siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru KBBI, 2007.
Menurut Ngalim
Purwanto 2004,
intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang
berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Pengertian di atas menjelaskan bahwa intelegensi merupakan suatu kemampuan seseorang dalam
bertindak berbuat sesuatu menurut caranya masing-masing,
kemampuan seseorang ini tentunya berbeda satu sama lain. Menurut M Dalyono 2009, intelegensi adalah kemampuan yang bersifat
umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap sesuatu situasi atau masalah, yang meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti:
abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan pengertian intelegensi adalah kemampuan umum seseorang yang
dibawa sejak lahir yang dapat digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir
yang sesuai dengan tujuannya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi manusia. Menurut Jaali 2008, intelegensi orang satu dengan yang
lain cenderung berbeda-beda. Hal ini karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain sebagai berikut:
1 Faktor pembawaan, di mana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang
dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak
yang bodoh, agak pintar, dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2 Faktor minat dan pembawaan yang khas, di mana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih
baik. 3 Faktor pembentukan, di mana pembentukan adalah segala
keadaan di
luar diri
seseorang yang
mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti yang dilakukan di sekolah dan
pembentukan ynag tidak disengaja, misalnya pengaruh alam di sekitarnya.
4 Faktor kematangan, di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ
manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila anak-anak belum mampu
mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal-soal itu masih terlampau sukar
bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan
berhubungan erat dengan umur. 5 Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode
tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
yang sesuai dengan kebutuhannya. Jalli 2008 menambahkan bahwa kelima faktor itu saling
terkait satu dengan yang lain. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor
tersebut.