90
indikator pencapaian Kompetensi Dasar KD dan pemilihan teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran;
pengembangan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih; pelaksanaan tes, pengamatan,
penugasan, danatau bentuk lain yang diperlukan; pengolahan hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar
peserta didik; pengembalian hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikankomentar yang mendidik; pemanfaatan hasil penilaian
untuk perbaikan pembelajaran; pelaporan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam
bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh; dan pelaporan hasil penilaian akhlak
kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan digunakan sebagai informasi untuk
menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.
Hal ini sesuai dengan Wahab 2008 yang mengemukakan, bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih
penting dari pada pembuatan kebijakan. Kebijakan hanya sekedar impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak
mampu diimplementasikan. Sehingga implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program
kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan
91
yang diinginkan. Implementasi merupakan sebuah penempatan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap.
6. Manajemen Sekolah
Temuan peneilitian menunjukkan bahwa di SMP Negeri 3 Tarakan telah menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah MBS.
Dimana di sekolah tersebut telah memiliki rencana tahunan sekolah yang berisi rencana anggaran dan pemeliharaan fasilitas sekolah.
Dari hasil temuan penelitian pada implementasi kebijakan standar pelayanan minimal pendidikan pada indikator manajemen sekolah
menunjukkan bahwa implementasi SPM dapat dipenuhi oleh SMP Negeri 3 Tarakan
MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah pelibatan masyarakat dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional. Secara umum, manajemen berbasis sekolah
dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua
siswa, dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.
Manajemen berbasis
sekolah dapat
bermakna jika
ada
92
desentralisasi yang sistematis pada otoritas dan tanggung jawab tingkat sekolah untuk membuat keputusan atas masalah signifikan terkait
penyelenggaraan sekolah dalam kerangka kerja yang ditetapkan oleh pusat terkait tujuan, kebijakan, kurikulum, standar, dan akuntabilitas.
Hal ini sesuai dengan Soenarko 2005 yang mengemukakan faktor-faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan, seperti: 1.
persetujuan, dukungan dan kepercayan masyarakat; 2. isi dan tujuan kebijakan haruslah dimengerti secara jelas terlebih dahulu; 3.
pelaksanaan haruslah mempunyai cukup informasi terutama mengenai kondisi dan kesadaran masyarakat yang menjadi kelompok sasaran; 4.
pemberian tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang memadai dalam pelaksanaan kebijakan.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan di SMP Negeri 3 Tarakan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang SPM telah mengatur tentang kuantitas dan kualitas layanan
minimal yang harus disediakan oleh setiap Pemerintah KabupatenKota cq Dinas Pendidikan, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Kantor
Kementerian Agama KabupatenKota serta setiap Satuan Pendidikan SDMI dan SMPMTs.
Dengan ditetapkannya SPM Bidang Pendidikan Dasar, setiap Pemerintah Daerah perlu melakukan evaluasi diri dan menyusun program
atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai SPM. Adapun faktor