Renstra TIEM 20160622-1

(1)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 1

BAB I

PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (RPJPN) 2005 – 2025 adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

Dalam RPJPN 2005 – 2025 disebutkan bahwa persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntut peningkatan penguasaan dan pemanfaatan teknologi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam rangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan penerapan Iptek nasional, tantangan yang dihadapi adalah perlu adanya peningkatan kontribusi Iptek untuk memenuhi hajat hidup bangsa; menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, dan pangan; memperkuat sinergi kebijakan Iptek dengan kebijakan sektor lain; mengembangkan budaya Iptek di kalangan masyarakat; meningkatkan komitmen bangsa terhadap pengembangan Iptek; mengatasi degradasi fungsi lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya Iptek, baik SDM, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan Iptek.

1.1. Kondisi Umum

Kondisi saat ini menunjukkan, bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai hasil penelitian, kerekayasaan dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh kelompok industri dan masyarakat. Meskipun demikian, kemampuan teknologi secara nasional dalam penguasaan dan penerapan teknologi dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing bangsa. Hal ini antara lain ditunjukkan


(2)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 2 oleh masih rendahnya sumbangan teknologi terhadap sektor produksi nasional, belum efektifnya mekanisme intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan, belum berkembangnya budaya Iptek di masyarakat, dan terbatasnya sumber daya Iptek.

Dengan adanya perkembangan global, regional dan nasional di bidang teknologi dan adanya tuntutan reformasi birokrasi tatakelola pemerintahan maka BPPT telah melakukan reorganisasi/restrukturisasi. Sebagai konsekuensinya maka perlu dilakukan penyesuaian perencanaan strategis.

1.1.1 Kondisi Global

Kondisi geoekonomi global saat ini dan ke depan akan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan. Tantangan dan peluang terkait dengan peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi antara lain adalah:

· Pusat ekonomi dunia ke depan diperkirakan akan bergeser terutama dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik.

· Harga komoditas secara umum diperkirakan menurun, namun harga produk manufaktur dalam tren meningkat.

· Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang akan dimulai tanggal 31 Desember 2015.

Kebijakan di bidang ekonomi perlu diarahkan untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada transformasi industri yang berkelanjutan, sehingga perekonomian Indonesia akan berbasis kepada nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Perkiraan pelemahan harga komoditas di pasar internasional menjadi tantangan penting bagi Indonesia untuk segera menggeser struktur ekspor Indonesia ke arah produk manufaktur. Sementara itu, peningkatan jaringan rantai suplai global dan regional pun perlu dimanfaatkan oleh Indonesia melalui kebijakan kondusif, yang dapat membuka peluang yang lebih besar bagi pengusaha domestik termasuk usaha kecil dan menengah untuk berpartisipasi dan menjadi bagian dalam rantai suplai internasional.

Peningkatan daya saing perekonomian Indonesia menjadi hal utama yang perlu menjadi perhatian. Titik berat peningkatan daya saing perekonomian perlu diarahkan


(3)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 3 pada peningkatan infrastruktur dan ketersediaan energi, peningkatan iklim investasi dan iklim usaha, serta tata kelola birokrasi yang lebih efiisien. Peningkatan daya saing perekonomian ini perlu didukung oleh kebijakan pemerintah daerah yang kondusif, yang tidak menciptakan rente ekonomi maupun ekonomi biaya tinggi. Peningkatan infrastruktur akan dititikberatkan pada upaya untuk meningkatkan konektivitas nasional, sehingga integrasi domestik ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa antar wilayah di Indonesia.

1.1.2 Kondisi Nasional

Dalam menghadapi kondisi lingkungan strategis dan berbagai tantangan tersebut di atas, Indonesia saat ini masih mengadapi berbagai kendala. Posisi daya saing Indonesia jika diukur dengan indeks daya saing global (Global

Competitiveness Index –GCI) berdasarkan laporan World Economic Forum pada

tahun 2014-2015 meningkat dari peringkat 54 pada tahun 2009-2010 menjadi peringkat 34 pada tahun 2014-2015. Tetapi peringkat daya saing ini lebih rendah dibandingkan Malaysia (20), Thailand (31), Brunei Darussalam (26) dan lebih tinggi dibandingkan Vietnam (68), Filipina (52), Kamboja (95) dan Timor-Leste (136).

Peningkatan daya saing tersebut merupakan resultan dari kinerja berbagai pilar yang menjadi penopangnya, yang meliputi 12 pilar, yaitu: Institusi, Infrastruktur, Lingkungan Ekonomi Makro, Kesehatan dan Pendidikan Dasar, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, Efisiensi Pasar Barang, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja, Pasar Finansial, Kesiapan Teknologis, Ukuran Pasar, Kecanggihan Bisnis, dan Inovasi.

Diantara pilar-pilar daya saing tersebut, terdapat tiga (3) pilar yang berkaitan langsung dengan daya dukung teknologi, yaitu:

1). Kesiapan Teknologi dengan indikator: Keberadaan Teknologi Terbaru, Tingkat Dayaserap Teknologi Perusahaan, PMA dan Transfer Teknologi, Pengguna Internet, Pita Lebar Internet, Pelanggan Telpon Gerak/100 Penduduk;

2) . Kecanggihan Bisnis dengan indikator: Kuantitas Pemasok Lokal, Kualitas PemasokLokal, Pengembangan Klaster Negara, Sifat Keunggulan Kompetitif, Kepanjangan Rantai Nilai, Pengendalian Distribusi


(4)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 4 Internasional, Kecanggihan Proses Produksi, Keluasan Pemasaran, Kesediaan Untuk Mendelegasikan Wewenang); dan

3) Inovasi dengan indikator: Kapasitas Inovasi, Kualitas Lembaga Penelitian Ilmiah,Belanja Litbang Perusahaan, Kolaborasi Litbang Universitas-Industri, PengadaanPemerintah untuk Produk Teknologi Maju, Ketersediaan Ilmuwan dan Insinyur, Utilitas Paten Per Sejuta Penduduk.

Dari 12 pilar daya saing tersebut, pilar Kesiapan Teknologi, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja dan pilar Inovasi merupakan pilar dengan nilai terendah (nilai Kesiapan Teknologi 3,6, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja 3,8 sedangkan Inovasi 3,9 dari skala 1-7) dibandingkan dengan sembilan pilar lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa iptek belum berperan secara signifikan dalam meningkatkan daya saing Indonesia. Kemampuan teknologi secara nasional dalam penguasaan dan penerapan teknologi dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing bangsa. Hal ini telah mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal, serta kualitas barang serta inovasi produk yang dihasilkan sangat terbatas sehingga daya saing usaha tidak seperti yang diharapkan.

1.2. Potensi dan Permasalahan

Analisis potensi dan permasalahan di lingkungan TIEM dilakukan dengan melakukan identifikasi dan analisis lingkungan berpengaruh baik dari lingkungan internal maupun eksternal sebagai dasar untuk melakukan perencanaan strategis.

1.2.1. Potensi Internal

Sesuai dengan hasil reorganisasi, Kedeputian TIEM tetap dipimpin oleh deputi kepala setingkat eselon I, yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPPT. Struktur organisasi kedeputian TIEM yang baru terdiri dari dari 5 unit kerja setingkat eselon II yang terdiri dari Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Pusat Teknologi Elektronika (PTE), Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan Industri Kimia (PTSEIK), Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE), dan Pusat Teknologi Material (PTM). Untuk unit kerja setingkat eselon III terdiri dari Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi (BJIK), Balai


(5)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 5 Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain (BTBRD), dan Balai Teknologi Polimer (BTP). Masing-masing pusat dan balai mempunyai tugas, fungsi dan kedudukannya bersinergi menjalankan misi BPPT yang terkait dengan tugas dan fungsi kedeputian TIEM.

1.2.2. Potensi Eksternal

Faktor-faktor eksternal yang bisa dianggap menguntungkan dan dapat menjadikan peluang adalah :

 Sudah dimulainya upaya-upaya penguasaan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, energi kelistrikan, bahan bakar dan teknologi material untuk peningkatan kemampuan daya saing industri nasional.

 Adanya komitmen pemerintah untuk melakukan pengembangan energi baru terbarukan, program konservasi energi dan pengembangan material maju.

 Terbukanya pasar bagi pemanfaatan sumber daya alam nabati, sebagai implementasi peraturan pemerintah 28/2008 tentang kebijakan industri nasional dengan adanya mandatori pembatasan ekspor bahan mentah, serta upaya penyerapan sumber nabati mentah sebagai bahan baku industri terbarukan.

 Komitmen pemerintah dalam penggunaan bahan nabati sebagai bahan bakar nabati (BBN) dengan diberikannya subsidi untuk pemakaian BBN.

 Adanya mandatori presiden dalam upaya memenuhi kebutuhan energi di Indonesia dalam jangka panjang, dengan ditetapkann Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, yang berisi mandat pemenuhan kebutuhan energi berdasarkan potensi sumberdaya energi di Indonesia, dengan memberikan target peningkatan penggunaan energi baru (batubara, gas alam) dan energi terbarukan (panas bumi, biofuel/bahan bakar nabati, angin, surya dll) dari 45.6 % (2003) menjadi lebih dari 80 % (2025) dan target penurunan minyak bumi 41,7 % (2003) menjadi kurang dari 20 % (2025).

 Potensi pasar/ pelanggan yang masih terbuka baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam pemanfaatan bahan polimer untuk high value,


(6)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 6 tenaga konsultan dalam penyusunan regulasi terkait aplikasi polimer di bidang pangan dan medis.

1.2.3. Permasalahan a. Permasalahan Internal

 Sumberdaya manusia (SDM) yang berstatus sebagai PNS jumlahnya masih sangat terbatas dimana kompetensi manajerial dan perilaku SDM masih lemah.

 Masih rendahnya insentif bagi pegawai dibanding beban kerjanya dan terbatasnya dana pengembangan/ investasi bagi keperluan pengembangan teknologi baik hardware dan software serta infrastruktur pendukungnya.

 Lokasi kedeputian TIEM sebagian besar adalah di kawasan PUSPITEK Serpong yang jauh dari pusat bisnis dan pusat pemerintahan; sehingga memakan waktu jika mau menjalin kerjasana dengan pihak di pusat Jakarta.

 Peralatan laboratorium sebagian sudah tua dan masih perlu dilengkapi. b. Permasalahan Eksternal

 Produktivitas intelektual yang sangat rendah, daya saing industri berbasis TIK yang masih rendah, kesenjangan digital hingga pelanggaran hukum berkaitan dengan HKI bidang TIK adalah di antara persoalan/tantangan serius bidang TIK.

 Penggunaan energi terbarukan masih sangat rendah, yakni hanya sekitar 3 % dari energi final total yang disebabkan antara lain masih diberikannya subsidi untuk sumber energi fosil seperti BBM. Agar pemanfaatan sumber energi terbarukan dapat lebih cepat diperlukan keberpihakan dari pemerintah, baik dalam bentuk dukungan pendanaan maupun kebijakan khusus. Namun demikian, penguasaan teknologi juga penting dan menjadi syarat utama dalam rangka peningkatan kemandirian bangsa dan daya saing industri. Untuk mendorong percepatan penguasaan teknologi energi baik dari segi bahan bakar maupun kelistrikan perlu juga didukung oleh kegiatan penelitian dan perekayasaan.


(7)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 7

 Iklim politik yang kurang mendukung kegiatan inovasi teknologi terutama teknologi di hulu seperti teknologi material juga menjadi permasalahan utama di bidang pengembangan material bahan baku.

1.3. Capaian Kedeputian TIEM 2010 dan 2014

Kondisi saat ini menunjukkan, bahwa penguasaan dan pemanfaatan teknologi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berbagai hasil penelitian, kerekayasaan dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh kelompok industri dan masyarakat. Beberapa capaian BPPT selama periode 2010-2014 antara lain :

BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI: E-Service (E-KTP; E-voting; E-government)

Penyelenggaraan sistem elektronik untuk E-Services saat ini sangat dibutuhkan, sebagai salah satu upaya optimalisasi pemanfaatan KTP Elektronik yang telah menjadi program nasional sejak tahun 2009, dimana NIK (nomor induk kependudukan) yang unik merupakan basis utama penyaluran layanan pemerintah dan dunia usaha kepada masyarakat serta pengembangan demokrasi. Selain itu KTP elektronik digunakan dalam otentikasi pada pemilihan mengunakan peralatan elektronik. Pada akhirnya produk perangkat pembaca dan perangkat pemilu elektronik diproduksi oleh industri dalam negeri sehingga meningkatkan produktivitas industri nasional.

Perisalah

Perisalah adalah sistem pembuat risalah dan resume pertemuan menggunakan teknologi pengenal wicara (speech recognition) dan peringkas dokumen (document summarization) dengan bahasa Indonesia. Perisalah merekam suara percakapan manusia dan mengubahnya langsung menjadi teks secara real time, runut sesuai jam, menit dan detiknya.

Multimedia Digital Network (MDN)

Kegiatan MDN mewadahi beberapa aktifitas terutama dalam hal penyelenggaraan siaran TV Digital. Dimulai tahun 2010, BPPT telah melakukan penelitian dan pengembangan Sistem Peringatan Dini (Early Warning Systems


(8)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 8 EWS) pada siaran TV Digital di Indonesia. Dan atas usulan BPPT, Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Menteri yang mengatur tentang kewajiban industri perangkat penerima siaran TV digital (Set Top Box - STB maupun pesawat televisi digital) yang akan dijual di Indonesia, diharuskan mempiliki fitur EWS. Untuk menjamin kualitas dari EWS, maka BPPT menjadi salah satu institusi yang berhak melakukan pengujian terhadap fitur ini.

Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B)

Tujuan program adalah menjaga kedaulatan atas ruang udara Indonesia dengan menyiapkan implementasi teknologi CNS/ATM yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas layanan bagi penerbangan sipil dengan meningkatkan keselamatan dan efisiensi penggunaan ruang udara untuk penerbangan domestik maupun internasional serta peningkatan partisipasi berbagai institusi pemerintah, BUMN dan industri swasta nasional. Program yang telah dilaksanakan adalah Penyempurnaan platform pengujian teknologi baru CNS/ATM dengan fokus pada sub-sistem ADS-B Receiver, ADS-B data processor dan Radar display (HMI).

Pengembangan, pengujian dan pemanfaatan ”Sistem Pemantauan Penerbangan Berbasis ADS-B” di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Hasil program sampaidengan 2014 adalah berupa Rekomendasi Pengembangan dan Pengujian Prototipe Sistem Pemantauan Penerbangan Berbasis ADS-B di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Dan Rekomendasi Pengembangan Prototipe ADS-B Receiver berstandar RCTA DO-260A yang siap dikembangkan oleh Industri nasional.Dua (2) rekomendasi BPPT ini disampaikan kepada Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan dan Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia).

BIDANG ENERGI KELISTRIKAN:

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Skala Kecil

Kegiatan ini difokuskan pada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil hingga kapasitas 3 MW dengan menerapkan teknologi condensing turbine and binary cycle melalui kerjasama dengan industri


(9)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 9 manufaktur dalam negeri seperti PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (manufaktur turbin), PT. Pindad (generator), PT. Boma Bisma Indra (condenser, demister, jet ejector), dan lain-lain dengan target meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) secara maksimal.

Pilot plant PLTP condensing turbine dengan kapasitas 5 MW telah dibangun di lapangan panas bumi Kamojang, Jawa Barat, melalui kerjasama dengan PT. Pertamina Geothermal Energy (suplai uap panas bumi) dan Balai Besar Konservasi

Sumber Daya Alam Jawa Barat (menyediakan lahan), serta PT. PLN (penyaluran listrik). Pilot plant PLTP binary cycle dengan kapasitas 100 kW dibangun di lapangan panas bumi Wayang Windu, Jawa Barat, melalui kerjasama dengan Star Energy Geothermal Ltd. (menyediakan brine dan lahan).

Pada Tahun 2012 telah diselesaikan: Prototip Komponen Turbin PLTP 5 MW, Pilot Plant PLTP Binary Cycle 100 KW. Sedangkan dalam Tahun 2013 dilaksanakan: Pengujian Kinerja PLTP 3 MW, Pengujian Pilot Plant PLTP Binary Cycle 100 KW, dan Pilot Plant PLTP Binary Cycle.

Audit Energi di Industri

Pada kegiatan ini terdapat dua sub kegiatan yaitu perekayasaan peralatan hemat energi dan penerapan manajemen energi. Salah satu output dari kegiatan ini adalah rekomendasi teknologi salah satunya teknologi kogenerasi. Penerapan teknologi kogenerasi yang direkomendasikan oleh Balai Besar Teknologi Energi-BPPT telah diterapkan di PT. Semen Padang dimana salah satunya adalah penerapan Waste Heat Recovery Boiler yakni pemanfaatan gas panas buang dari Kiln sebagai pembangkit tenaga listrik. Proyek tersebut pada perkembangannya dilakukan bekerjasama dengan NEDO - Jepang dan selesai pada tahun 2011 yang menghasilkan penghematan di bidang energi listrik sebesar ± Rp. 30 Milyar/ Tahun.

Dalam hal penerapan manajemen energi, pada tahun 2014 telah dipasang prototipe Sistem Informasi Managemen Energi (SIME) yang di terapkan di Gedung B2TKE, BPPT gedung 620 Kawasan Puspiptek Serpong. Dengan adanya prototipe ini, maka kegiatan ini telah membantu pemerintah dalam


(10)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 10 program penerapan teknologi efisiensi energi khususnya program konservasi energi.

Pelaksanaan audit energi di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.79 tahun 2009 dan Peraturan Menteri (PerMen) ESDM No 14 tahun 2012 yang menyatakan bahwa pengguna energi sebesar 6000 TOE atau lebih wajib melakukan audit energi secara berkala. Audit energi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai pemakaian energi di organisasi/perusahaan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan efisiensi penggunaan energi melalui identifikasi sumber pemborosan energi dan memberikan rekomendasi langkah-langkah penghematan energi. Tahapan proses audit energi adalah meliputi kegiatan;

a) Survey

b) Pengukuran/audit di lapangan c) Analisis data

d) Identifikasi peluang penghematan energi

e) Penyusunan rekomendasi penghematan energi (No Cost, Low Cost,

Medium/High Cost Investment)

f) Penyusunan laporan

Kegiatan audit energi di industri ini difokuskan pada salah satu industri padat energi seperti Industri Kimia, Industri Baja, Industri Manufaktur, Industri Pulp dan Paper, Agro Industri dan industri tekstile. Hasil kegiatan ini berupa rekomendasi langkah-langkah penghematan energi yang dapat diimplementasikan oleh industri mitra dan penyusunan benchmarking intensitas konsumsi energi di industri sebagai referensi nasional.

Smart Micro Grid

Yaitu terlaksananya Pelayanan inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas serta alih Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida, untuk dayasaing industri yaitu berupa rekomendasi tentang Pengembangan Teknologi Smart Micro Grid Sumba.


(11)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 11 Penerapan Pure Plant Oil (PPO) sebagai Bahan Bakar Subtitusi Solar.

Penerapan PPO untuk pembangkit listrik juga telah menjadi keluaran kedeputian TIEM yaitu diterapkannya subtitusi bahan bakar solar menggunakan bahan bakar PPO untuk pembangkit listrik. Untuk penerapan pada gas turbin juga telah dilakukan di PLN Sumatra Barat.

Up-grading Batubara Untuk PLTU

Untuk bidang energi fosil pengujian coal up-grading dari berbagai sumber batubara telah dilakukan dalam rangka pengujian dan teknology clearing house, sehingga sudah mempunyai modal kuat untuk melakukan implementasi di masa mendatang. Program ini juga telah bekerjasama dengan mitra industri dalam degeri dan luar negeri. Demikian juga tentang penerapan teknologi gasifikasi untuk pembangkit listrik telah dilakukan piloting dan pengujian. Disamping itu juga telah dilakukan prototiping untuk tar upgrading yaitu pengolah limbah tar (produk gasifikasi) menjadi minyak setara dengan kerosin.

Biogas

Bahan bakar biogas merupakan bahan bakar yang diperoleh dengan teknologi yang relative sederhana dan telah diterapkan sebagai suatu percontohan di Propinsi Lampung.

Biodiesel

Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan pengganti minyak solar/diesel yang dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani. Biodiesel generasi pertama dibuat melalui proses transesterifikasi/esterifikasi. Sampai dengan saat ini, BPPT telah mengembangkan proses produksi biodiesel generasi pertama dan membangun setidaknya 12 pabrik biodiesel di seluruh Indonesia. Berbagai inovasi produksi biodiesel terus dilakukan, diantaranya inovasi untuk pemurnian biodiesel melalui proses pencucian kering dengan menggunakan sistem yang sederhana dan biaya operasi yang rendah. Pabrik Biodiesel yang dikembangkan BPPT ini, didisain mampu mengolah minyak dengan kandungan lemak jenuh bebas kurang dari 4%, dengan kapasitas 3 ton per hari yang. Proses komisioning sudah dilaksanakan untuk menguji kinerja baik proses maupun peralatan dengan spesifikasi biodiesel yang diproduksi sudah memenuhi target SNI 7182:2012.


(12)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 12 BPPT juga berperan aktif mendukung program pemerintah untuk mendorong pemakaian campuran biodiesel ke dalam minyak solar sampai dengan 20% (B-20), melalui uji jalan dan sosialisasi pemanfaatan B-20 di seluruh Indonesia bekerjasama dengan Kementerian ESDM.

BIDANG TEKNOLOGI MATERIAL:

Teknologi Implant untuk Alat Kesehatan.

Implan stainless steel 316L dikembangkan untuk menjawab kebutuhan implan generik murah dan berkualitas dalam rangka mendukung program BPJS Kesehatan. Implan stainless steel 316L dibuat melibatkan industri pengecoran lokal menggunakan bahan baku feronikel produk nasional (PT. Aneka Tambang). Penguatan teknologi produksi material meliputi pemurnian, pemaduan stainless steel 316L di dapur induksi berbasis bahan baku feronikel lokal serta pembuatan implan menggunakan teknologi investment casting. Penguatan proses produksi dilakukan dengan teknologi pengecoran investment casting dalam meningkatkan kapasitas produksi implan dengan geometri produk yang presisi. Teknologi

investment casting sebagai teknologi produksi masal masih bisa dioptimasikan

melalui pemilihan casting lay-out, disamping peningkatan mutu kualitas produk cor. Hasil inovasi dalam skala laboratorium ini untuk selanjutnya perlu ditingkatkan dalam skala produksi untuk mendapatkan outcome dan impak dari kegiatan.

Pengolahan Karet Alam

BPPT melalui program “Revitalisasi Sarana Produksi Kompon dan Vulkanisir Ban” berupaya mendorong peningkatan penggunaan karet sebagai bahan baku industri hilir dengan melakukan peran memperbaiki teknologi yang ada melalui peningkatan efisiensi proses dan tingkat keamanan (safety level) terhadap sarana produksi. Program ini telah memberikan impact berupa kemampuan mengolah bahan karet menjadi bahan baku kompon dan vulcanisir bahkan sampai produk hilir karet sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi. Keluaran dari kegiatan ini adalah beroperasinya sarana produksi kompon karet yang menggunakan bahan baku karet alam lokal sebagai bahan baku industri


(13)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 13 karet. Industri hilir karet yang akan didukung oleh sarana produksi ini antara lain industri komponen otomotif dan vulkanisir ban. Dengan adanya pasokan kompon karet yang diproduksi secara lokal, diharapkan akan tumbuh industri barang jadi karet lokal. Untuk jangka panjang, inovasi pengolahan karet mentah sebagai barang baku industri hilir, termasuk barang jadi karet, perlu dilakukan lebih banyak lagi agar semakin mendorong terjadinya hilirisasi penyerapan karet alam di industri.

Rumah Komposite /Rumah Polimer Ringan Tanggap Darurat

Rumah tinggal adalah kebutuhan dasar rakyat merupakan salah satu indikator kesejahteraan yang diperlukan untuk menggerakkan ekonomi. Perhatian khusus diberikan terutama untuk daerah bencana alam dan daerah yang sebagian besar penduduknya memiliki kemampuan ekonomi yang lemah, misalnya daerah terpencil dan daerah pesisir. Sebagai sebuah inovasi penyediaan sarana tempat tinggal secara cepat, mudah didistribusikan, dibangun, serta tahan korosi dan gempa, maka BPPT telah mengembangkan sebuah rancang bangun rumah polimer tanggap darurat yang memiliki konsep ringan dan

knock down menggunakan perpaduan komponen komposit sintetis dan bahan

alam. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi kendala konektivitas di remote

area akibat keterbatasan dan mahalnya sistem transportasi apalagi ketika

infrastruktur jalan dan jembatan rusak akibat bencana sehingga menyulitkan pengiriman bahan bangunan. Prototip rancangan rumah tinggal ini merupakan solusi teknologi. Kedepan, solusi teknologi ini akan lebih dipacu untuk industrialisasinya sehingga memberikan kontribusi bagi penyediaan kebutuhan rumah tinggal dan pemukiman.

Logam Tanah Jarang (LTJ)

Logam tanah jarang (LTJ) oksida merupakan bahan baku untuk pembuatan produk berteknologi canggih dan berkekuatan tinggi. Unsur-unsur LTJ oksida mempunyai ciri istimewa yaitu mampu bereaksi dengan unsur-unsur lain untuk menghasilkan sesuatu yang baru. LTJ oksida mampu menghasilkan neomagnet yaitu magnet berkekuatan tinggi mencapai 10-20 kali magnet biasa sehingga memungkinkan munculnya dinamo kuat yang mampu menggerakkan


(14)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 14 mobil. LTJ dan unsur oksidanya juga mampu meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas sehingga mineral ini dapat ditambahkan pada pembuatan baja berkekuatan tinggi. LTJ juga digunakan sebagai bahan pembuat superkonduktor, laser, optik elektronik, glass dan keramik. Mineral ini juga dibutuhkan dalam pembuatan berbagai peralatan vital militer, mulai dari sonar kapal perang, alat pembidik meriam tank, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali. Pendek kata, hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir membutuhkan LTJ.

Keperluan LTJ dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia dan unsur oksidanya mencapai 134.000 ton, sementara kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012, kebutuhan dunia mencapai 180.000 ton. Sebagai negara yang menguasai 97 persen LTJ dunia, China mampu mengoptimalkan pemanfaatan LTJ untuk menunjang perkembangan industri mereka. Dengan produksi LTJ yang besar dan kemampuan menggunakannnya, China mampu membangun industri elektronik nasional yang kuat. Saat ini China menguasai hampir semua lini industri dengan harga yang sangat kompetitif, mulai dari industri elektronik seperti komponen komputer, televisi, monitor dan handycam hingga industri manufaktur seperti industri baja, otomotif dan lainnya. Sadar akan pentingnya LTJ dalam menghasilkan produk teknologi tinggi dengan nilai tambah yang tinggi, sejak tahun 2007 China menurunkan kuota ekspor secara bertahap sehingga pada 2010 ekspor LTJ China tinggal 50% dibanding tahun 2005.

Kegiatan riset kajian telah dilaksanakan untuk mengidentifikasi tantangan penguasaan teknologi nanomaterial logam tanah jarang untuk menghasilkan material yang bernilai tambah tinggi dengan memanfaatkan bahan baku lokal sehingga dapat memacu pertumbuhan industri hilir secara bertahap seperti aplikasi untuk Solid Oxide Fuel Cell (SOFC), sensor, phosphor display, baterei, magnet, hydrogen storage, semikonduktor, superkonduktor, dan lain sebagainya. Logam Tanah Jarang adalah suatu kelompok yang terdiri dari 17 unsur dalam tabel periodik yang terdiri dari 15 unsur grup lantanida ditambah Scandium dan Yttrium. Scandium dan Yttrium dimasukan sebagai rare earth element (REE) karena cenderung hadir dalam deposit yang sama dengan grup lantanida dan


(15)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 15 memperlihatkan kesamaan sifat sifat kimia (IUPAC, International Union of Pure and Applied Chemistry).

Material Energi

Peluang bisnis di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya demikian besar. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4.8 KWh/m2 setara 112.000 GWp sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa. Sumber energi yang mengandalkan pemanfaatan fosil tidak lama lagi bakal berakhir. Kebutuhan listrik terus meningkat sesuai dengan kemajuan masyarakat. Apabila pemerintah kurang berhasil memenuhinya keadaan menjadi masalah besar. Energi listrik yang mampu dipasok oleh PLN baru 1500-2000 MW. Oleh karena itu, PLN sering melakukan pemadaman listrik bergilir. Proyek listrik 10.000MW yang sudah selesai dibangun belum mampu memenuhi permintaan listrik yang terus melonjak tiap tahun. Diharapkan agar sumber energi alternatif tidak hanya bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, dan juga ramah lingkungan. Energi yang paling sesuai adalah energi surya.

Pembangunan industri sel surya nasional sudah harus disiapkan segera, karena selain merupakan peluang bisnis yang sangat besar, juga untuk memperkuat kedaulatan energi nasional di sektor pembangkitan energi baru terbarukan. Demikian pula penyiapan industri bahan baku sel surya, yaitu industry wafer silikon polikristal yang dimodifikasi menjadi mono-like silikon sudah sangat mendesak. Pasokan industri wafer tidak hanya untuk dalam negeri namun dapat lebih luas lagi. Kegiatan riset telah diawali dengan mengidentifikasi pasokan bahan baku bagi industri sel surya nasional yang dapat disediakan secara mandiri di dalam negeri dapat meningkatkan daya saing disektor industri. Kedepan, kegiatan prototyping pembuatan silikon grade photovoltaic perlu didorong untuk memicu terwujudnya industri baru dibidang energi terbarukan berbasi energi surya.


(16)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 16

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pemerintah non kementerian, maka BPPT mempunyai kewenangan dalam penyusunan rencana nasional secara makro yaitu: (1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan teknologi; dan (2) Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan pelaksanaan audit teknologi.

Visi BPPT adalah Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan Inovasi dan Layanan Teknologi untuk mewujudkan Daya Saing dan Kemandirian Bangsa. Sedangkan Misi BPPT yang terkait dengan kedeputian TIEM adalah melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi yang menghasilkan Inovasi dan Layanan Teknologi di Bidang Teknologi Informasi, Energi, Industri Kimia dan Material (sesuai dengan Misi BPPT No. 4)

Penyusunan Renstra TIEM 2015 – 2019 dilakukan dengan mempertimbangkan lingkungan strategis dan kondisi terkini serta mengacu pada prioritas dan strategi pembangunan yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 -2025 serta TUPOKSI BPPT. Secara khusus di dalam RPJPN 2005-2025 menyatakan bahwa penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) difokuskan pada 7 (tujuh) bidang prioritas, yaitu : (i) pembangunan ketahanan pangan, (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (iii) pembangunan teknologi transportasi, (iv) penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, (v) pengembangan teknologi pertahanan, (vi) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan, dan (vii) pengembangan teknologi material maju.

2.1 Tujuan Kedeputian TIEM

Berkaitan dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT , kedeputian TIEM melaksanakan tujuan BPPT No 6, yaitu peningkatan daya saing di bidang teknologi informasi, komunikasi dan material, dan tujuan BPPT No.7,


(17)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 17 yaitu peningkatan kemandirian bangsa di bidang teknologi energi dan industri kimia.

2.2. Sasaran Program Kedeputian TIEM

Sasaran Program Kedeputian TIEM merupakanan penjabaran lebih detail dari tujuan BPPT dengan indikator dan target yang terukur, dimana Kedeputian TIEM mendukung sasaran strategis BPPT di bidang teknologi informasi, elektronika, energi, industri kimia dan material. Dengan demikian formulasi dari sasaran program TIEM 2015-2019 adalah sebagai berikut:

 Sasaran Program 1-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 12 BPPT yaitu termanfaatkannya e-services berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik (KTP-el dan sertifikat dijital).

 Sasaran Program 2-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 13 BPPT yaitu termanfaatkannya sistem elektronika navigasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi.

 Sasaran Program 3-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 14 BPPT yaitu termanfaatkannya teknologi material biocompatible.

 Sasaran Program 4-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 15 BPPT yaitu termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik.

 Sasaran Program 5-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 16 BPPT yaitu termanfaatkannya layanan audit energi di sektor industri untuk peningkatan efisiensi energi nasional.

 Sasaran Program 6-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 17 BPPT yaitu termanfaatkannya teknologi Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai sumber energi terbarukan.

 Sasaran Program 7-TIEM adalah turunan dari Sasaran Strategis 18 BPPT yaitu termanfaatkannya inovasi teknologi industri kimia.


(18)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 18 2.3 Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM

2.3.1. Indikator Kinerja Program Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dalam Keppres no.4/2015 tentang RPJMN 2015 - 2019, di bidang peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi yang bertujuan untuk mendukung peningkatan daya saing sektor produksi barang dan jasa, penyelenggaraan litbang (riset) di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi difokuskan pada

1. Pengembangan infrastruktur TIK, khususnya IT security

2. Pengembangan sistem dan framework/platform perangkat lunak berbasis Open source khususnya industri TIK pendukung e-Government dan e-business

Oleh karenanya, sasaran program bidang TIK adalah meningkatnya penyelenggaraan sistem elektronik untuk e-government dan e-business berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik

Sasaran program bidang TIK yang ada di kedeputian TIEM mengikuti

Cascading gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Cascading impact, outcome dan output Bidang TIK


(19)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 19 Indikator Kinerja :

 Jumlah layanan e-Goverment dan e-business berbasis identifikasi dan sertifikat elektronik, dengan target kinerja 2 layanan baru.

 Jumlah infrastruktur TI berkeamanan yang dapat digunakan bersama, dengan target kinerja adalah 1 pilot project Data Center berkeamanan.

 Jumlah inovasi teknologi intelligent computing untuk human information processing dengan target kinerja 2 inovasi teknologi.

Untuk berpartisipasi dalam meningkatkan daya saing sektor produksi melalui kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan melalui sistem Government dan e-business, maka akan melaksanakan 4 kegiatan selama tahun 2015 - 2019 yakni : 1. Inovasi teknologi infrastruktur Data Center (DC) untuk cloud computing dan

certifite authority (CA), di mana akan dikembangkan sistem layanan storage

dan aplikasi (software-as-a-service/saas) yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh lembaga pemerintah maupun swasta sehingga memudahkan konsolidasi data dan membuat lebih efisien pengelolaan perangkat keras maupun lunak. Dalam kegiatan ini juga akan dikembangkan layanan sertifikat keamanan digital bagi lembaga pemerintah maupun UKM yang memastikan keamanan tukar-menukar data antara lembaga/institusi dengan pelanggannya

2. Inovasi dalam pengembangan layanan e-governement dan e-business berbasis identifikasi dan / atau sertifikat elektronik.

3. Pengembangan perangkat lunak strategis yakni algoritma dan pendataan untuk biometrik dan korpus bahasa

4. Layanan ICT Supporting termasuk teknologi infrastruktur data center untuk cloud computing dan CA, di mana akan diterapkan berbagai layanan yang telah dikembangkan di atas bagi seluruh unsur masyarakat Indonesia yang membutuhkan dan termasuk pengujian, inspeksi dan sertifikasi perangkat lunak / keras yang digunakan dalam berbagai kegiatan e-government maupun e-business.


(20)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 20 Keempat kegiatan di atas adalah merupakan implementasi dari arah kebijakan program Bidang TIK 2015 – 2019 sebagaimana pada gambar 2 di bawah.

Gambar 2. Arah Kebijakan Program Bidang TIK 2015-2019

CLUSTER: IT Security Infrastructure

Cyber Security dan Digital Forensic

1. Kajian Infrastruktur Kritis.

Pada masa yang akan datang, diperkirakan bahwa pertahanan siber (Cyber

defence) akan semakin berperan, dengan adanya pergeseran pemikiran

dikalangan militer bahwa cyber world merupakan matra baru pertahanan yang harus diperhatikan, bukan hanya sebagai bagian dari matra lain. Dalam perang siber (cyber war), peperangan tidak dilakukan secara fisik yang dapat dengan mudah diketahui besarnya korban. Peperangan dilakukan dengan merusak sistem informasi dan komunikasi dari infrastruktur kritis dari suatu negara, sehingga mengakibatkan dampak yang sangat luas. Untuk itu kegiatan pada tahun 2015 ini melakukan kajian beberapa infrastruktur kritis.


(21)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 21 2. Digital Forensic Security.

Kegiatan „digital forensic security‟ merupakan kegiatan untuk melakukan analisa keamanan dari suatu sistem informasi dan komunikasi dengan melakukan kejadian forensik. Sedangkan Digital Forensic merupakan proses investigasi peranti komputer/piranti sistem untuk mengetahui apakah komputer/piranti sistem tersebut dipergunakan untuk keperluan yang ilegal, tidak sah atau tidak biasa. Kegiatan ini memfokuskan pada peningkatan kapabilitas SDM dalam melakukan analisa keamanan (Security Analytic) dan juga melakukan forensic sistem informasi seperti jaringan, komputer dan lainnya yang berhubungan dengan sistem informasi dan komunikasi

Inovasi Teknologi Infrastruktur Data Center untuk Cloud Computing dan Certificate Authority (CA)

Peningkatan daya saing sektor produksi salah satunya disebabkan oleh peningkatan kualitas layanan sektor pemerintah seperti perijinan, bantuan teknis maupun non-teknis. Kualitas layanan tersebut akan tercapai dengan implementasi TI yang teramankan dan efisien sehingga memungkinkan perbaikan proses bisnis pemerintahan dalam mendukung sektor produksi.

Indikator untuk kegiatan ini adalah jumlah layanan teknologi infrastruktur data center untuk cloud computing. Layanan teknologi infrastruktur data center untuk cloud computing yang dimaksud dalam hal ini adalah layanan-layanan TIK berbasis komputasi awan, yang secara garis besar terdiri atas Infrastructure as a

Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS).

Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi (BJIK) sebagai salah satu unit kerja di BPPT yang fokus mendeliver layanan berbasis TIK kepada mitranya berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan-layanan tersebut sesuai dengan perkembangan teknologi. Setelah 3 (tiga) tahun terakhir menyelesaikan proses instalasi Data Center berteknologi komputasi awan, mulai dari IaaS dan PaaS, mulai tahun ini fokus pengembangan akan diarahkan pada implementasi layanan Software as a Service (SaaS).

Dalam rangka peningkatan efisensi terhadap investasi dan kemudahan konsolidasi data dari sistem / aplikasi e-government, Data Center BPPT yang akan dilengkapi dengan Sistim Layanan Bersama dapat digunakan secara kolektif


(22)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 22 untuk keperluan tersebut. Untuk menjaga keamanan data BPPT akan membangun infrastruktur Certificate of Authentication yang merupakan bagian dari IT security guna menjamin keabsahan laman web layanan pemerintah.

Indikator untuk kegiatan ini adalah jumlah layanan teknologi infrastruktur data center untuk Certificate Authority (CA). Layanan teknologi infrastruktur data center untuk CA yang dimaksud dalam hal ini adalah layanan-layanan TIK berbasis IT security.

Pengembangan government CA (Gov-CA) diharapkan menjadi cikal bakal implementasi Public Key Infrastructure (PKI) di Indonesia. Bekerja sama dengan Kemenkominfo dan instansi terkait lainnya dalam konteks penyediaan solusi, IPTEKnet akan mulai membuat prototipe country level root CA untuk menjawab tren kebutuhan sertifikat enkripsi yang terus meningkat akhir-akhir ini.

Layanan Teknologi infrastruktur Data Center untuk Cloud Computing dan Certificate Authority/CA

Kegiatan ini adalah wadah untuk pelayanan teknologi yang diberikan oleh BJIK kepada seluruh masyarakat meliputi layanan teknologi infrastructure Data Center (Infrastructure-as-a-Service/IAAS), layanan pengembangan dan pemanfaatan perangkat lunak (Software-as-a-service/SAAS) maupun layanan pembuatan Certificate digital untuk pengamanan situs WEB pemerintah maupun UKM dalam rangka e-government dan e-business. Kegiatan-kegiatan ini akan dibiayai oleh mitra melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maupun aktivitas pendampingan swakelola.

Pengembangan arah bisnis baru ini diharapkan akan mengganti secara bertahap layanan pengadaan bandwidth sebagai Internet Service Provider (ISP) yang merupakan layanan balai IPTEKnet sejak awal berdirinya. Keberterimaan bisnis baru ini akan ditunjang oleh akreditasi ISO 9000:2001, ISO 27001, Tier-3 Certification dari Uptime Institute, atau TIA-942 Data Center, serta sertifikasi personelnya.


(23)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 23 Cluster System & Framework e-Services

Innovative e-Services berbasis identifikasi dan / atau sertifikat elektronik

Dalam kegiatan ini dilaksanakan pengkajian, pengembangan dan implementasi berbagai layanan pemerintah berbasis elektronik. Dengan tujuan adalah mendekatkan, mempermudah dan melaksanakan secara efisien berbagai layanan pemerintah pada masyarakat. Dalam kegiatan ini dikembangkan berbagai perangkat lunak e-Pemerintahan, e-Pemilu, e-Kesehatan, e-Pendidikan dan berbagai aplikasi lainnya. BPPT melakukan kajian, pengembangan dan implementasi prototipe / pilot project yang pada sistem produksi / implementasi realnya akan dilaksanakan oleh kementrian / institusi yang berwenang pada sektornya dengan didampingi oleh industri nasional.

System Intelligent Computing

Kegiatan ini mewadahi berbagai pengkajian dan pengembangan teknologi yang tidak selalu bersifat komersial akan tetapi strategis bagi negara. Seperti pengembangan teknologi korpus bahasa yang berguna dalam pengembangan teknologi speech-to-speech translation, maupun teknologi biometrik yang digunakan dalam sistim keamanan data maupun pengamanan lokasi. Disamping itu masih juga terdapat berbagai teknologi maju baru yang penerapannya secara komersial masih membutuhkan pematangan dan waktu yang cukup lama.


(24)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 24 CLUSTER: IT Supporting

Pengujian, Inspeksi dan Sertifikasi Peralatan TIK

Merupakan kumpulan kegiatan untuk penguatan kelembagaan dan operasional sebagai lembaga audit / inspeksi dan laboratorium uji, termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan untuk pengembangan Rencana Standar Nasional Indonesia dan sertifikasi personil Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Akreditasi laboratorium serta Pusat.

2.3.2. Indikator Kinerja Program Bidang Teknologi Elektronika

Sasaran program di bidang Elektronika mengikuti cascading gambar 4 seperti terlihat di bawah :

Gambar 4. Cascading impact, outcome dan output Bidang TE

Terwujudnya teknologi elektronika navigasi dan telemedicine

Terwujudnya konvergensi

teknologi elektronika untuk

telemedicine

Terwujudnya elektronika navigasi untuk meningkatkan keselamatan dan layanan transportasi

Layanan Konvergensi Teknologi Elektronika dan Telekomunikasi Sistem

Telemedicine

Layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk transportasi

Standardisasi Kualitas Mutu produk dan jasa bidang TIK

Impact

Outcome

Output

Sub output, Ko po e da Sub Ko po e

Terpantaunya kegiatan transportasi di 2 area

3 Industri nasional menguasai mayoritas pasar pemantauan keselamatan transportasi khusus dan alkes

Peningkatan daya saing industri dan kemandirian bangsa di bidang teknologi informasi, elektronika, energi, industri kimia, dan material


(25)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 25 Sasaran Program Bidang Elektronika adalah meningkatnya inovasi dan layanan teknologi elektronika dalam mendukung terlaksananya konektivitas/transportasi udara dan laut, pengembangan serta implementasi teknologi pemerataan layanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia (telemedicine). Semua itu terlaksana sebesar mungkin dengan menggunakan peralatan dan jasa dari perusahaan-perusahaan nasional.

Indikator Kinerja :

 Jumlah layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk transportasi dengan target kinerja 3 layanan teknologi

 Jumlah paket teknologi konvergensi yang dimanfaatkan untuk telemedicine dengan target kinerja 5 paket teknologi.

Inovasi dan Layanan Konvergensi Teknologi Telemedicine

Kumpulan kegiatan yang melakukan kajian, pengembangan, ujicoba hingga sertifikasi dan produksi bersama industri nasional di bidang peralatan-peralatan kesehatan yang menggunakan komponen elektronika seperti USG, EKG, Haemodialisa dan sebagainya. Alkes ini masih 100% di import dan dibutuhkan di seluruh Indonesia sehingga merupakan pasar yang besar untuk industri nasional tumbuh dan berkontribusi.

Inovasi teknologi elektromedika digabungkan dengan konvergensi teknologi telekomunikasi menghasilkan inovasi teknologi telemedicine yang memungkinkan layanan kesehatan spesialis secara jarak jauh. Kegiatan inovasi konvergensi teknologi telekomunikasi merupakan kumpulan kegiatan yang melakukan kajian tentang infrastruktur telematika dan telekomunikasi, pengembangan peralatan, pengujian dan pemberian rekomendasi penggunaan guna tercapainya pemerataan akses telekomunikasi multimedia di seluruh Indonesia. Akses telekomunikasi ini menjadi penting mengingat dengan cara ini dapat dilaksanakan berbagai aktivitas seperti edukasi, medicine, tele-governance dll dimana layanan pemerintah dapat dilakukan tanpa memerlukan kehadiran seseorang / secara virtual sehingga dapat dilaksanakan secara merata ke seluruh rakyat Indonesia.


(26)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 26 Inovasi dan Layanan Teknologi Navigasi Udara dan Laut

Merupakan kumpulan kegiatan pengkajian, pengembangan, ujicoba hingga sertifikasi dan penggunaan masal bersama industri nasional di bidang pemantauan posisi geografis suatu peralatan / kegiatan ekonomis. Teknologi ini akan berguna untuk memenuhi berbagai kebutuhan dari kebutuhan militer (radar), hingga perikanan di mana dapat dipantau posisi setiap kapal nelayan untuk menjadi dasar penegakan hukum bila nelayan mengambil ikan di daerah-daerah terlarang. Termasuk dalam kegiatan ini adalah teknologi Commmunication Navigation Surveillance / Air Traffic Management (CNS/ATM) yang digunakan untuk mengelola ruang udara Indonesia. Teknologi yang sama digunakan dengan Automatic Vessel Information System (AVIS) dengan menerapkan untuk memantau keberadaan dan status kapal – kapal laut di perairan Indonesia.

Untuk mendukung keselamatan transportasi juga dilakukan pengkajian, pengembangan, inspeksi, ujicoba, verifikasi teknologi yang dibutuhkan untuk keselamatan transportasi seperti signalling kereta, automatic vehicle avoidance, tactical collision avoidance system. Teknologi ini digunakan untuk mencapai yang utama dalam pengembangan transportasi umum yakni keselamatan penumpangnya.

Standarisasi Kualitas Mutu Produk dan Jasa bidang TIE

Merupakan kumpulan kegiatan untuk penguatan kelembagaan dan operasional sebagai lembaga audit / inspeksi dan laboratorium uji melalui akreditasi, termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan untuk pengembangan Rencana Standar Nasional Indonesia dan sertifikasi personil Pusat Teknologi Elektronika.


(27)

(28)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 28 2.3.3. Indikator Kinerja Program Bidang Material

Sasaran Program bidang Material, dapat dijabarkan secara cascading sebagai berikut :

Gambar 7. Cascading impact, outcome dan output Bidang Material

1. Terwujudnya inovasi Teknologi Material Biocompatible

Urgensi dari kegiatan penerapan teknologi material untuk alat kesehatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan nasional akan bahan baku biocompatible material untuk alat kesehatan (alkes) implan yang diperlukan pada penyelenggaraan jaminan kesehatan, seiring meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas, meningkatnya usia harapan hidup manusia Indonesia dan kebutuhan implan karena kerusakan tulang lainnya (karena penyakit). Selain itu, adalah untuk meningkatkan kemandirian bangsa, khususnya dalam memenuhi kebutuhan bahan baku (biomaterial atau biocompatible materials) untuk produksi alkesimplan yang selama ini sangat bergantung pada produk impor; serta untuk meningkatkan pemanfaatan dan memberi nilai tambah padabahan baku lokal yang diperlukan dalam pembuatan alkes implan.


(29)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 29 2. Terwujudnya Inovasi Teknologi Material Pengolahan Bahan Baku

Salah satu bahan baku strategis untuk industri maju adalah Logam tanah jarang (LTJ) oksida untuk pembuatan produk berteknologi canggih dan berkekuatan tinggi. Unsur-unsur LTJ oksida mempunyai ciri istimewa yaitu mampu bereaksi dengan unsur-unsur lain untuk menghasilkan sesuatu yang baru. LTJ oksida mampu menghasilkan neomagnet yaitu magnet berkekuatan tinggi mencapai 10-20 kali magnet biasa sehingga memungkinkan munculnya dinamo kuat yang mampu menggerakkan mobil. LTJ dan unsur oksidanya juga mampu meningkatkan kemampuan material berupa kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas sehingga mineral ini dapat ditambahkan pada pembuatan baja berkekuatan tinggi. LTJ juga digunakan sebagai bahan pembuat superkonduktor, laser, optik elektronik, glass dan keramik. Mineral ini juga dibutuhkan dalam pembuatan berbagai peralatan vital militer, mulai dari sonar kapal perang, alat pembidik meriam tank, hingga perangkat pelacak sasaran pada peluru kendali. Pendek kata, hampir semua produk berteknologi tinggi saat ini, mulai dari televisi, telepon seluler, sampai mobil hibrida dan perangkat pemandu rudal nuklir membutuhkan LTJ.

Keperluan LTJ dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2009, permintaan pasar LTJ dunia dan unsur oksidanya mencapai 134.000 ton, sementara kapasitas produksinya baru 124.000 ton. Tahun 2012, kebutuhan dunia mencapai 180.000 ton. Sebagai negara yang menguasai 97 persen LTJ dunia, China mampu mengoptimalkan pemanfaatan LTJ untuk menunjang perkembangan industri mereka. Dengan produksi LTJ yang besar dan kemampuan menggunakannnya, China mampu membangun industri elektronik nasional yang kuat. Saat ini China menguasai hampir semua lini industri dengan harga yang sangat kompetitif, mulai dari industri elektronik seperti komponen komputer, televisi, monitor dan handycam hingga industri manufaktur seperti industri baja, otomotif dan lainnya. Sadar akan pentingnya LTJ dalam menghasilkan produk teknologi tinggi dengan nilai tambah yang tinggi, sejak tahun 2007 China menurunkan kuota ekspor secara bertahap sehingga pada 2010 ekspor LTJ China tinggal 50% dibanding tahun 2005.


(30)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 30 Kegiatan riset ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan penguasaan teknologi nanomaterial logam tanah jarang untuk menghasilkan material yang bernilai tambah tinggi dengan memanfaatkan bahan baku lokal sehingga dapat memacu pertumbuhan industri hilir secara bertahap seperti aplikasi untuk Solid Oxide Fuel Cell (SOFC), sensor, phosphor display, baterei, magnet, hydrogen storage, semikonduktor, superkonduktor, dan lain sebagainya. Logam Tanah Jarang adalah suatu kelompok yang terdiri dari 17 unsur dalam tabel periodik yang terdiri dari 15 unsur grup lantanida ditambah Scandium dan Yttrium. Scandium dan Yttrium dimasukan sebagai rare earth element

(REE) karena cenderung hadir dalam deposit yang sama dengan grup

lantanida dan memperlihatkan kesamaan sifat sifat kimia (IUPAC, International Union of Pure and Applied Chemistry).

Sementara bahan baku alam yang masih tersedia dalam bentuk komoditas adalah Karet Alam, merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup strategis dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Karet juga salah satu ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara di luar minyak dan gas. Sekitar 90 persen produksi karet alam Indonesia diekspor ke manca negara dan hanya sebagian kecil dikonsumsi di dalam negeri. Peranan karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap kecil, mengingat Indonesia merupakan produsen karet nomor dua terbesar di dunia setelah Thailand dengan produksi sebesar 2,751 juta ton pada tahun 2008. Namun dari sisi luasan Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar didunia yaitu 3,42 juta hektar dan volume ekspor 2,295 juta ton dengan nilai US$ 6,06 Milyar pada tahun 2008. Walaupun telah banyak dilakukan berbagai upaya untuk menyelaraskan arah pengembangan perkaretan nasional, namun masih belum terlihat sinergis. Dengan pengembangan Advanced Rubber Technology Center, diharapkan akan lebih aktif jaringan antar pemangku kepentingan. Saat ini sudah diinisiasi dengan informasi harga karet harian per kawasan. Industri hilir yang akan berkembang banyak, memerlukan pusat perekayasaan yang dapat membantu inovasi dan standarisasi


(31)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 31 produk. Pengembangan ban pesawat menjadi penting karena penggunaan karet alam sangat dominan.

Untuk program pemerintah yang penting terkait perumahan dan pemukiman diperlukan bahan baku komposit untuk konstruksi bangunan tempat tinggal, khususnya hunian khusus yang memiliki sifat ringan, mudah ditransportasi dan cepat dalam proses instalasi. Dari sisi material, tentunya diperlukan teknologi material ringan sehingga dapat dibawa dan dirakit oleh manusia. Dari sisi sistem struktur, harus dapat mengakomodasi proses instalasi yang cepat dan memiliki kapasitas yang besar. Karena itu, melalui penelitian jembatan sementara, diharapkan dapat memperoleh teknologi struktur jembatan sementara yang ringan, cepat dalam proses instalasi dan memiliki kapasitas yang cukup baik.

Bahan Komposit yang ada di pasaran Indonesia memiliki karakteristik yang getas dengan transisi antar fase leleh sehingga keruntuhan yang sangat singkat (ductilitas rendah). Hal ini tentunya sangat tidak diharapkan untuk bangunan sipil apalagi rumah dan tempat tinggal pada umumnya. Di samping itu, belum cukupnya database penggunaan bahan komposit lengkap dengan karakterisasinya sehingga diperlukannya kajian untuk mengetahui karakteristik bahan komposit plastik untuk konstruksi jembatan. Berdasarkan hal-hal di atas, diharapkan kita dapat mengembangkan teknologi peningkatan kualitas komposit untuk konstruksi.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan energi terbarukan, dibutuhkan bahan baku material yang sesuai dengan pemanfaatan energi surya. Peluang bisnis di bidang energi pembangkit listrik tenaga surya demikian besar. Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 4.8 KWh/m2 setara 112.000 GWp sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa. Sumber energi yang mengandalkan pemanfaatan fosil tidak lama lagi bakal berakhir. Kebutuhan listrik terus meningkat sesuai dengan kemajuan masyarakat. Apabila pemerintah kurang berhasil memenuhinya keadaan menjadi masalah besar. Energi listrik yang mampu dipasok oleh PLN baru 1500-2000 MW. Oleh karena itu, PLN sering melakukan pemadaman listrik bergilir. Proyek listrik 10.000MW yang sudah selesai dibangun belum


(32)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 32 mampu memenuhi permintaan listrik yang terus melonjak tiap tahun. Diharapkan agar sumber energi alternatif tidak hanya bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, dan juga ramah lingkungan. Energi yang paling sesuai adalah energi surya.

Pembangunan industri sel surya nasional sudah harus disiapkan segera, karena selain merupakan peluang bisnis yang sangat besar, juga untuk memperkuat kedaulatan energi nasional di sector pembangkitan energi baru terbarukan. Demikian pula penyiapan industry bahan baku sel surya, yaitu industry wafer silikon polikristal yang dimodifikasi menjadi mono-like silikon sudah sangat mendesak. Pasokan industri wafer tidak hanya untuk dalam negeri namun dapat lebih luas lagi. Pasokan bahan baku bagi industry sel surya nasional yang dapat disediakan secara mandiri di dalam negeri dapat meningkatkan daya saing disektor industri.

3. Layanan Teknologi Polimer

Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari material ringan berupa plastik yang telah digunakan dalam seluruh lini kehidupan baik untuk perangkat rumah tangga, komponen elektronika, komponen transportasi, dll. Untuk mendukung industri yang memanfaatkan material polimer, diperlukan akses teknologi oleh masyarakat/industri dalam peningkatan kualitas dan standarisasi produk. Untuk keperluan itu, disiapkan layanan teknologi polimer dan material yang memadai sesuai dengan standar internasional untuk kepentingan perdagangan global.

Indikator Program:

1. Persentase penggunaan material biocompatible dalam negri di rumah sakit orthopedhi terpilih dengan target 10% sampai tahun 2019.

2. Jumlah Inovasi teknologi material pengolahan bahan baku yang dimanfaatkan oleh industri dengan target 1 inovasi teknologi 3. Jumlah layanan sertifikasi material dan/atau produk polimer yang


(33)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 33 2.3.4. Indikator Kinerja Program Bidang Kelistrikan

Di bidang kelistrikan, program pengkajian dan penerapan teknologi, umumnya didorong untuk mendukung sasaran strategis peningkatan kemandirian bangsa.

Gambar 5. Cascading impact outcome dan output Bidang Kelistrikan.

Dalam gambar di atas, dapat dilihat bahwa sasaran strategis bidang kelistrikan ada 2, yaitu Sasaran Strategis 15 adalah termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik, dan sasaran strategis 16 adalah termanfaatkannya layanan audit energi di sektor industri untuk peningkatan efisiensi energi nasional.

Untuk mewujudkan outcome kedeputian TIEM termanfaatkannya energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik, maka bidang kelistrikan melaksanakan kegiatan techno park Energi Terbarukan di daerah pantai Baron, Kab. Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai sarana wisata edukasi dan demonstrasi teknologi energi baru dan terbarukan untuk pembangkit listrik.

CASCADING IMPACT, OUTCOME DAN OUTPUT BIDANG KELISTRIKAN

12

Sub output, Komponen dan Sub Komponen

Buku 1 dan Buku 2 RPJMN 1 unit PLTP 500 kW Binary Cycle yang beroperasi

3 buah layanan audit energi yang diterapkan di industri dan sektor komersial

Inovasi PLTP Skala kecil Binary Cycle

dan Kondensing Inovasi dan Layanan Teknologi SMART GRID Layanan Teknologi

Konservasi dan Audit Energi

Terwujudnya Layanan Teknologi untuk Peningkatan kualitas kelistrikan energi terbarukan Termanf a atkannya pengguna an energi terbaruka n untuk pembang kit listrik Kawasan Baron Technopark

•1 unit PLTP skala kecil 3 MW dan 1 unit 500 kW Binary Cycle •3 buah layanan audit energi yang

diterapkan di industri dan sektor komersial

•230 layanan pengujian energi terbarukan Terwujudnya pemanfaatan rekomendasi audit energi Termanf aatkannya penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik Peningkatan daya saing industri dan kemandirian bangsa

di bidang teknologi inf ormasi, elektronika, energi, industri kimia, dan material

1.Pemanf aatan EBT untuk pembangkit listrik

2. Pemanf aatan Layanan Teknologi untuk Pengujian sistem energi baru terbarukan 3. Peningkatan pemanf aatan

rekomendasi audit energi

Termanfaatka nya layanan audit energi di

industri dan bangunan komersial peningkatan efisiensi energi nasional Pengujian Komponen Pembangkit Energi Baru

Terbarukan Dihasilkannya inovasi dan

layanan teknologi energi kelistrikan


(34)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 34 Indikator kinerja program tersebut adalah jumlah layanan kunjungan edukasi Teknopark EBT Baron sebanyak 4000 wisatawan sampai 2019.

Selain itu, untuk mendukung sasaran kelistrikan tersebut di atas, dalam jangka menengah juga akan dihasilkan sebuah inovasi dan layanan teknologi smart grid ketenaga-listrikan. Adapun indikator kinerjakegiatan tersebut adalah jumlah pilot plant SCADA smard grid for smart city. Disamping menghasilkan Inovasi teknologi smart grid kelistrikan, dalam jangka menengah ini kedeputian TIEM merencanakan untuk menghasilkan Inovasi Teknologi Konservasi dan Audit Energi dengan sasaran kegiatan berupa adalah termanfaatkannya rekomendasi audit energi dan terwujudnya layanan pengujian efisiensi peralatan pengguna energi listrik dan indicator kinerja kegiatan berupa jumlah rekomendasi audit energi yang dimanfaatkan mitra dan jumlah sertifikasi pengujian peralatan listrik berbasis standard nasional.

Guna mencapai masing-masing indikator sasaran strategis sebagaimana tertulis pada sasaran strategis BPPT, maka ditentukan 2 sasaran Program di bidang kelistrikan di kedeputian TIEM, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut. Di mana 2 sasaran program merupakan program yang mendukung sasaran strategis lembaga yang mendukung program nasional, yaitu termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik dan terwujudnya pemanfaatan rekomendasi audit energi.

Indikator Kinerja :

 Jumlah layanan TCH PLTP binary cycle 500 kW yang beroperasi dengan target kinerja 1 layanan teknologi.

 Jumlah PLTP condensing turbin 3 MW yang beroperasi, dengan target 1 unit.

 Jumlah layanan kunjungan edukasi Teknopark EBT Baron, dengan target 4000 kunjungan.

 Jumlah sertifikat pengujian energi terbarukan dengan target 230 sertifikat pengujian.


(35)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 35

 Prosentase peningkatan efisiensi energi di industri yang menerapkan rekomendasi audit energi, dengan target 10 % sampai dengan 2019

 Jumlah layanan pengujian peralatan pengguna listrik, dengan 20 layanan sampai dengan 2019

2.3.5. Indikator Kinerja Program Bidang Bahan Bakar dan Industri Kimia Sasaran program TIEM untuk progam bidang bahan bakar dan industri kimia pada RPJMN ke–3 terdiri dari empat program yang merepresentasikan kompetensi dari masing-masing bidang dan menghasilkan outcome, yaitu :

Gambar 6. Cascading impact, outcome dan output Bidang Bahan Bakar dan Industri Kimia

Terwujudnya konvergensi teknologi elektronika u Terwujudnya elektronika navigasi untuk mening transportasi Berfungsiny a sistem telemedicine dan elektronika Terwujudnya pemanfaatan teknologi Bahan Bakar Nabati sebagai sumber energi terbarukan

Inovasi Teknologi Produksi Bioenergi

Inovasi Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Migas dan

Inovasi Teknologi Industri Petrokimia

Layanan Teknologi Perencanaan Energi dan Optimalisasi Sistem Energi Nas

Impac

Outcome Output

Sub output, Ko po e

da Sub Ko po e

1. 1 (satu

Oil/PPO/Gr Hythane d 2. 1 (satu

Pemanfaa 1. 1 (satu) Inova si/Lay anan Tekn ologi Biodi Terwujudn ya Perencana an dan Optimalsis asi Sistem Energi Nasional Terwujudnya pemanfaatan teknologi BBN sebagai

bahan bakar substitusi BBM

Terwujudnya pemanfaatan teknologi Produksi dan Pemanfaatan Migas dan Batubara


(36)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 36 1. Terwujudnya Hasil inovasi dan Layanan Teknologi Bahan Bakar Nabati

Untuk Substitusi BBM

Dalam lima tahun ke depan, hasil inovasi dan layanan teknologi dari TIEM bidang bahan bakar yang ditargetkan dimanfaatkan oleh industri (sebagai outcome yang berpotensi menghasilkan dampak/impact) adalah bio-energi untuk substitusi BBM melalui indikator kegiatan biodiesel, biomethanol/bioDME/biohythane yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2019.

Permasalahan bahan bakar di sektor transportasi maupun industri juga selalu menjadi perhatian publik akibat dari pemanfaatan BBMbersubsidi yang sangat dominan di sektor ini. Krisis BBM diperkirakan akan terus terjadi mengingat kebutuhan minyak secara nasional tidak bisa diimbangi oleh penyediaannya melalui produksi dalam negeri. Dengan mempertimbangkan pentingnya keberlanjutan dalam penyediaan energi nasional dan dalam rangka meningkatkan kemandirian nasional di bidang bahan bakar, maka dipandang sangat urgen bahwa Indonesia harus segera memberdayakan dan membangun industri nasional untuk bahan bakar cair, yakni bio-energi.

Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 mentargetkan kontribusi EBT sebesar 23 % dari bauran energi nasional pada tahun 2025 mendatang. Biomassa menjadi salah satu opsi strategis penyediaan bio-energi untuk substitusi BBM. Namun, potensi yang ada saat ini belum bisa langsung dan maksimal dimanfaatkan tanpa melalui rekayasa teknologi.

Program inovasi dan layanan teknologi pemanfaatan BBN diarahkan untuk menghasilkan teknologi bio-energi yang kompetitif sehingga industri dapat memanfaatkan hasil inovasi ini. Dalam lima tahun ke depan, program ini ditargetkan bisa menghasilkan 1 produk inovasi teknologi bio-energi dalam bentuk demo plant yang dapat dimanfaatkan oleh industri dalam negeri.

Program inovasi dan layanan teknologi bio-energi bertujuan untuk menghasilkan teknologi produksi bio-energi yang dapat dimanfaatkan oleh industri. Program ini mendukung program pemerintah dalam percepatan dan peningkatan mandatori pemanfaatan bio-energi.

Percepatan peningkatan pemanfaatan bio-energi merupakan tindak lanjut 4 paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah yang salah


(37)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 37 satunya adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan dan mengurangi impor migas dengan cara meningkatkan pemanfaatan biodiesel.

Mandatori bio-energi bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil khususnya BBM. Untuk pengembangan industri bio-energi dalam negeri perlu segera dilakukan dalam rangka memberikan nilai tambah pada perekonomian, mengurangi emisi GRK akibat pembakaran energi fosil, serta untuk mengurangi impor BBM yang semakin meningkat (penghematan devisa akibat pengurangan impor BBM). Meningkatnya porsi biodiesel, maka dapat melakukan penghematan devisa dengan meningkatkan pemanfaatan biodiesel untuk kebutuhan dalam negeri.

Dalam lima tahun ke depan, hasil inovasi teknolgi yang ditargetkan dimanfaatkan oleh industri adalah biodiesel dan biomethanol. Teknologi biodiesel dari proses non katalitik ditargetkan dapat memberikan outcome pada tahun 2019, demikian juga teknologibio-methanol diharapkan dapat memberikan outcome pada tahun 2019.

2. Terwujudnya hasil inovasi dan layanan teknologi produksi dan pemanfaatan migas dan batubara

Sebagaimana disadari bahwa saat ini bahan bakar untuk pembangkit listrik yang dominan adalah batubara, demikian juga kecenderungannya kedepan adalah masih batubara. Melihat kenyataan bahwa sumber batubara Indonesia kebanyakan adalah Low Rank Coal, maka diperlukan upaya yaitu upgrading batubara sehingga batubara tersebut mempunyai kalor yang relative cukup untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Untuk mensuport program pemerintah dibidang bahan bakar cair (BBM), batubara juga bisa berkontribusi memenuhi kebutuhan BBM transportasi yaitu dengan proses pencairan batubara dengan teknologi hidrogenasi. Kedua upaya ini meningkatkan peranan secara nasional bahwa saat ini pemakaian nasional hanyalah 23% sedangkan untuk ekspor adalah 77%.

Untuk bahan bakar gas dimasa mendatang masih akan besar peranannya sehingga masih diperlukan upaya upaya untuk teknologi pemanfaatannya untuk transportasi, rumah tangga, industri kimia dan pembangkit listrik. Disamping itu juga perlu upaya upaya untuk memproduksi


(38)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 38 gas-gas sistesis dari bahan bakar lainnya sehingga dapat dihasilakan bahan bakar yang cukup.

Untuk peningkan ketersediaan pasokan bahan bakar perlu dilakukan upaya untuk memanfaatkan potensi sumber minyak maka upaya pemanfaatan kilang mini sangat diperlukan.

3. Terwujudnya hasil layanan teknologi di bidang perencanaan dan optimalisasi sistem energi nasional

Perencanaan energi nasional adalah mutlak diperlukan untuk menghasilkan perencanaan pembangunan yang optimum. Hal ini disadari karena energi memegang peranan yang cukup penting di dalamnya. Untuk itu Kajian outlook energi di BPPT berharap bisa menjadi rujukan utama nasional dan merupakan outcome kedeputian TIEM.

4. Terwujudnya hasil inovasi dan layanan teknologi industri kimia.

Permasalahan utama industri petrokimia ada pada 3 komponen yaitu teknologi, bahan baku dan katalis yang semuanya masih bergantung pada lisensi asing, ditambah dengan permasalahan penggunaan pupuk nasional yang tidak efisien menyebabkan beban subsidi pemerintah yang cukup tinggi yaitu mencapai Rp. 18 trilyun/tahun. Keppres No. 4 tahun 2010 tentang revitalisasi industri pupuk nasional ditindaklanjuti oleh pemerintahdengan menyediakan dana untuk melakukan optimalisasi pabrik pupuk yang ada dan membangun pabrik pupuk baru untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 3 juta ton/tahun menjadi 7 juta ton/tahun.

Dengan melihat potensi tersebut, dan modal invensi pupuk SRF/CRF yang mampu menghemat penggunaan pupuk 30-50%, Kedeputian TIEM melanjutkan kegiatan pengembangan kedepan untuk menghasilkan paten yang dimanfaatkan oleh mitra/lisensi pupuk SRF/CRF kapasitas 10.000 – 100.000 ton/th dan dilengkapi dengan pupuk mikro nutrient 1.000 – 10.000 ton/th yang diharapkan dapatmengurangi beban subsidi sekitar Rp.5,4 trilyun per tahun. Sedangkan faktor hambatan eksternal BPPT antara lain: banyak perusahaan yang terikat oleh peraturan prinsipal di luar negeri, serta political will pemerintah lemah (misalnya aturan tentang royalty untuk peneliti dan


(39)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 39 perekayasa). Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu disusun strategi yang mencakup apa yang ingin dicapai, langkah-langkah dan tahapan untuk mencapainya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian dimaksud.

FORMULASI STRATEGIS

Program Inovasi Teknologi Industri Petrokimia mendukung program prioritas nasional pembangunan kedaulatan pangan, terutama dalam hal peningkatan produksi padi dan pangan lainnya. Sebagai outcome dari program ini adalah dimanfaatkannya teknologi produksi pupuk SRF/CRF oleh mitra industri dengan kapasitas (10.000 – 100.000 ton per tahun). Beberapa impact yang dapat dicapai dari implementasi pupuk SRF/CRF diantaranya : menghemat penggunaan pupuk sekitar 30 – 50%, fleksibelitas formulasi pupuk yang dihasilkan menyesuaikan dengan spesifikasi lokasi (speklok) dan komoditas, memulihkan kesuburan lahan karena matriks yang digunakan, mengurangi beban subsidi sekitar Rp. 5 - 9 (Trilyun) per tahun, meningkatkan panen rata-rata sekitar 10%. Sesuai dengan target yang diharapkan maka pada tahun 2017/2018 pupuk SRF/CRF sudah diproduksi dan didistribusikan oleh mitra. Mitra pengguna teknologi ini antara lain Industri Pupuk (BUMN), BUMD/Perusda, swasta.

Adapun untuk mengatasi shortage gas alam sebagai bahan baku petrokimia (pupuk), maka diharapkan adanya sumber gas alternative yang diperoleh melalui inovasi teknologi produksi syngas. Syngas ini dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku batubara maupun biomassa yang berlimpah di Indonesia. Program migas diharapkan menghasilkan penguasaan teknologi kilang mini dalam rangka mendukung program prioritas nasional pembangunan kedaulatan energy, khsususnya kegiatan pembangunan kilang minyak yang dicanangkan secara nasional. Kilang Mini


(40)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 40 ini dipersiapkan untuk daerah, remote area yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Indikator Kinerja :

 Jumlah inovasi teknologi produksi BBN yang dimanfaatkan dengan target kinerja 1 inovasi teknologi.

 Jumlah inovasi teknologi pupuk SRF/CRF yang dimanfaatkan, dengan target kinerja 1 inovasi teknologi.

Ringkasan Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM

Secara ringkas Indikator Kinerja Program Kedeputian TIEM dapat ditabulasikan sebagai berikut :

No Sasaran Program Indikator Kinerja Program

Target/ Anggaran

(Rp M) SP 1 Meningkatnya

layanan teknologi e-services berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik (KTP-el dan Sertifikat dijital) yang dimanfaatkan mitra.

Jumlah layanan e-Governement dan e-business berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik

2 15,7

Jumlah infrastruktur TI berkeamanan yang dapat digunakan bersama

1 16,8 Jumlah inovasi teknologi intelligent

computing untuk human information processing

2 13,3

SP 2 Terimplementasikan nya teknologi elektronika navigasi untuk keselamatan transportasi

Jumlah layanan teknologi elektronika navigasi yang dimanfaatkan untuk transportasi

3 53,75

Jumlah paket teknologi konvergensi yang dimanfaatkan untuk telemedicine

5 43,63

SP 3 Meningkatnya penggunaan material

biocompatible dalam negeri

Persentase penggunaan material biocompatible di rumah sakit orthopedi terpilih

10% 9,67

Jumlah inovasi teknologi material pengolahan bahan baku yang dimanfaatkan oleh industri

1 37,61

Jumlah layanan sertifikasi material dan/atau produk polimer yang dimanfaatkan oleh industri

5 20

SP4

Termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan (EBT)

Jumlah layanan TCH PLTP binary cycle 500 kW yang beroperasi

1 4 Jumlah PLTP condensing turbin 3 1


(41)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 41 untuk pembangkit

listrik

MW yang beroperasi 36

Jumlah layanan kunjungan edukasi teknopark EBT Baron

4000 29,5 Jumlah Sertifikat pengujian energi

terbarukan

230 - SP5 Termanfaatkannya

rekomendasi audit energi

Persentase peningkatan efisiensi energi di industri yang menerapkan rekomendasi audit energi

10% 12,8

Jumlah layanan pengujian efisiensi peralatan pengguna listrik

20 - SP6 Termanfaatkannya

layanan teknologi produksi Bahan Bakar Nabati (BBN)

Jumlah inovasi teknologi produksi BBN yang dimanfaatkan

1 24,38

SP7 Termanfaatkannya inovasi teknologi industri petrokimia

Jumlah inovasi teknologi pupuk Slow Release Fertilizer (SRF) yang dimanfaatkan

1 19,42

2.3. Pelayanan Teknologi

Layanan teknologi merupakan jembatan yang baik untuk implemetasi hasil inovasi teknologi kepada semua pemangku kepentingan baik pemerintah, BUMN, swasta dan rakyat. Berikut adalah target layanan teknologi yangada di kedeputian TIEM.

2.4.1. Bidang TIK

Dalam melaksanakan tupoksinya yakni melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi informasi dan komunikasi, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) juga melaksanakan layanan teknologi yang diminta oleh masyarakat secara langsung dengan mekanisme yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Mekanisme tersebut adalah melalui Pusat Layanan Teknologi BPPT dengan kontrak kerja untuk instansi pemerintah dan swasta, atau dengan mekanisme swakelola pihak pertama untuk instansi pemerintah.


(42)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 42 Layanan di bidang teknologi elektronika terdiri dari beberapa bentuk, antara lain: konsultansi penerapan teknologi, pendampingan teknis, studi kelayakan penerapan teknologi, kajian regulasi dan standar terkait, pengujian perangkat elektronika, sertifikasi produk dan audit teknologi. Semua layanan teknologi elektronika dilakukan melalui Pusat Layanan Teknologi yang merupakan BLU di BPPT.

2.4.3. Bidang Teknologi Material

Layanan bidang material adalah alih teknologi, pengembangan teknologi, pengujian mutu kualitas produk, konsultasi dan pendampingan

2.4.4. Bidang Teknologi Energi Kelistrikan

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 buku II, tertulis tentang pentingnya layanan perekayasaan dan teknologi didalam sebuah bisnis. Layanan tersebut bisa berupa jasa-jasa pengujian bahan, jasa perancangan produk dan perekayasaan, problem solving

dan juga jasa pelatihan dan pendidikan.

Salah satu strategi yang diterapkan pemerintah untuk mencapai RPJMN tersebut adalah meningkatkan kapasitas dan pelayanan. Untuk itu dilaksanakan peningkatan kapasitas layanan dan revitaslisasi peralatan laboratorium serta peningkatan kualitas dan jumlah SDM yang akan di biayai dari dana pemerintah.

Berdasarkan buku RPJMN 2015-2019, B2TKE direncanakan berfungsi sebagai fasilitas untuk pengujian refrigerator, pendingin ruangan (AC), perancangan sistem pembangkit panas surya, laboratorium kalibrasi dan laboratorium modul surya. Untuk itu, peralatan yang telah berumur lebih dari 20 tahun perlu direvitalisasi.

Disamping peningkatan fasilitas di bidang teknologi energi kelistrikan dilakukan pula kegiatan di bidang layanan teknologi konservasi dan audit energi serta standardisasi efisiensi penyediaan dan penggunaan energy serta Inovasi. Layanan teknologi juga mencakup layanan uji batere mobil listrik.


(43)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 43 Bidang teknologi bahan bakar dan industri kimia, secara umum dapat memberikan pelayanan teknologi jasa konsultansi, rekayasa disain, jasa pengujian bahan bakar, jasa pelatihan dan alih teknologi, jasa analisa, pendampingan proses konstrusi (owner consultant).

Jasa Konsultansi mencakup: studi kelayakan (feasibility study), disain dasar (basic design), disain rinci (detailed design), supervisi pembangunan

(construction supervision) dan uji komisioning (comissioning test). Pekerjaan yang

ditangani mulai dari disain dan pemodelan untuk proses (process), peralatan

(equipment), kelistrikan (electrical), instrumentas (intrumentation), sipil (civil

works), pemipaan (piping), struktur (structurs), sampai dengan manajemen proyek

(project management). Untuk pelaksanaan jasa tersebut didukung software yang sesuai.

Jasa pengujian bahan bakar saat ini mencakup pengujian dan karakterisasi bahan bakar nabati (biofuel), pengujian dan karakterisasi batubara dan uji bakar batubara. Selain itu juga menangani juga pengujian dan karakterisasi bahan bakar minyak dan gas.

JENIS LAYANAN TEKNOLOGI PER BIDANG

NO BIDANG JENIS LAYANAN JUMLAH OUTCOME

2016 2017 2018 2019

1 TIK

Alih Teknologi 1 - - 1 Menambah portofolio produk industri nasional. Mendukung prioritas nasional dimensi konektivitas. Memastikan mutu KTP-el reader yang beredar dimasyarakat .

Pengembangan Teknologi 1 1 1 1 Pengujian mutu kualitas

produk TIK 1 1 1 1 Konsultansi 1 1 1 1 Pendampingan 1 1 1 1 Pembuatan aplikasi 1 1 1 1 2 Elektronika

Pengujian 1 1 1 1 Audit teknologi 0 1 1 1 FS 1 1 1 1


(44)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 44

Konsultansi 1 1 1 1 3 Bahan Bakar &

industri kimia

Konsultasi 2 2 2 2 pengujian 2 2 2 2 Pilot projek 1 1 1 1 Pelatihan 1 1 1 1

4 Kelistrikan

 Pengujian Modul Surya, Baterai, Lampu

TL/LED/PJU (Arus Input DC), Lampu CFL (Arus Input AC), Battery Control Regulator (BCR), Sistem PLTS, Inverter Off Grid,

KWH Meter, TV, Ballast Elektronik, Rice Cooker, Air Conditioner, Lemari Pendingin (refrigerator),

Energy Saver 100 110 120 130

Terwujudnya produk-produk kelistrikan tersertifikasi sehingga mampu menciptakan nilai tambah peningkatan aspek keselamatan, penghematan energi dan kualitas teknis di masyarakat.

 Pengujian Uji Emisi Gas dan Partikulat dan Logam, Solar Water Heater, Audit Energi di Bangunan-Gedung dan Industri, 

 Pelatihan Audit Energi, Sistem Manajemen Energi dan Sistem PLTS serta layanan engineering kelistrikan

5 Material

Alih Teknologi - 1 - - Pengembangan Teknologi 1 1 1 1 Pengujian mutu kualitas

produk 1 1 1 1 Konsultansi 1 Pendampingan 1


(1)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 59 Kegiatan B2TKE

Sasaran Indikator Target (kinerja dan anggaran)

satuan 2015 2016 2017 2018 2019

Inovasi Teknologi Konservasi dan Audit Energi

Desain Sistem Kogenerasi dan Boiler Efis i e n Desain Rekomendasi 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 (M, Rp) 0,88 1,1 1,2 2 3,0

Rekomendasi Audit Energi Rekomendasi

-- 1 2 2 2

(M, Rp) 0,0 1,0 1,8 2,0 2,0

Sasaran Strategis BPPT

No Sasaran Indikator Target (kinerja dan anggaran)

Satuan 2015 2016 2017 2018 2019

1

Termanfaatkannya layanan audit energi di industri dan rumah tangga untuk peningkatan efisiensi energi nasional

Jumlah pengguna yang memanfaatkan rekomendasi audit energi

Paket

Teknologi 0 0 1 1 1

Anggaran (Rp)


(2)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 60 Arsitektur dan Informasi Kinerja Bidang Teknologi Energi Bahan Bakar


(3)

(4)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 62 Arsitektur dan Informasi Kinerja Bidang Teknologi Material


(5)

(6)

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 1

BAB V

P E N U T U P

Renstra TIEM 2015-2019 merupakan acuan dalam menyusun program, kegiatan, dan anggaran serta indikator kinerja dan targetnya di lingkungan TIEM. Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan untuk laporan akuntabilitas kedeputian kepada

stakeholders dan customers dalam perencanaan program, perencanaan

sumberdaya, perencanaan kelembagaandan pengendalian pelaksanaan program serta pengawasan agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi TIEM.

Rencana strategis kedeputianTIEM merupakan cerminan dari program, kegiatan, anggaran, indikator kinerja, dan target yang lebih operasional yang disusun dan

ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran

Kementerian/Lembaga (RKA-KL) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Pengukuran kinerja akan dilakukan dengan mengacu pada sistem dan prosedur pengukuran kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan BPPT dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dari Pemerintah. Pelaksanaan pengukuruan kinerja dilakukan secara berkala.