Gambaran Sisi Pengeluaran Perkiraan Ekonomi

Perkembangan Keuangan Daerah 37 Grafik 4.2. Dana Milik Pemerintah di Perbankan Daerah juta rupiah - 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2007 2008 - 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 Daerah kiri Pusat kanan BadanLembaga kanan Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu

4.2. Gambaran Sisi Pengeluaran

Realisasi upah atau gaji pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu pada triwulan II tahun 2008 mencapai Rp381,84 miliar. Pengeluaran gaji tersebut mengalami kenaikan mencapai 57,2 dibanding triwulan sebelumnya. Adanya kenaikan yang cukup besar tersebut dikarenakan adanya realisasi gaji ke-13 yang diterima PNS di triwulan laporan dan dimulainya kenaikan gaji pokok sebesar 20 serta rapel kenaikannya. Tabel 4.2. Realisasi UpahGaji Pemda Dirinci Menurut KabupatenKota juta rupiah ProvinsiKabupaten Kota Triwulan III 2007 Triwulan IV 2007 Triwulan I 2008 Triwulan II 2008

1. Provinsi Bengkulu

2. Kota Bengkulu

3. Bengkulu Selatan

4. Kaur

5. Seluma

6. Bengkulu Utara

7. Muko-Muko

8. Rejang Lebong

9. Kepahiang

10. Lebong

42.648,60 47.749,86 33.722,78 15.572,05 21.735,07 52.722,46 16.256,16 40.295,53 13.949,56 13.281,00 32.425,13 33.365,00 25.640,80 11.842,20 16.529,73 40.091,75 12.362,06 30.640,75 10.608,84 10.098,72 35.494,21 34.474,07 27.285,02 14.004,54 17.534,48 40.434,43 14.491,31 32.873,52 13.348,06 12.959,28 55.993,94 52.704,77 44.491,14 21.410,46 32.724,37 58.274,16 22.154,66 52.495,66 21.783,20 19.812,46 Jumlah 297.933,07 223.604,26 242.898,92 381.844,81 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, data perkiraan Perkembangan Sistem Pembayaran 38 BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Sistem Pembayaran

5.1.1. Aliran Uang Kartal Outflow Inflow

Aliran uang kartal di Bank Indonesia Bengkulu di triwulan laporan mengalami net cash outflow yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan signifikannya peningkatan uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia cash outflow sementara jumlah uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia dari setoran perbankan daerah cash inflow menurun. Hal ini menggambarkan adanya peningkatan penggunaan uang kartal oleh masyarakat di Provinsi Bengkulu. Grafik 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu juta rupiah 24,299 786,536 - 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 2005 2006 2007 2008 Inflow Outflow Sumber : Kantor Bank Indonesia Bengkulu Dalam tabel 5.1. terlihat adanya peningkatan cash outflow yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp573.312 juta atau 269 dibanding triwulan sebelumnya dari Rp213.224 juta menjadi Rp786.536 juta, sedangkan cash inflow mengalami penurunan 83,20 atau sebesar Perkembangan Sistem Pembayaran 39 Rp120.292 juta dari Rp144.591 juta menjadi Rp24.299 juta. Sehingga jumlah net cash outflow meningkat sebesar Rp693.604 juta. Keadaan ini disebabkan oleh adanya peningkatan kebutuhan uang tunai di Provinsi Bengkulu. Kemungkinan hal tersebut terkait dengan adanya pembagian bantuan langsung tunai, pembayaran dana recovery pasca gempa, pembayaran gaji ke-13 serta kenaikan gaji PNS beserta rapel kenaikannya Tabel 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu juta rupiah 2007 2008 Keterangan Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Pert. q-t-q Inflow 112.858 178.428 144.591 24.299 120.292 Outflow 449.522 665.350 213.224 786.536 573.312 Netflow 336.664 486.922 68.633 762.237 Sumber : Kantor Bank Indonesia Bengkulu

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Dalam upaya menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, Bank Indonesia Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak Edar UTLE. UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB dengan menggunakan mesin racik. Rasio jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan mencapai 88,58, meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh adanya penurunan aktivitas penyetoran uang tunai oleh bank. Grafik 5.2. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu persen 39,95 15,81 21,68 33,28 88,58 62,61 44,40 39,17 22,08 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 2006 2007 2008 Sumber : Kantor Bank Indonesia Bengkulu Perkembangan Sistem Pembayaran 40 Untuk mengurangi jumlah UTLE tersebut maka peran masyarakat sangat diharapkan dalam memperlakukan uang dengan baik agar tidak cepat lusuh dan tetap layak edar. Untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menjaga uang kertas, Bank Indonesia mengeluarkan tagline 3 D yang merupakan kepanjangan dari Didapat, Disimpan, Disayang. Dengan tagline ini diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan memperlakukan uang kertas yang dimilikinya dengan lebih baik.

5.1.3. Penemuan uang palsu

Uang palsu yang dilaporkan oleh masyarakat dan bank kepada Bank Indonesia Bengkulu pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya, baik secara nilai rupiah maupun per lembarnya. Uang palsu yang dilaporkan berjumlah 26 lembar dengan nominal Rp1.720.000,00. Jenis pecahan uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama periode laporan yang terbanyak adalah pecahan Rp50.000,00 dan pecahan Rp100.000,00. Upaya yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu untuk mengurangi peredaran uang palsu adalah melalui sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Grafik 5.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkulu 41 57 34 53 46 25 23 30 21 26 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 2006 2007 2008 - 10 20 30 40 50 60 70 Rupiah Lembar Sumber : Kantor Bank Indonesia Bengkulu Perkembangan Sistem Pembayaran 41

5.1.4. Perkembangan Kliring Lokal

Transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Sebagaimana terlihat dalam tabel 5.2, peningkatan terjadi pada perputaran kliring, baik dalam warkat maupun nominal. Rata-rata harian warkat yang dikliringkan mengalami peningkatan sebesar 6,83, dari 439 lembar menjadi 469 lembar. Secara nominal, rata-rata harian juga mengalami peningkatan dari Rp6.636 juta menjadi Rp7.669 juta. Sedangkan bila dibandingkan dengan perputaran kliring secara nasional maka terlihat perputaran kliring di Bengkulu masih cukup rendah. Jumlah perputaran kliring di Bengkulu hanya sebesar 0,33 dari total perputaran kliring nasional. Sedangkan jumlah warkat yang dikliringkan di Bengkulu hanya sebesar 0,40 dari total warkat kliring. Selain itu, penggunaan instrumen pembayaran non-tunai lainnya dalam bentuk Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK seperti kartu kredit dan kartu debit juga masih sangat minim karena kurangnya infrastruktur berupa EDC Electronic Data Capture. Melalui penambahan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu APMK. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana termasuk tiga besar dalam penyumbang nilai PDRB merupakan sektor yang potensial untuk peningkatan penggunaan instrumen pembayaran non-tunai menggunakan kartu. Tabel 5.2. Perkembangan Kliring dan CekBilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu 2007 2008 Keterangan Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Pertum- buhan Bank Peserta Kliring 11 11 12 14 Perputaran Kliring Warkat lembar 27.617 24.901 25.467 29.539 15,99 Nominal juta Rp. 402.939 384.891 384.863 483.139 25,54 Rata-Rata Perputaran Kliring per Hari Warkat lembar 432 415 439 469 6,83 Nominal juta Rp. 6.296 6.415 6.636 7.669 15,57 Penolakan Cek dan Bilyet Giro Warkat lembar 1,37 1,49 0,86 0,61 0,25 Nominal juta Rp. 1,56 2,21 1,67 1,92 0,25 Sumber : Kantor Bank Indonesia Bengkulu Perkembangan Sistem Pembayaran 42 Jumlah warkat cek dan bilyet giro yang ditolak di triwulan laporan mengalami penurunan. Penolakan cek dan bilyet giro secara warkat mengalami penurunan sebesar 0,25, sedangkan secara nominal turun sebesar 0,25. Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah 43 BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

6.1. Perkiraan Ekonomi

Secara tahunan, perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan III tahun 2008 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, pertumbuhan ini tidak akan setinggi pertumbuhan pada triwulan III tahun 2007. Hal yang mendasari adalah melemahnya daya beli masyarakat diperkirakan baru pulih, setelah lebih dari enam bulan pasca kenaikan harga BBM. Di samping itu, harga minyak dunia saat ini cenderung turun. Harga minyak dunia pada 31 Juli 2008 diperdagangkan pada level dibawah 122 dolar ASbarel, padahal pada tanggal 4 bulan yang sama sempat menembus rekor tertinggi hingga mencapai 145 dolar ASbarel. Penurunan harga minyal di atas, diperkirakan akan mempengaruhi komoditas primer lainnya seperti batu bara, minyak sawit dan karet yang saat ini menjadi andalan ekspor Provinsi Bengkulu. Namun demikian harga komoditas ini diperkirakan masih tetap lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan demikian ekspor diperkirakan tidak akan terlalu bergejolak. Hal yang mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi daerah adalah perkiraan adanya musim panen di sektor pertanian. Dimana, musim panen diperkirakan akan terjadi di awal triwulan. Konsumsi diperkirakan juga meningkat ditopang oleh kenaikan konsumsi masyarakat serta konsumsi pemerintah. Tibanya bulan Ramadhan di akhir triwulan diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat. Selain itu, meningkatnya realisasi proyek pemerintah di semester II tahun ini diharapkan dapat menjadi pendorong ekonomi daerah. Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah