52 masing siklus terdiri dari empat tahap, adapun tahap-tahap model PTK
dimaksud menggambarkan adanya empat langkah dan pengulangannya, yang disajikan dalam bagan berikut ini.
Bagan 1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Mc Taggart Suharsimi arikunto, 2006:97
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke 1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya
berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan
dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain, objek pengamatan sudah lampau terjadi.
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaa
SIKLUS I Refleksi
Pelaksanaan
Pengamata
SIKLUS II
Perencanaa
Refleksi Pelaksanaan
Pengamata
53 Tahap 2: Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi
rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan kelas. Pelaksanaan harus sesuai dengan rancangan, tetapi harus pula bersikap wajar. Tentu saja
membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama tidak mengubah prinsip, hindari kekakuan.
Tahap 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan
tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Tahap 4: Refleksi atau pantulan yaitu kegiatan untuk mengemukakah kembali apa yang sudah terjadi. Istilah “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek peneliti dalam hal ini siswa yang
diajar, untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian adalah situasi kondisi dan tempat dimana responden melakukan kegiatan secara alami yang dipandang sebagai analisis dalam
penelitian Pardjono dkk, 2007:67. Setting penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :
a. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di SMK N 6 Purworejo. Alasan pemilihan
tempat di SMK N 6 Purworejo adalah kesediaan pihak sekolah untuk
54 dijadikan tempat penelitian dan hasil kompetensi belajar siswa kelas 2
Busana 1 yang masih rendah. b. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, waktu penelitian dilakukan pada saat
pemberian tindakan menggunakan model pembelajaran langsung dengan media job sheet. Waktu disesuaikan dengan jadwal pembelajaran
pembuatan saku passepoile dengan klep. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Pada penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa. Dalam penelitian ini yang dijadikan kriteria dan pertimbangan adalah nilai
atau hasil kompetensi belajar siswa pada materi pembuatan saku passepoile. Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti yang didasarkan atas kriteria dan pertimbangan tertentu.
Jumlah siswa secara keseluruhan pada kelas tersebut adalah 31 siswa, yang semuanya terdiri dari siswa perempuan. Guru pada mata
pelajaran Membuat Busana Pria di SMK N 6 Purworejo adalah Ibu
Warnidah, S.Pd yang banyak membantu kegiatan penelitian dan secara
antusias mendampingi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
55 yang baru dilaksanakannya yaitu model pembelajaran langsung dengan
media job sheet.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah model
pembelajaran langsung dengan media job sheet untuk siswa kelas 2 Busana 1 di SMK N 6 Purworejo.
D. Bentuk Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini mengambil bentuk kolaboratif dan partisipasi dimana anggota kelompok peneliti atau orang lain yang mampu secara kritis memberi
masukan selama peneliti melakukan tindakan dan pada tahap analisis serta refleksi Pardjono dkk, 2007:10. Jadi, kolaboratif artinya peneliti
berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru dalam pembelajaran pembuatan saku passepoile dengan klep, tergabung dalam satu tim untuk melakukan
penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam praktik pembelajaran.
Partisipatif artinya peneliti dibantu oleh teman sejawat terlibat secara langsung dalam penelitian. Peneliti menambah teman observer agar observasi
tindakan lebih mudah, lebih teliti, dan lebih obyektif, dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran membuat busana pria yang
bernama Ibu Warnidah, S.Pd yang bertindak sebagai pengajar.