44 saku di variasai dengan klep yang kemudian diselipkan pada lubang
bagian atas. Dalam pembuatan saku passepoille tidak harus divariasi
dengan klep begitu pula sebaliknya dalam pembuatan saku klep tidak selalu divariasaikan dengan passepoile, disesuaikan dengan disain dan
kebutuhan yang diinginkan. Berdasarkan Silabus Kompetensi Kejuruan Tata Busana SMK
Negeri 6 Purworejo dijabarkan dari tahapan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dari mata pelajaran membuat busana pria
antara lain:
Tabel 4. Silabus membuat busana pria kelas 2 semester genap
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR MATERI
PEMBELAJARAN
1. Mengelompokan macam-macam
busana pria − Mengidentifikasi ukuran
dan pecah pola yang akan digunakan untuk
membuat busana sesuai dengan kebutuhan
− Macam-macam busana pria:
Kemeja Celana
Piyama Jaket
2. Memotong bahan − Mengidentifikasi arah
serat, tekstur, corak kain sesuai dengan desain
− Meletakan pola di atas bahan dengan
memperhatikan efesiensi bahan
− Mengidentifikasikan teknik memotong sesuai
dengan SOP dan K3 − Mengenal arah serat
tekstur corak bahan sesuai dengan desain
− Meletakan pola sesuai dengan kebutuhan
− Teknik memotong sesuai dengan SOP dan K3
3. Menjahit busana pria
− Mengidentifikasi bagian- bagian busana sesuai
dengan kebutuhan − Mengidentifikasi bagian-
bagian busana yang akan dijahit sesuai dengan
prosedur − Menjahit bagian-bagian
busana − Menjahit bagian-bagian
busana sesuai dengan K3 Saku
passepoile dengan klep
45
4. Menyelesaikan busana pria dengan
alat jahit tangan − Mengidentifikasi bahan
pelengkap dan finishing sesuai dengan kebutuhan
− Bahan-bahan pelengkap yang digunakan untuk
penyelesaian finishing − Alat-alat jahit tangan
yang dibutuhkan untuk penyelesaian
− Teknik pemasangan pelengkap busana
5. Mengerjakan pengepresan
− Mengidentifikasi maksud dan tujuan pengepresan
− Menigentifikasi alat, bahan yang akan dipres
− Tujuan pengepresan sesuai dengan kebutuhan
peralatan dan bahan yang akan dipilih
6. Menghitung harga jual
− Rancangan harga − Membuat rancangan
harga
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan penelitian di kelas 2 busana 1 dengan jumlah siswa sebanyak 31
siswa. Adapun materi yang akan diteliti mengenai menjahit bagian- bagian busana yaitu pembuatan saku passepoile dengan klep yang
akan diwujutkan pada celana pria. Adapun teori yang digunakan
dalam pembuatan saku passepoile dengan klep mengenai menjahit
bagian-bagian busana yang diwujudkan dalam bentuk celana pria ini sebagai berikut:
Langkah-langkah pembuatan saku passepoile dengan klep sebagai berikut:
1 Gunting bagian-bagian saku masing-masing 1x, perhatikan arah seratnya dan gunting vliseline sesuai dengan pola
2 Jahit terlebih dahulu lipit pantas kupnat pada celana 3 Gambar pola saku pada lapisan utama kumai serong dan bahan
utama, selebar telapak tangan ditambah 2 cm untuk kelonggaran
4 Lekatkan vliseline pada bagian-bagian saku dengan diseterika 5 Menjahit klep
6 Satukan antara kumai serong dan bahan utama bagian baik kain
berhadapan dengan bagian baik kain serta kantong saku dan bahan utama tepat pada tanda pola saku bagian dalam bagian
baik kain berhadapan dengan bagian buruk kain tempat saku
46 7 Jahit tepat pada garis pola saku
8 Guntinglah bagian tengah dari jahitan, 1 cm sebelum berakhir, guntingan diarahkan ke sudut
9 Balik kumai serong ke bagian buruk dan kumai serong bagian atas dan bawah membentuk passapoille selebar ½ cm kemudian
diseterika 10 Jahit kedua sisi segitiga diujung saku dan bagian atas-bawah
11 Jahit bagian bawah dari lapisan bagian utamapakaian tidak terjahit
12 Jahit lapisan utama pada kantong saku dengan disetik tepi 13 Selipkan kleppenutup pada lubang bagian atas, klepnya
menghadap kebawah 14 Kampuh saku klep bagian atas jahit pada lapisan bahan rompok
di bagian dalam tidak kena pada bahan utamapakaian 15 Jahit sisi saku
16 Mengobras kampuh pada kantong saku 17 Selesailah pembuatan saku passepoile dengan klep
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti berikut dapat menjadi kajian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil
penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan terhadap penelitian yang dilaksanakan.
1. Hasil penelitian dari I Gusti Lanang Agung Parwata April, 2008 dalam
judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA VCD UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PERKULIAHAN ATLETIK I”. Hasil penelitian pada siklus I
menunjukkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa tergolong cukup aktif dengan skor rata-rata sebesar 8,4 dan hasil belajar mahasiswa dengan
47 persentase yang memperoleh nilai B ke atas sebesar 27 12 orang.
Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I, di mana aktivitas mahasiswa tergolong aktif dengan skor
rata-rata sebesar 9,9 dan hasil belajar mahasiswa dengan persentase yang memperoleh nilai B ke atas sebesar 47 21 orang. Sedangkan hasil
penelitian yang diperoleh pada siklus III juga meningkat dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Aktivitas belajar mahasiswa tergolong aktif
dengan skor rata-rata sebesar 10,4 dan hasil belajar mahasiswa dengan persentase yang memperoleh nilai B ke atas sebesar 77 34 orang. Jadi
sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung
berbantuan VCD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan atletik I.
2. Hasil penelitian dari Wawan Setiawan
dkk Juni, 2010 dalam judul “
PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DIRECT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK RPL
”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai kognitif setelah pembelajaran. Data hasil pretest
diperoleh ratarata nilai sebesar 40,5 dan posttest sebesar 72,8, dengan indeks sebesar 0,53. Berdasarkan kriteria efektifitas, indeks tersebut
berada pada kategori efektifitas sedang. Untuk siswa prestasi tinggi diketahui indeks sebesar 0,59 dan siswa prestasi rendah sebesar 0,49.
48 Kedua indeks tersebut berada pada kategori sedang. Sehingga, tidak
terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa antara kelompok atas dan kelompok bawah.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori di atas bahwa permasalahan yang akan penyusun bahas adalah tentang kompetensi pembuatan saku passepoile dengan klep
melalui model pembelajaran langsung dengan media job sheet. Menurut data yang diberikan oleh guru bahwa hasil belajar sebagian siswa masih kurang
pada kompetensi pembuatan saku passepoile. Siswa belum mencapai nilai sesuai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Selama ini nilai rata-rata baru
dituntaskan oleh siswa sebanyak 54.8 siswa. Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan konsep danatau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1
transformasi dan ketrampilan secara langsung; 2 pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; 3 materi pembelajaran yang telah terstuktur; 4
lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan 5 distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya
menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder
Dalam pembuatan saku passepoile dengan klep ditentukan oleh pemahaman terhadap-tahapan atau urutan proses pembuatan suatu benda
keterampilan. Kejelasan urutan tersebut didukung oleh media dengan , gambar, peragaan, dan sebaganya.