5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pemahaman masyarakat pendidikan terhadap kondisi bangsa yang terkait dengan pengamalan Pancasila saat ini?
2. Perilaku Guru dan Murid seperti apakah yang harus dilakukan dan tidak dilakukan pada pendidikan yang berbudaya Pancasila?
3. Seberapa baik nilai-nilai Pancasila telah diimpleentasikan dalam pendidikan, khususnya di sekolah?
4. Model pendidikan seperti apakah yang berbasis Etika dan Budaya Pancasila?
C. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan:
1 Mengetahui pemahaman masyarakat pendidikan terhadap kondisi bangsa yang terkait dengan pengamalan Pancasila saat ini
2 Merumuskan perilaku Guru dan Murid seperti apakah yang harus dilakukan dan tidak dilakukan pada pendidikan yang berbudaya
Pancasila 3 Mengetahui nilai-nilai Pancasila yang telah diimplentasikan dalam
pendidikan, khususnya di sekolah 4 Menghaslkan model hipotetik pendidikan yang berbudaya Pancasila
b. Manfaat:
Secara umum hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan dalam perumusan kebijakan dalam mengembangkan model pendidikan yang
6 betbasis etika dan budaya Pancasila. Selanjutnya secara khusus hasil
penelitian ini akan bermanfaat dalam; 1 Pengembangan kurikulum pendidikan yang beretika dan berbasis
budaya Pancasila 2 Pengembangan model pembelajaran yang beretika dan berbasis
budaya Pancasila 3 Pengembangan pendidikan dan tenaga kependiikan yang profesional
dalam pembelajaran dan pengelolaan pendidikan yang berbudaya Pancasila
4 Pengembangan sistem evaluasi pembelajaran yang beretika dan berbasis budaya Pancasila
D. Sasaran dan Implikasi Kebijakan
Sasaran dalam penelitian ini adalah lembaga pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Hasil penelitian akan berimplikasi dalam
kebijakan pengelolaan pendidikan, khususnya pada pengembangan kurikulum dan materi pembelajaran, proses belajar mengajar dan
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Budaya
Secara etimologis pengertian budaya culture berasal dari kata latin colere, yang
berarti membajak
tanah, mengolah,
memelihara ladang
Poespowardojo, 1993. Namun pengertian yang semula agraris lebih lanjut diterapkan pada hal-hal yang lebih rohani Langeveld, 1993. Selanjutnya
secara terminologis pengertian budaya menurut Montago dan Dawson 1993 merupakan way of life, yaitu cara hidup tertentu yang memancarkan
identitas tertentu pula dari suatu bangsa. The American Heritage Dictionary mendefinisikan kebudayaan secara formal, “sebagai suatu keseluruhan dari
pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama,
kelembagaan dan segala hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia”. Selanjutnya Koentjaraningrat mendefinisikan budaya
sebagai “keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar”. Lebih lanjut Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga wujud yaitu:
a. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan lain-lain;
b. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat dan;
c. wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa budaya adalah sesuatu yang abstrak tetapi tetap memiliki dimensi yang mencolok, dapat didefinisikan dan dapat diukur