Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 38
gas-gas sistesis dari bahan bakar lainnya sehingga dapat dihasilakan bahan bakar yang cukup.
Untuk peningkan ketersediaan pasokan bahan bakar perlu dilakukan upaya untuk memanfaatkan potensi sumber minyak maka upaya pemanfaatan
kilang mini sangat diperlukan.
3. Terwujudnya hasil layanan teknologi di bidang perencanaan dan optimalisasi sistem energi nasional
Perencanaan energi nasional adalah mutlak diperlukan untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang optimum. Hal ini disadari
karena energi memegang peranan yang cukup penting di dalamnya. Untuk itu Kajian outlook energi di BPPT berharap bisa menjadi rujukan utama nasional
dan merupakan outcome kedeputian TIEM.
4. Terwujudnya hasil inovasi dan layanan teknologi industri kimia.
Permasalahan utama industri petrokimia ada pada 3 komponen yaitu teknologi, bahan baku dan katalis yang semuanya masih bergantung pada
lisensi asing, ditambah dengan permasalahan penggunaan pupuk nasional yang tidak efisien menyebabkan beban subsidi pemerintah yang cukup tinggi
yaitu mencapai Rp. 18 trilyuntahun. Keppres No. 4 tahun 2010 tentang revitalisasi industri pupuk nasional ditindaklanjuti oleh pemerintahdengan
menyediakan dana untuk melakukan optimalisasi pabrik pupuk yang ada dan membangun pabrik pupuk baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 3
juta tontahun menjadi 7 juta tontahun. Dengan melihat potensi tersebut, dan modal invensi pupuk SRFCRF
yang mampu menghemat penggunaan pupuk 30-50, Kedeputian TIEM melanjutkan kegiatan pengembangan kedepan untuk menghasilkan paten
yang dimanfaatkan oleh mitralisensi pupuk SRFCRF kapasitas 10.000 –
100.000 tonth dan dilengkapi dengan pupuk mikro nutrient 1.000 – 10.000
tonth yang diharapkan dapatmengurangi beban subsidi sekitar Rp.5,4 trilyun per tahun. Sedangkan faktor hambatan eksternal BPPT antara lain: banyak
perusahaan yang terikat oleh peraturan prinsipal di luar negeri, serta political will pemerintah lemah misalnya aturan tentang royalty untuk peneliti dan
Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 39
perekayasa. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu disusun strategi yang mencakup apa yang ingin dicapai, langkah-langkah dan tahapan
untuk mencapainya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian dimaksud.
FORMULASI STRATEGIS
Program Inovasi Teknologi Industri Petrokimia mendukung program prioritas nasional pembangunan kedaulatan pangan, terutama dalam hal
peningkatan produksi padi dan pangan lainnya. Sebagai outcome dari program ini adalah dimanfaatkannya teknologi produksi pupuk SRFCRF oleh
mitra industri dengan kapasitas 10.000 – 100.000 ton per tahun. Beberapa
impact yang dapat dicapai dari implementasi pupuk SRFCRF diantaranya : menghemat penggunaan pupuk sekitar 30
– 50, fleksibelitas formulasi pupuk yang dihasilkan menyesuaikan dengan spesifikasi lokasi speklok dan
komoditas, memulihkan kesuburan lahan karena matriks yang digunakan, mengurangi beban subsidi sekitar Rp. 5 - 9 Trilyun per tahun, meningkatkan
panen rata-rata sekitar 10. Sesuai dengan target yang diharapkan maka pada tahun 20172018 pupuk SRFCRF sudah diproduksi dan didistribusikan
oleh mitra. Mitra pengguna teknologi ini antara lain Industri Pupuk BUMN, BUMDPerusda, swasta.
Adapun untuk mengatasi shortage gas alam sebagai bahan baku petrokimia pupuk, maka diharapkan adanya sumber gas alternative yang
diperoleh melalui inovasi teknologi produksi syngas. Syngas ini dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku batubara maupun biomassa
yang berlimpah di Indonesia. Program migas diharapkan menghasilkan penguasaan teknologi kilang mini dalam rangka mendukung program prioritas
nasional pembangunan
kedaulatan energy,
khsususnya kegiatan
pembangunan kilang minyak yang dicanangkan secara nasional. Kilang Mini
Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 40
ini dipersiapkan untuk daerah, remote area yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Indikator Kinerja :
Jumlah inovasi teknologi produksi BBN yang dimanfaatkan dengan target kinerja 1 inovasi teknologi.
Jumlah inovasi teknologi pupuk SRFCRF yang dimanfaatkan, dengan target kinerja 1 inovasi teknologi.
Ringkasan Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM
Secara ringkas Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM dapat ditabulasikan sebagai berikut :
No Sasaran Program
Indikator Kinerja Program Target
Anggaran Rp M
SP 1 Meningkatnya layanan teknologi e-
services berbasis
identifikasi danatau sertifikat elektronik
KTP-el dan
Sertifikat dijital
yang dimanfaatkan mitra.
Jumlah layanan e-Governement dan e-business
berbasis identifikasi
danatau sertifikat elektronik 2
15,7 Jumlah infrastruktur TI berkeamanan
yang dapat digunakan bersama 1
16,8 Jumlah inovasi teknologi intelligent
computing untuk human information processing
2 13,3
SP 2 Terimplementasikan nya
teknologi elektronika navigasi
untuk keselamatan transportasi
Jumlah layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk
transportasi 3
53,75 Jumlah paket teknologi konvergensi
yang dimanfaatkan
untuk telemedicine
5 43,63
SP 3 Meningkatnya penggunaan
material biocompatible dalam
negeri Persentase
penggunaan material
biocompatible di
rumah sakit
orthopedi terpilih 10
9,67
Jumlah inovasi teknologi material pengolahan
bahan baku
yang dimanfaatkan oleh industri
1 37,61
Jumlah layanan sertifikasi material danatau
produk polimer
yang dimanfaatkan oleh industri
5 20
SP4 Termanfaatkannya
penggunaan energi terbarukan
EBT Jumlah layanan TCH PLTP binary
cycle 500 kW yang beroperasi 1
4 Jumlah PLTP condensing turbin 3
1
Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 41
untuk pembangkit
listrik MW yang beroperasi
36 Jumlah layanan kunjungan edukasi
teknopark EBT Baron 4000
29,5 Jumlah Sertifikat pengujian energi
terbarukan 230
- SP5 Termanfaatkannya
rekomendasi audit
energi Persentase
peningkatan efisiensi
energi di industri yang menerapkan rekomendasi audit energi
10 12,8
Jumlah layanan pengujian efisiensi peralatan pengguna listrik
20 -
SP6 Termanfaatkannya layanan
teknologi produksi
Bahan Bakar Nabati BBN
Jumlah inovasi teknologi produksi BBN yang dimanfaatkan
1 24,38
SP7 Termanfaatkannya inovasi
teknologi industri petrokimia
Jumlah inovasi teknologi pupuk Slow Release
Fertilizer SRF
yang dimanfaatkan
1 19,42
2.3. Pelayanan Teknologi
Layanan teknologi merupakan jembatan yang baik untuk implemetasi hasil inovasi teknologi kepada semua pemangku kepentingan baik pemerintah, BUMN,
swasta dan rakyat. Berikut adalah target layanan teknologi yangada di kedeputian TIEM.
2.4.1. Bidang TIK
Dalam melaksanakan tupoksinya yakni melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi informasi dan
komunikasi, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi PTIK juga melaksanakan layanan teknologi yang diminta oleh masyarakat secara langsung
dengan mekanisme yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Mekanisme tersebut adalah melalui Pusat Layanan Teknologi BPPT
dengan kontrak kerja untuk instansi pemerintah dan swasta, atau dengan mekanisme swakelola pihak pertama untuk instansi pemerintah.
2.4.2. Bidang Teknologi Elektronika