Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan

Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 49 T7 Peningkatan kemandirian bangsa di bidang teknologi energi dan industri kimia No Tujuan dan Sasaran Arah Kebijakan Strategi 4 Termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan EBT untuk pembangkit listrik Peningkatan kemandirian bangsa melalui inovasi danatau layanan teknologi energi Pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik 5 Termanfaatkannya rekomendasi audit energi Peningkatan kemandirian bangsa melalui inovasi danatau layanan teknologi audit energi Pemanfaatan rekomendasi audit energi 6 Termanfaatkannya layanan teknologi produksi Bahan Bakar Nabati BBN Peningkatan kemandirian bangsa melalui inovasi danatau layanan teknologi bahan bakar nabati Pemanfaatan inovasi teknologi produksi Bahan Bakar Nabati 7 Termanfaatkannya teknologi industri petrokimia. Peningkatan kemandirian bangsa melalui inovasi dan atau layanan teknologi industri kimia Pemanfaatan inovasi teknologi industri kimia

1.3. Kerangka Regulasi

 Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas , Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.  Peraturan Presiden Republik Indonesia No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.  Undang Undang republik Indonesia No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 50  Undang Undang Republik Indonesia No. 1 th 2014 ttg Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Disamping itu terkait dengan Penguasaan dan Pemanfaatan Teknologi ada beberapa peraturan perundangan yaitu Undang-Undang no 18 tahun 2002 mengamanatkan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pencapaian tujuan negara. Teknologi sebagai cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan disiapkan untuk menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia dan dituntut penguasaannya untuk memudahkan industri memproduksi produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Penguasaan Teknologi untuk Pembangunan dan Penguatan Struktur Industri: Sesuai amanat UU no 3 tahun 2014, Industri merupakan sektor usaha yang terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan kondisi ekonomi baik, negara dapat membiayai pembangunan di segala bidang. Industri manufaktur harus memiliki Sumber daya teknologi, SDM kompeten dan pasokan bahan baku yang aman. Struktur industri nasional harus diperkuat untuk penguasaan pasar maupun untuk kedalaman jaringan pemasok bahan baku dan bahan pendukung, komponen, dan barang setengah jadi bagi industri hilir.

1.4. Kerangka Kelembagaan

Penyesuaian kerangka kelembagaan BPPT struktur organisasi, ketatalaksanaan dan pengelolaan SDM yang digunakan untuk melaksanakan Rencana Strategis BPPT 2015 – 2019 mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Meningkatkan keterkaitan dan koordinasi pelaksanaan bidang-bidang pembangunan yang terdapat dalam RPJMN 2015-2019, sesuai dengan fungsi dan visimisi BPPT; 2. Mempertajam arah kebijakan dan strategi BPPT sesuai dengan kapasitas organisasi dan dukungan sumber daya BPPT; Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 51 3. Membangun struktur organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran, menghindari duplikasi fungsi dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi BPPT dalam melaksanakan program-program pembangunan nasional; 4. Memperjelas ketatalaksanaan dan meningkatkan profesionalitas SDM BPPT. Struktur organisasi BPPT merupakan kerangka dalam pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, unit-unit, atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda- beda dalam satu organisasi BPPT. Struktur organisasi BPPT mengandung unsur- unsur sebagai berikut: 1. Spesialisasi kegiatan, yaitu berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas dalam organisasi BPPT; 2. Standardisasi kegiatan, yaitu prosedur-prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan yang telah direncanakan; 3. Koordinasi kegiatan, yaitu menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja dalam organisasi BPPT; 4. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan yang menunjukkan lokasi letak kekuasaan pembuatan keputusan; 5. Ukuran satuan kerja yang menunjukkan level eselonisasi suatu unit kerja. Berdasarkan tujuan reformasi birokrasi untuk membentuk organisasi yang tepat fungsi maka, struktur organisasi kedeputian TIEM telah direorganisasi berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor : 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian Renstra Kedeputian TIEM 2015-2019 52 dan Penerapan Teknologi digambarkan pada berikut:

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN