71 Setelah butir instrumen disusun kemudian peneliti
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang instrumen yang telah disusun, selanjutnya meminta pertimbangan dari para ahli judgment
experts untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis untuk mengetahui butir-butir tersebut dapat mewakili apa yang hendak diukur atau belum.
Para ahli yang diminta pendapatnya antara lain: ahli materi, ahli model pembelajaran, ahli media dan ahli evaluasi.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila mampu menghasilkan ukuran yang relatif tetap meskipun dilakukan berulang kali. Reliabilitas suatu alat
pengukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur Arif Furchan, 2007: 310. Reliabilitas adalah suatu pengetian yang
menunjuk hasil dari suatu pengukuran yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Reliabilitas sama dengan konsistensi keajegan. Setelah melakukan uji validitas instrumen, maka selanjutnya untuk
mengetahui keajegan instrumen yang akan digunakan maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk memperoleh
instrumen yang benar-benar dapat dipercaya keajegannya atau ketetapannya. Instrumen yang diuji reliabilitas yaitu :
a. Tes Untuk uji reliabilitas instrumen tes menggunakan antar reter,
yaitu kesepakatan antar pengamat. Reliabilitas diukur dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kurder dan Richardson
72 karena alat evaluasi yang digunakan berbentuk tes obyektif pilihan
ganda dan menurut Suharsimi Arikunto 2001:103 rumus K-R 20 ini cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan
rumus yang lain. Rumus K-R. 20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson tersebut adalah:
Dimana: r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya butir soal p = proporsi subjek yang menjawab item benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah q= 1 – p S = simpangan baku
Σpq = jumlah perkalian antara p dan q
Suharsimi Arikunto 2009:100
Hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil pengujian diperoleh nilai reliabilitas sebesar
0,839. Hal ini berarti instrumen dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut telah reliabel.
b. Observasi Uji reabilitas yang digunakan dalam lembar observasi ini yaitu
Antar-Rater yaitu instrumen dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli model pembelajaran. Uji reliabilitas yang akan melakukan ratings,
prosedur ini ditempuh dengan tujuan untuk menguji apakah penilai atau rater mampu memberikan penilaian yang sama dengan rater lain. Jika
n S²- ∑pq
r11 = n-n1 S²
73 ternyata penilaiannya sama atau konsisten antar rater yang satu dengan
rater yang lainnya, maka kedua rater ini layak untuk dipakai. c. Lembar Penilaian Unjuk kerja
Untuk uji reliabilitas instrumen unjuk kerja menggunakan antar reter, yaitu kesepakatan antar pengamat Ahmad Rohani, 2008: 5.
Oleh karena itu kriteria penilaian untuk para ahli dalam penelitian ini disusun dengan cara pengelompokkan skor interval nilai. Untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas lembar penilaian unjuk kerja ini berbentuk checklist dengan skala penilaian yaitu ya = 1, dan tidak = 0,
dimana jumlah itemnya adalah 4 Setelah diperoleh hasil pengukuran dari tabulasi skor langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
1 Menentukan jumlah kelas interval, yakni 2, karena membutuhkan jawaban yang pasti dengan menggunakan skala Guttman.
2 Menentukan rentang skor, yaitu skor maksimum dan skor minimum.
3 Menentukan panjang kelas p, yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas.
4 Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar. Dengan demikian dalam penelitian ini mengukur penilaian
unjuk kerja dengan menentukan kelayakan dari lembar unjuk kerja tersebut, yaitu diperlukan jumlah butir valid dengan nilai terendah
diperoleh skor maksimum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: