Investasi Regional Ekspor dan Impor Regional

Perkembangan Ekonomi Makro Regional 9 Dari pengamatan fisik terhadap beberapa proyek pemerintah daerah terutama di Kota Bengkulu, memang berjalan lambat. Proyek- proyek besar yang menggunakan dana multiyears seperti revitalisasi Masjid Jamik, pembenahan kawasan Pantai Panjang, pembangunan terowongan dan monumen di sekitar kawasan gedung daerah terlihat tersendat-sendat. Realisasi pembangunan infrastruktur fisik ini diharapkan dapat berjalan sesuai rencana sehingga dapat menjadi stimulus dalam meningkatkan konsumsi daerah di saat mulai melemahnya konsumsi masyarakat pasca kenaikan harga BBM. Namun demikian tetap perlu diperhatikan supply barang-barang terkait supaya tidak menimbulkan efek inflasi daerah. Grafik 1.4. Perkiraan Pengeluaran UpahGaji Pegawai Negeri dan Saldo Giro Pemerintah Provinsi Bengkulu juta rupiah 210,000 230,000 250,000 270,000 290,000 310,000 330,000 350,000 370,000 390,000 1 2 3 4 1 2 2007 2008 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000 1,100,000 1,200,000 1,300,000 1,400,000 1,500,000 Perkiraan Belanja Pegawai APBD axis kiri Giro Pemerintah di Perbankan Daerah axis kanan Sumber : BPS Prov. Bengkulu dan Lap. Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu

1.1.2. Investasi Regional

Sementara data investasi regional yang tercatat di BPS sebagaimana terlihat dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto PMTDB dan ditunjukkan pada tabel 1.1. di triwulan laporan mengalami kenaikan yang cukup tinggi mencapai 4,42. Pencatatan BPS ini merupakan investasi yang bersifat tambahan dan dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah setempat yang dapat berupa tambahan bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah dijalaninya. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 10 Sebaliknya, Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU yang dilakukan oleh Bank Indonesia Bengkulu di triwulan II 2008 menunjukkan hasil yang berbeda. Saldo bersih tertimbang SBT 1 atas realisasi investasi yang dilakukan responden menunjukkan penurunan dimana triwulan sebelumnya SBT sebesar 22,49 menjadi 3,05. Hal ini menunjukkan lebih sedikitnya responden yang menambah jumlah realisasi investasinya. Perbedaan di atas disebabkan adanya konsentrasi atau segmentasi responden yang berbeda antara BPS dengan SKDU Bank Indonesia. Grafik 1.5. Saldo Bersih Tertimbang SBT Realisasi Investasi Responden SKDU 7.57 3.05 20.79 21.94 22.49 0.11 10.61 45.12 37.98 - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2006 2007 2008 Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU KBI Bengkulu

1.1.3. Ekspor dan Impor Regional

Menurut data BPS Provinsi Bengkulu, pada triwulan laporan terjadi penurunan net-ekspor secara tahunan y-o-y sebesar 6,53. Tren perkembangan ekspor dan impor antar daerahnegara di triwulan laporan dapat dilihat dari tabel 1.2. di bawah ini. Ekspor naik dari Rp531.083 juta pada triwulan II tahun 2007 menjadi Rp571.079 juta sedangkan impor melemah dari Rp313.014 juta menjadi Rp309.866 juta. 1 Saldo Bersih Tertimbang merupakan selisih antara jawaban positif meningkat dengan jawaban negatif menurun dikali dengan bobot masing-masing sektorsubsektor Perkembangan Ekonomi Makro Regional 11 Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu juta rupiah 2007 2008 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Ekspor 531.083 550.963 557.002 570.840 571.079 Impor 251.614 263.683 336.484 313.014 309.866 Net Ekspor Impor 279.469 287.280 220.518 257.826 261.213 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Perkembangan ekspor daerah ke manca negara berdasarkan pemberitahuan ekspor barang diperkirakan juga meningkat. Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data Pemberitahuan Ekspor Barang PEB. Dari tabel tersebut terlihat adanya peningkatan ekspor daerah ini pada triwulan laporan secara tahunan 2 . Peningkatan nilai ekspor yang cukup besar terjadi pada komoditas batubara dan CPO. Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2007 2008 Mata Dagangan Ket. Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Pro- porsi Nilai 8.140 8.393 14.403 10.263 8.360 18,14 Lemakminyak hewannabati Volume 41.342 11.750 18.250 11.000 7.500 Nilai 520 705 220 290 569 1,24 Kakao dan produk kakao Volume 300 400 122 150 300 Nilai 6.405 10.830 9.562 9.896 9.263 20,10 Bahan bakar mineral Volume 198.576 290.572 305.677 311.403 247.842 Nilai 27.122 24.202 24.874 28.517 27.774 60,28 Karet dan barang dari karet Volume 13.542 11.743 11.864 11.882 10.554 Nilai 23 35 95 73 110 0,24 Lainnya Volume 21 25 4.459 3.013 19.263 Nilai 42.210 44.165 49.154 49.039 46.076 100 Total Volume 253.781 314.490 340.372 337.448 285.459 angka perkiraan Pertumbuhan nilai ekspor di triwulan laporan secara tahunan diperkirakan mencapai 9,16, dimana pertumbuhan ekspor batubara mencapai 45 sementara ekspor CPO tumbuh 3. Nilai ekspor 2 Penghitungan data ekspor triwulan laporan dilakukan dengan mem-prorata-kan data ekspor bulan April dan Mei 2008 kemudian dibandingkan dengan data ekspor triwulan II tahun 2007. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 12 diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya harga- harga komoditas ekspor tersebut. Trend kenaikan harga yang cukup tinggi terjadi untuk tiga komoditas ekspor utama Bengkulu sebagaimana terlihat pada grafik 1.7 dibawah. Kenaikan harga di triwulan ini terutama dialami oleh komoditas batubara dan karet. Secara triwulanan, harga batubara meningkat 45 dari US79ton menjadi US114ton. Sementara komoditas karet meningkat 13 dari US298kg menjadi US337kg. Mengenai ekspor CPO, ternyata pungutan ekspor yang ditetapkan pemerintah ditengarai berdampak negatif terhadap harga TBS di tingkat petani. Di khawatirkan hal ini akan mempengaruhi produktifitas petani kelapa sawit lihat boks 1. Dampak Penetepan Pungutan Ekspor CPO terhadap Harga TBS Grafik 1.6. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu dalam US - 200 400 600 800 1,000 1,200 Jan Feb M ar Apr M ay Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb M ar Apr M ay Jun 2007 2008 Karet CPO Batubara Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg, diolah Bila dilihat dari negara pembeli tabel 1.4 di bawah, Singapura merupakan negara dengan nilai pembelian terbesar diikuti oleh Belgia dan Amerika Serikat. Nilai ekspor Provinsi Bengkulu ketiga daerah ini mencapai US24.367 ribu atau sekitar 79 dari nilai ekspor secara keseluruhan. Perkembangan Ekonomi Makro Regional 13 Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2007 2008 Negara Pembeli Ket. Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Nilai 11.119 6.678 9.841 10.202 4.295 Amerika Serikat Volume 5.619 3.326 4.782 4.409 1.681 Nilai 263 2.469 2.668 2.732 1.035 Thailand Volume 150 85.102 93.628 92.070 31.219 Nilai 14.309 16.870 13.458 14.990 13.330 Singapura Volume 15.003 47.972 62.439 39.233 48.128 Nilai 272 - - - - Philipina Volume 9.065 - - - - Nilai 1.537 1.089 1.337 3.146 3.210 Malaysia Volume 40.495 17.102 43.481 83.250 74.373 Nilai - - - 230 - Hongkong Volume - - - 101 - Nilai - 39 - - - Jerman Volume - 20 - - - Nilai 8.552 7.419 16.387 11.516 6.742 Belgia Volume 13.794 9.992 19.198 11.524 5.441 Nilai 6.158 9.601 5.463 6.223 2.306 Lainnya Volume 169.655 150.976 116.844 106.861 29.464 Nilai 42.210 44.165 49.154 49.039 30.918 Total Volume 253.781 314.490 340.372 337.448 190.306 Data hingga bulan Mei 2008, Sumber : DSM, Bank Indonesia

1.2. PDRB Sisi Sektoral

Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi pada sebagian besar sektor ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya hanya terjadi di sektor jasa-jasa, bangunan, pertambangan dan penggalian serta angkutan dan komunikasi. Sektor-sektor tersebut masing- masing tumbuh sebesar 11,65, 8,38, 5,22 dan 2,98.