Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
                                                                                14 pengetahuan. Manusia itu seringkali bersifat ingin tahu, namun tetap saja ada
yang terlewati dari perhatian mereka. Rasa  ingin  tahu  dapat  digabungkan  dengan  kemampuan  untuk  berpikir
abstrak,  membawa  pada  peniruan,  fantasi  dan  imajinasi  yang  akhirnya membawa  pada  cara  manusia  berpikir  yaitu  abstrak,  sadar  diri  atau  secara
sadar.  Rasa  ingin  tahu  ini  membuat  bekerjanya  kedua  jenis  otak,  yaitu  otak kiri  dan  otak  kanan,  yang  satu  adalah  kemampuan  untuk  memahami  dan
mengantisipasi  informasi,  sedang  yang  lain  adalah  menguatkannya  dan mengencangkan  memori  jangka  panjang  untuk  informasi  baru  yang
mengejutkan. Litman    Spielberger  2003  menyatakan  bahwa  rasa  ingin  tahu  dapat
secara luas didefinisikan sebagai keinginan untuk memperoleh informasi baru dan  pengetahuan  pengalaman  indrawi  baru  yang  memotivasi  perilaku
eksplorasi. Rasa ingin tahu mendorong anak-anak untuk mengeksplorasi dan belajar  baik  fisik  maupun  perkembangan  sosial  emosional  dan  intelektual
mereka. Jamie  Jirout  dan  David  Klahr  2011  berpendapat  bahwa  rasa  ingin  tahu
adalah    sesuatu  yang  dapat  digunakan  guru  untuk  menumbuhkan, meningkatkan,  dan  menggunakannya  untuk  memotivasi  anak-anak  untuk
belajar.  Rasa  ingin  tahu  merupakan  ambang  ketidakpastian  yang  diinginkan dalam mengarahkan ke perilaku eksplorasi.
Rasa ingin tahu menurut Susan Engel 2011 adalah dorongan dari dalam untuk perkembangan anak-anak dan terungkap melalui interaksi sosial. Maka
15 dari itu, rasa ingin tahu siswa harus dibudidayakan di sekolah, meskipun hal
itu  jarang  ditemui    di  kelas.  Piaget  Susan  Engel,  2011  menjelaskan  bahwa rasa  ingin  tahu  adalah  dorongan  untuk  menjelaskan  hal  yang  tidak  terduga.
Sementara  Kagan  Susan  Engel,  2011,  menggambarkan  rasa  ingin  tahu sebagai kebutuhan untuk mengatasi ketidakpastian. Meskipun berbeda dalam
penekanan, baik  Kagan dan Piaget menyoroti gagasan bahwa perkembangan anak  didorong  oleh  upaya  mereka  untuk  memahami  dalam  mengetahui
sesuatu.
Reio  dan Wiswell 2000 menyebutkan bahwa rasa ingin  tahu disebutkan
seperti  mencari  informasi  dan  memainkan  peran  yang  berarti  dalam pembelajaran.  Dalam  lingkungan  belajar,  rasa  ingin  tahu  membantu
pembelajaran  individu  memahami  dan  menggunakan  peningkatan  jumlah informasi baru dan berbeda-beda.
US  Fed  News  Service  2010,  menyebutkan  bahwa  rasa  ingin  tahu mendorong  anak-anak  untuk  mengeksplorasi  dan  belajar,  baik  fisik,
perkembangan  sosial  emosional  maupun  intelektual  mereka  yang  ditandai dengan  mereka  akan  terus  bertanya-tanya,  menemukan  dan  belajar  hal-hal
baru. Menurut Loewenstein Vladimira Cavojova dan Thomas Sollar, 2007, rasa  ingin  tahu  digambarkan  sebagai  keinginan  untuk  mencari  informasi
dengan  ada  atau  tidaknya  reward.  Sedangkan  Frederick  Schmitt  dan  Reza Lahroodi  2008,  berpendapat  bahwa  rasa  ingin  tahu  adalah  keinginan  dari
motivasi  diri  untuk  mengetahui  sesuatu  yang  timbul  dan  menarik  perhatian
16 seseorang  pada  objek  dan  pada  gilirannya  memusatkan  perhatian  seseorang
untuk itu. Dari  beberapa  pendapat  para  ahli  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  rasa
ingin  tahu  adalah  sebuah  sikap  yang  dimiliki  oleh  setiap  individu  untuk mempelajari  sesuatu  hal  yang  belum  mereka  ketahui  untuk  dipelajari  lebih
dalam, untuk mendapatkan informasi terhadap hal-hal baru. Wallace  H.  Maw  dan  Ethel  W.  Maw  2009,  menyebutkan  bahwa  rasa
ingin  tahu  ditunjukkan  oleh  seorang  anak  SD  ketika  mereka:  a  bereaksi positif  terhadap  unsur-unsur  baru,  aneh,  ganjil,  atau  misterius  di
lingkungannya  dengan  bergerak,  menjelajahi,  atau  memanipulasi;  b keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya dan lingkungannya;
c  menjelajah  lingkungannya  untuk  mencari  pengalaman  baru;  dan  d menjelajahi objek atau peristiwa.
Pertama,  bereaksi  positif  terhadap  unsur-unsur  baru,  aneh,  ganjil,  atau misterius di lingkungannya dengan bergerak, menjelajahi, atau memanipulasi,
meliputi:  bertindak  terhadap  permasalahan  baru,  menyelidiki  terhadap permasalahan baru, dan  memanfaatkan fasilitas  yang  ada di  sekolah.  Kedua,
keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya dan lingkungannya, meliputi:  bertanya  pada  guru  tentang  pelajaran  meski  di  luar  materi;
memperkaya  diri  dengan  membaca  buku,  berdiskusi  dengan  teman  atau mengakses  internet;  bertanya  pada  guru  seputar  materi;  dan  merasa  senang
jika guru memberi tugas presentasi. Ketiga, menjelajah lingkungannya untuk mencari
pengalaman baru,
meliputi: mencari
informasi tentang
                                            
                