Permasalahan Eksternal Capaian Kedeputian TIEM 2010 dan 2014

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 6 tenaga konsultan dalam penyusunan regulasi terkait aplikasi polimer di bidang pangan dan medis.

1.2.3. Permasalahan a. Permasalahan Internal

 Sumberdaya manusia SDM yang berstatus sebagai PNS jumlahnya masih sangat terbatas dimana kompetensi manajerial dan perilaku SDM masih lemah.  Masih rendahnya insentif bagi pegawai dibanding beban kerjanya dan terbatasnya dana pengembangan investasi bagi keperluan pengembangan teknologi baik hardware dan software serta infrastruktur pendukungnya.  Lokasi kedeputian TIEM sebagian besar adalah di kawasan PUSPITEK Serpong yang jauh dari pusat bisnis dan pusat pemerintahan; sehingga memakan waktu jika mau menjalin kerjasana dengan pihak di pusat Jakarta.  Peralatan laboratorium sebagian sudah tua dan masih perlu dilengkapi.

b. Permasalahan Eksternal

 Produktivitas intelektual yang sangat rendah, daya saing industri berbasis TIK yang masih rendah, kesenjangan digital hingga pelanggaran hukum berkaitan dengan HKI bidang TIK adalah di antara persoalantantangan serius bidang TIK.  Penggunaan energi terbarukan masih sangat rendah, yakni hanya sekitar 3 dari energi final total yang disebabkan antara lain masih diberikannya subsidi untuk sumber energi fosil seperti BBM. Agar pemanfaatan sumber energi terbarukan dapat lebih cepat diperlukan keberpihakan dari pemerintah, baik dalam bentuk dukungan pendanaan maupun kebijakan khusus. Namun demikian, penguasaan teknologi juga penting dan menjadi syarat utama dalam rangka peningkatan kemandirian bangsa dan daya saing industri. Untuk mendorong percepatan penguasaan teknologi energi baik dari segi bahan bakar maupun kelistrikan perlu juga didukung oleh kegiatan penelitian dan perekayasaan. Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 7  Iklim politik yang kurang mendukung kegiatan inovasi teknologi terutama teknologi di hulu seperti teknologi material juga menjadi permasalahan utama di bidang pengembangan material bahan baku.

1.3. Capaian Kedeputian TIEM 2010 dan 2014

Kondisi saat ini menunjukkan, bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai hasil penelitian, kerekayasaan dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh kelompok industri dan masyarakat. Beberapa capaian BPPT selama periode 2010-2014 antara lain : BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI: E-Service E-KTP; E-voting; E-government Penyelenggaraan sistem elektronik untuk E-Services saat ini sangat dibutuhkan, sebagai salah satu upaya optimalisasi pemanfaatan KTP Elektronik yang telah menjadi program nasional sejak tahun 2009, dimana NIK nomor induk kependudukan yang unik merupakan basis utama penyaluran layanan pemerintah dan dunia usaha kepada masyarakat serta pengembangan demokrasi. Selain itu KTP elektronik digunakan dalam otentikasi pada pemilihan mengunakan peralatan elektronik. Pada akhirnya produk perangkat pembaca dan perangkat pemilu elektronik diproduksi oleh industri dalam negeri sehingga meningkatkan produktivitas industri nasional. Perisalah Perisalah adalah sistem pembuat risalah dan resume pertemuan menggunakan teknologi pengenal wicara speech recognition dan peringkas dokumen document summarization dengan bahasa Indonesia. Perisalah merekam suara percakapan manusia dan mengubahnya langsung menjadi teks secara real time, runut sesuai jam, menit dan detiknya. Multimedia Digital Network MDN Kegiatan MDN mewadahi beberapa aktifitas terutama dalam hal penyelenggaraan siaran TV Digital. Dimulai tahun 2010, BPPT telah melakukan penelitian dan pengembangan Sistem Peringatan Dini Early Warning Systems – Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 8 EWS pada siaran TV Digital di Indonesia. Dan atas usulan BPPT, Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Menteri yang mengatur tentang kewajiban industri perangkat penerima siaran TV digital Set Top Box - STB maupun pesawat televisi digital yang akan dijual di Indonesia, diharuskan mempiliki fitur EWS. Untuk menjamin kualitas dari EWS, maka BPPT menjadi salah satu institusi yang berhak melakukan pengujian terhadap fitur ini. Automatic Dependent Surveillance – Broadcast ADS-B Tujuan program adalah menjaga kedaulatan atas ruang udara Indonesia dengan menyiapkan implementasi teknologi CNSATM yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas layanan bagi penerbangan sipil dengan meningkatkan keselamatan dan efisiensi penggunaan ruang udara untuk penerbangan domestik maupun internasional serta peningkatan partisipasi berbagai institusi pemerintah, BUMN dan industri swasta nasional. Program yang telah dilaksanakan adalah Penyempurnaan platform pengujian teknologi baru CNSATM dengan fokus pada sub-sistem ADS-B Receiver, ADS-B data processor dan Radar display HMI. Pengembangan, pengujian dan pemanfaatan ”Sistem Pemantauan Penerbangan Berbasis ADS- B” di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Hasil program sampaidengan 2014 adalah berupa Rekomendasi Pengembangan dan Pengujian Prototipe Sistem Pemantauan Penerbangan Berbasis ADS-B di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Dan Rekomendasi Pengembangan Prototipe ADS-B Receiver berstandar RCTA DO-260A yang siap dikembangkan oleh Industri nasional.Dua 2 rekomendasi BPPT ini disampaikan kepada Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan dan Perum LPPNPI Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia. BIDANG ENERGI KELISTRIKAN: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP Skala Kecil Kegiatan ini difokuskan pada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP skala kecil hingga kapasitas 3 MW dengan menerapkan teknologi condensing turbine and binary cycle melalui kerjasama dengan industri Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 9 manufaktur dalam negeri seperti PT. Nusantara Turbin dan Propulsi manufaktur turbin, PT. Pindad generator, PT. Boma Bisma Indra condenser, demister, jet ejector, dan lain-lain dengan target meningkatkan tingkat komponen dalam negeri TKDN secara maksimal. Pilot plant PLTP condensing turbine dengan kapasitas 5 MW telah dibangun di lapangan panas bumi Kamojang, Jawa Barat, melalui kerjasama dengan PT. Pertamina Geothermal Energy suplai uap panas bumi dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat menyediakan lahan, serta PT. PLN penyaluran listrik. Pilot plant PLTP binary cycle dengan kapasitas 100 kW dibangun di lapangan panas bumi Wayang Windu, Jawa Barat, melalui kerjasama dengan Star Energy Geothermal Ltd. menyediakan brine dan lahan. Pada Tahun 2012 telah diselesaikan: Prototip Komponen Turbin PLTP 5 MW, Pilot Plant PLTP Binary Cycle 100 KW. Sedangkan dalam Tahun 2013 dilaksanakan: Pengujian Kinerja PLTP 3 MW, Pengujian Pilot Plant PLTP Binary Cycle 100 KW, dan Pilot Plant PLTP Binary Cycle. Audit Energi di Industri Pada kegiatan ini terdapat dua sub kegiatan yaitu perekayasaan peralatan hemat energi dan penerapan manajemen energi. Salah satu output dari kegiatan ini adalah rekomendasi teknologi salah satunya teknologi kogenerasi. Penerapan teknologi kogenerasi yang direkomendasikan oleh Balai Besar Teknologi Energi- BPPT telah diterapkan di PT. Semen Padang dimana salah satunya adalah penerapan Waste Heat Recovery Boiler yakni pemanfaatan gas panas buang dari Kiln sebagai pembangkit tenaga listrik. Proyek tersebut pada perkembangannya dilakukan bekerjasama dengan NEDO - Jepang dan selesai pada tahun 2011 yang menghasilkan penghematan di bidang energi listrik sebesar ± Rp. 30 Milyar Tahun. Dalam hal penerapan manajemen energi, pada tahun 2014 telah dipasang prototipe Sistem Informasi Managemen Energi SIME yang di terapkan di Gedung B2TKE, BPPT gedung 620 Kawasan Puspiptek Serpong. Dengan adanya prototipe ini, maka kegiatan ini telah membantu pemerintah dalam Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 10 program penerapan teknologi efisiensi energi khususnya program konservasi energi. Pelaksanaan audit energi di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Pemerintah PP No.79 tahun 2009 dan Peraturan Menteri PerMen ESDM No 14 tahun 2012 yang menyatakan bahwa pengguna energi sebesar 6000 TOE atau lebih wajib melakukan audit energi secara berkala. Audit energi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai pemakaian energi di organisasiperusahaan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan efisiensi penggunaan energi melalui identifikasi sumber pemborosan energi dan memberikan rekomendasi langkah-langkah penghematan energi. Tahapan proses audit energi adalah meliputi kegiatan; a Survey b Pengukuranaudit di lapangan c Analisis data d Identifikasi peluang penghematan energi e Penyusunan rekomendasi penghematan energi No Cost, Low Cost, MediumHigh Cost Investment f Penyusunan laporan Kegiatan audit energi di industri ini difokuskan pada salah satu industri padat energi seperti Industri Kimia, Industri Baja, Industri Manufaktur, Industri Pulp dan Paper, Agro Industri dan industri tekstile. Hasil kegiatan ini berupa rekomendasi langkah-langkah penghematan energi yang dapat diimplementasikan oleh industri mitra dan penyusunan benchmarking intensitas konsumsi energi di industri sebagai referensi nasional. Smart Micro Grid Yaitu terlaksananya Pelayanan inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas serta alih Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida, untuk dayasaing industri yaitu berupa rekomendasi tentang Pengembangan Teknologi Smart Micro Grid Sumba. BIDANG BAHAN BAKAR: Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 11 Penerapan Pure Plant Oil PPO sebagai Bahan Bakar Subtitusi Solar. Penerapan PPO untuk pembangkit listrik juga telah menjadi keluaran kedeputian TIEM yaitu diterapkannya subtitusi bahan bakar solar menggunakan bahan bakar PPO untuk pembangkit listrik. Untuk penerapan pada gas turbin juga telah dilakukan di PLN Sumatra Barat. Up-grading Batubara Untuk PLTU Untuk bidang energi fosil pengujian coal up-grading dari berbagai sumber batubara telah dilakukan dalam rangka pengujian dan teknology clearing house, sehingga sudah mempunyai modal kuat untuk melakukan implementasi di masa mendatang. Program ini juga telah bekerjasama dengan mitra industri dalam degeri dan luar negeri. Demikian juga tentang penerapan teknologi gasifikasi untuk pembangkit listrik telah dilakukan piloting dan pengujian. Disamping itu juga telah dilakukan prototiping untuk tar upgrading yaitu pengolah limbah tar produk gasifikasi menjadi minyak setara dengan kerosin. Biogas Bahan bakar biogas merupakan bahan bakar yang diperoleh dengan teknologi yang relative sederhana dan telah diterapkan sebagai suatu percontohan di Propinsi Lampung. Biodiesel Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan pengganti minyak solardiesel yang dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani. Biodiesel generasi pertama dibuat melalui proses transesterifikasiesterifikasi. Sampai dengan saat ini, BPPT telah mengembangkan proses produksi biodiesel generasi pertama dan membangun setidaknya 12 pabrik biodiesel di seluruh Indonesia. Berbagai inovasi produksi biodiesel terus dilakukan, diantaranya inovasi untuk pemurnian biodiesel melalui proses pencucian kering dengan menggunakan sistem yang sederhana dan biaya operasi yang rendah. Pabrik Biodiesel yang dikembangkan BPPT ini, didisain mampu mengolah minyak dengan kandungan lemak jenuh bebas kurang dari 4, dengan kapasitas 3 ton per hari yang. Proses komisioning sudah dilaksanakan untuk menguji kinerja baik proses maupun peralatan dengan spesifikasi biodiesel yang diproduksi sudah memenuhi target SNI 7182:2012. Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 12 BPPT juga berperan aktif mendukung program pemerintah untuk mendorong pemakaian campuran biodiesel ke dalam minyak solar sampai dengan 20 B- 20, melalui uji jalan dan sosialisasi pemanfaatan B-20 di seluruh Indonesia bekerjasama dengan Kementerian ESDM. BIDANG TEKNOLOGI MATERIAL: Teknologi Implant untuk Alat Kesehatan. Implan stainless steel 316L dikembangkan untuk menjawab kebutuhan implan generik murah dan berkualitas dalam rangka mendukung program BPJS Kesehatan. Implan stainless steel 316L dibuat melibatkan industri pengecoran lokal menggunakan bahan baku feronikel produk nasional PT. Aneka Tambang. Penguatan teknologi produksi material meliputi pemurnian, pemaduan stainless steel 316L di dapur induksi berbasis bahan baku feronikel lokal serta pembuatan implan menggunakan teknologi investment casting. Penguatan proses produksi dilakukan dengan teknologi pengecoran investment casting dalam meningkatkan kapasitas produksi implan dengan geometri produk yang presisi. Teknologi investment casting sebagai teknologi produksi masal masih bisa dioptimasikan melalui pemilihan casting lay-out, disamping peningkatan mutu kualitas produk cor. Hasil inovasi dalam skala laboratorium ini untuk selanjutnya perlu ditingkatkan dalam skala produksi untuk mendapatkan outcome dan impak dari kegiatan. Pengolahan Karet Alam BPPT melalui program “Revitalisasi Sarana Produksi Kompon dan Vulkanisir Ban” berupaya mendorong peningkatan penggunaan karet sebagai bahan baku industri hilir dengan melakukan peran memperbaiki teknologi yang ada melalui peningkatan efisiensi proses dan tingkat keamanan safety level terhadap sarana produksi. Program ini telah memberikan impact berupa kemampuan mengolah bahan karet menjadi bahan baku kompon dan vulcanisir bahkan sampai produk hilir karet sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi. Keluaran dari kegiatan ini adalah beroperasinya sarana produksi kompon karet yang menggunakan bahan baku karet alam lokal sebagai bahan baku industri Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 13 karet. Industri hilir karet yang akan didukung oleh sarana produksi ini antara lain industri komponen otomotif dan vulkanisir ban. Dengan adanya pasokan kompon karet yang diproduksi secara lokal, diharapkan akan tumbuh industri barang jadi karet lokal. Untuk jangka panjang, inovasi pengolahan karet mentah sebagai barang baku industri hilir, termasuk barang jadi karet, perlu dilakukan lebih banyak lagi agar semakin mendorong terjadinya hilirisasi penyerapan karet alam di industri. Rumah Komposite Rumah Polimer Ringan Tanggap Darurat Rumah tinggal adalah kebutuhan dasar rakyat merupakan salah satu indikator kesejahteraan yang diperlukan untuk menggerakkan ekonomi. Perhatian khusus diberikan terutama untuk daerah bencana alam dan daerah yang sebagian besar penduduknya memiliki kemampuan ekonomi yang lemah, misalnya daerah terpencil dan daerah pesisir. Sebagai sebuah inovasi penyediaan sarana tempat tinggal secara cepat, mudah didistribusikan, dibangun, serta tahan korosi dan gempa, maka BPPT telah mengembangkan sebuah rancang bangun rumah polimer tanggap darurat yang memiliki konsep ringan dan knock down menggunakan perpaduan komponen komposit sintetis dan bahan alam. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi kendala konektivitas di remote area akibat keterbatasan dan mahalnya sistem transportasi apalagi ketika infrastruktur jalan dan jembatan rusak akibat bencana sehingga menyulitkan pengiriman bahan bangunan. Prototip rancangan rumah tinggal ini merupakan solusi teknologi. Kedepan, solusi teknologi ini akan lebih dipacu untuk industrialisasinya sehingga memberikan kontribusi bagi penyediaan kebutuhan rumah tinggal dan pemukiman. Logam Tanah Jarang LTJ Logam tanah jarang LTJ oksida merupakan bahan baku untuk pembuatan produk berteknologi canggih dan berkekuatan tinggi. Unsur-unsur LTJ oksida mempunyai ciri istimewa yaitu mampu bereaksi dengan unsur-unsur lain untuk menghasilkan sesuatu yang baru. LTJ oksida mampu menghasilkan neomagnet yaitu magnet berkekuatan tinggi mencapai 10-20 kali magnet biasa sehingga memungkinkan munculnya dinamo kuat yang mampu menggerakkan Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 14 mobil. LTJ dan unsur oksidanya juga mampu meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas sehingga mineral ini dapat ditambahkan pada pembuatan baja berkekuatan tinggi. LTJ juga digunakan sebagai bahan pembuat superkonduktor, laser, optik elektronik, glass dan keramik. Mineral ini juga dibutuhkan dalam pembuatan berbagai peralatan vital militer, mulai dari sonar kapal perang, alat pembidik meriam tank, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali. Pendek kata, hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir membutuhkan LTJ. Keperluan LTJ dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia dan unsur oksidanya mencapai 134.000 ton, sementara kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012, kebutuhan dunia mencapai 180.000 ton. Sebagai negara yang menguasai 97 persen LTJ dunia, China mampu mengoptimalkan pemanfaatan LTJ untuk menunjang perkembangan industri mereka. Dengan produksi LTJ yang besar dan kemampuan menggunakannnya, China mampu membangun industri elektronik nasional yang kuat. Saat ini China menguasai hampir semua lini industri dengan harga yang sangat kompetitif, mulai dari industri elektronik seperti komponen komputer, televisi, monitor dan handycam hingga industri manufaktur seperti industri baja, otomotif dan lainnya. Sadar akan pentingnya LTJ dalam menghasilkan produk teknologi tinggi dengan nilai tambah yang tinggi, sejak tahun 2007 China menurunkan kuota ekspor secara bertahap sehingga pada 2010 ekspor LTJ China tinggal 50 dibanding tahun 2005. Kegiatan riset kajian telah dilaksanakan untuk mengidentifikasi tantangan penguasaan teknologi nanomaterial logam tanah jarang untuk menghasilkan material yang bernilai tambah tinggi dengan memanfaatkan bahan baku lokal sehingga dapat memacu pertumbuhan industri hilir secara bertahap seperti aplikasi untuk Solid Oxide Fuel Cell SOFC, sensor, phosphor display, baterei, magnet, hydrogen storage, semikonduktor, superkonduktor, dan lain sebagainya. Logam Tanah Jarang adalah suatu kelompok yang terdiri dari 17 unsur dalam tabel periodik yang terdiri dari 15 unsur grup lantanida ditambah Scandium dan Yttrium. Scandium dan Yttrium dimasukan sebagai rare earth element REE karena cenderung hadir dalam deposit yang sama dengan grup lantanida dan Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 15 memperlihatkan kesamaan sifat sifat kimia IUPAC, International Union of Pure and Applied Chemistry. Material Energi Peluang bisnis di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya demikian besar. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4.8 KWhm2 setara 112.000 GWp sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa. Sumber energi yang mengandalkan pemanfaatan fosil tidak lama lagi bakal berakhir. Kebutuhan listrik terus meningkat sesuai dengan kemajuan masyarakat. Apabila pemerintah kurang berhasil memenuhinya keadaan menjadi masalah besar. Energi listrik yang mampu dipasok oleh PLN baru 1500-2000 MW. Oleh karena itu, PLN sering melakukan pemadaman listrik bergilir. Proyek listrik 10.000MW yang sudah selesai dibangun belum mampu memenuhi permintaan listrik yang terus melonjak tiap tahun. Diharapkan agar sumber energi alternatif tidak hanya bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, dan juga ramah lingkungan. Energi yang paling sesuai adalah energi surya. Pembangunan industri sel surya nasional sudah harus disiapkan segera, karena selain merupakan peluang bisnis yang sangat besar, juga untuk memperkuat kedaulatan energi nasional di sektor pembangkitan energi baru terbarukan. Demikian pula penyiapan industri bahan baku sel surya, yaitu industry wafer silikon polikristal yang dimodifikasi menjadi mono-like silikon sudah sangat mendesak. Pasokan industri wafer tidak hanya untuk dalam negeri namun dapat lebih luas lagi. Kegiatan riset telah diawali dengan mengidentifikasi pasokan bahan baku bagi industri sel surya nasional yang dapat disediakan secara mandiri di dalam negeri dapat meningkatkan daya saing disektor industri. Kedepan, kegiatan prototyping pembuatan silikon grade photovoltaic perlu didorong untuk memicu terwujudnya industri baru dibidang energi terbarukan berbasi energi surya. Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 16

BAB II TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pemerintah non kementerian, maka BPPT mempunyai kewenangan dalam penyusunan rencana nasional secara makro yaitu: 1 Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi; dan 2 Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan pelaksanaan audit teknologi. Visi BPPT adalah Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk mewujudkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa. Sedangkan Misi BPPT yang terkait dengan kedeputian TIEM adalah melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi di Bidang Teknologi Informasi, Energi, Industri Kimia dan Material sesuai dengan Misi BPPT No. 4 Penyusunan Renstra TIEM 2015 – 2019 dilakukan dengan mempertimbangkan lingkungan strategis dan kondisi terkini serta mengacu pada prioritas dan strategi pembangunan yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2015 – 2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005 -2025 serta TUPOKSI BPPT. Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek difokuskan pada 7 tujuh bidang prioritas, yaitu : i pembangunan ketahanan pangan, ii penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan iii pembangunan teknologi transportasi, iv penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, v pengembangan teknologi pertahanan, vi pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan, dan vii pengembangan teknologi material maju.

2.1 Tujuan Kedeputian TIEM

Berkaitan dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT , kedeputian TIEM melaksanakan tujuan BPPT No 6, yaitu peningkatan daya saing di bidang teknologi informasi, komunikasi dan material, dan tujuan BPPT No.7,