Perkembangan Ekonomi Makro Regional
6
1.1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Sisi Penggunaan
Perekonomian Provinsi Bengkulu dari sisi penggunaan masih bertumpu pada sektor konsumsi. Proporsi konsumsi terhadap PDRB mencapai 79,73,
diikuti ekspor-impor dan investasi. Proporsi tersebut sedikit menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 80,09.
1.1.1. Konsumsi Daerah
Pertumbuhan secara tahunan y-o-y di sisi konsumsi sebagian besar disumbang oleh konsumsi rumah tangga dan pemerintah. Pertumbuhan
untuk masing-masing konsumsi tersebut sebesar 6,60 dan 5,47.
Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar
Harga Berlaku dan Konstan
juta rupiah kecuali dinyatakan lain
Q-II 2007 Q-II 2008
Jenis Penggunaan Nilai
Proporsi Nilai
Proporsi Pertum-
buhan I. Atas Dasar Harga Berlaku
1. Konsumsi Rumah Tangga
2. Konsumsi Lembaga Nirlaba
3. Konsumsi Pemerintah
4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto
5. Perubahan stok
6. Ekspor
7. Impor
1.977.471 28.710
492.081 254.436
120.273 966.858
429.582 62,39
0,91 15,52
8,03 3,80
30,50 13,55
2.233.658 29.018
522.541 258.788
122.347 1.147.701
454.332 61,78
0,80 14,45
7,16 3,38
31,75 12,56
12,96 1,07
6,19 1,71
1,72 18,70
5,76 PDRB
3.169.701 100
3.615.478 100
14,06
II. Atas Dasar Harga Konstan
1. Konsumsi Rumah Tangga
2. Konsumsi Lembaga Nirlaba
3. Konsumsi Pemerintah
4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto
5. Perubahan stok
6. Ekspor
7. Impor
1.092.238 17.931
266.844 145.921
40.675 531.083
251.614 62,00
1,02 15,15
8,28 2,31
30,15 14,29
1.164.275 18.064
281.452 152.365
41.667 571.079
309.866 63,42
0,98 15,33
8,30 2,27
31,11 16,87
6,60 0,74
5,47 4,42
2,44 7,53
23,15 PDRB
1.761.727 100
1.835.702 100
4,20
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan ini terlihat mulai melambat dan tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini juga diikuti oleh
konsumsi pemerintah. Melambatnya konsumsi masyarakat diduga sebagai efek dari meningkatnya harga barang terutama bahan makanan
serta kenaikan harga secara umum pasca kenaikan harga BBM. Selain itu, menurunnya kinerja sektor pertanian sebagai sektor utama perekonomian
daerah juga memberi dampak pada melambatnya konsumsi.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
7
Pada triwulan ini ada beberapa peristiwa yang dapat berpotensi meningkatkan daya beli rumah tangga seperti, kenaikan gaji PNS yang
mencapai 20 berikut pembayaran rapel kenaikannya, pembayaran Bantuan Langsung Tunai pada tanggal 15 Juni 2008 dan pembayaran
dana recovery pasca gempa. Kemungkinan peristiwa tersebut membantu tingkat konsumsi rumah tangga tetap tumbuh dan tidak stagnan
ataupun mengalami kontraksi sebagaimana banyak dikhawatirkan banyak kalangan pasca kenaikan harga BBM.
Grafik 1.2. Perkembangan Kredit Konsumsi di Provinsi Bengkulu miliar Rp
500,000 700,000
900,000 1,100,000
1,300,000 1,500,000
1,700,000 1,900,000
2,100,000
Jan Feb
Mar Ap
r Me
i Ju
n Jul
Au g
Se p
Oct No
v Dec
Jan Feb
Mar Ap
r Me
i Ju
n Jul
Au g
Se p
Oct No
v Dec
Jan Feb
Mar Ap
r Me
i Ju
n 2006
2007 2008
10 20
30 40
50 60
gYOY
Sumber : Lap Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu
Di sisi lain, dilihat dari kredit yang disalurkan perbankan daerah untuk kegiatan konsumsi maka terlihat adanya peningkatan yang cukup
tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini menggambarkan adanya peningkatan pembiayaan kegiatan konsumsi masyarakat.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
Grafik 1.3. Beberapa Hasil Survei di Provinsi Bengkulu
35.00 45.00
55.00 65.00
75.00 85.00
95.00
1 2
3 4
1 2
3 4
1 2
2006 2007
2008 IKK
Pembelian Barang
Sumber : Buku Survei Ekspektasi Konsumen, Survei Kegiatan Dunia Usaha dan BPS Prov. Bengkulu
Hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu menunjukkan adanya penurunan kepercayaan masyarakat. Hal ini terlihat dari
menurunnya indeks keyakinan konsumen IKK. Penurunan ini dipicu oleh menurunnya indeks ekspektasi konsumen yang didorong oleh
melemahnya ekspektasi penghasilan konsumen dalam 6 bulan kedepan. Selain itu, indeks ketepatan pembelian barang juga menurun yang
menggambarkan adanya rencana konsumen untuk menunda konsumsinya.
Konsumsi pemerintah secara tahunan di triwulan laporan juga terlihat melambat. Pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan
laporan sebesar 5,47 sementara triwulan sebelumnya mencapai 6,55. Namun dilihat dari pengeluaran pemerintah daerah terkait dengan
belanja pegawai, yang memiliki porsi 27 terhadap total belanja daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu, terlihat adanya kenaikan yang cukup
tinggi. Kenaikan belanja pegawai mencapai 57 dibanding triwulan sebelumnya yang disebabkan adanya pembayaran gaji ke-13 bagi
pegawai negeri sipil. Sehingga perlambatan ini diduga karena adanya perlambatan belanja modal Pemerintah Provinsi Bengkulu yang memiliki
porsi belanja terhadap APBD sebesar 46.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
9
Dari pengamatan fisik terhadap beberapa proyek pemerintah daerah terutama di Kota Bengkulu, memang berjalan lambat. Proyek-
proyek besar yang menggunakan dana multiyears seperti revitalisasi Masjid Jamik, pembenahan kawasan Pantai Panjang, pembangunan
terowongan dan monumen di sekitar kawasan gedung daerah terlihat tersendat-sendat. Realisasi pembangunan infrastruktur fisik ini diharapkan
dapat berjalan sesuai rencana sehingga dapat menjadi stimulus dalam meningkatkan konsumsi daerah di saat mulai melemahnya konsumsi
masyarakat pasca kenaikan harga BBM. Namun demikian tetap perlu diperhatikan supply barang-barang terkait supaya tidak menimbulkan
efek inflasi daerah.
Grafik 1.4. Perkiraan Pengeluaran UpahGaji Pegawai Negeri dan Saldo Giro Pemerintah Provinsi Bengkulu
juta rupiah
210,000 230,000
250,000 270,000
290,000 310,000
330,000 350,000
370,000 390,000
1 2
3 4
1 2
2007 2008
600,000 700,000
800,000 900,000
1,000,000 1,100,000
1,200,000 1,300,000
1,400,000 1,500,000
Perkiraan Belanja Pegawai APBD axis kiri Giro Pemerintah di Perbankan Daerah axis kanan
Sumber : BPS Prov. Bengkulu dan Lap. Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu
1.1.2. Investasi Regional