PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
49
Perkembangan Perbankan Daerah | BAB 3
” Sejalan dengan perkembangan kinerja perekonomian yang masih positif, kondisi perbankan Sumut hingga triwulan laporan masih menunjukkan peningkatan. Fungsi
intermediasi perbankan dalam penghimpunan dana dan penyaluran kredit kepada masyarakat masih terjaga di level yang optimal.“
3.1. KONDISI UMUM
Kondisi perbankan di Sumatera Utara pada triwulan III-2010 menunjukkan adanya kenaikan aset tertinggi sepanjang tahun 2010. Aset di triwulan III-2010 tumbuh 6,51 quarter to
quarter qtq jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dari Rp118,87 triliun menjadi Rp126,61 triliun. Angka pertumbuhan aset triwulanan ini lebih tinggi daripada angka
pertumbuhan di triwulan I dan II tahun 2010 yang masing-masing tercatat sebesar -0,99 dan 3,71. Kenaikan aset yang tinggi ini didorong oleh peningkatan nilai dana pihak
ketiga DPK milik masyarakat yang dihimpun oleh perbankan Sumatera Utara. Total DPK pada triwulan III 2010 tumbuh 5,18 qtq menjadi Rp102,94 triliun dari Rp97,87 triliun di
triwulan II 2010. Pertumbuhan DPK triwulanan ini juga merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun 2010, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I
dan II 2010 yang masing-masing tercatat sebesar 0,55 dan 2,59. Sedangkan jika dibandingkan dengan triwulan III 2009 terdapat peningkatan aset, kredit
dan DPK masing-masing sebesar 14,49, 21,73 dan 13,99 yoy. Angka pertumbuhan tahunan ini juga terus menanjak dari awal tahun 2010 dan merupakan angka
pertumbuhan tahunan tertinggi sepanjang tahun 2010. Pertumbuhan seluruh indikator perbankan ini menunjukkan perekonomian Sumatera Utara yang terus bertumbuh
sepanjang tahun 2010.
Tabel 3. 1 Indikator Utama Perbankan Sumut
Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah
B B
B A
A A
B B
B 3
33
3.2. INTERMEDIASI PERBANKAN
Kegiatan intermediasi perbankan selama triwulan III tahun 2010 relatif terjaga dengan baik yang antara lain terlihat dari rasio kredit terhadap DPK loan to deposit ratio LDR yang
masih berada di atas 80, walaupun terdapat sedikit penurunan yang disebabkan karena adanya kenaikan DPK yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,18 qtq pada triwulan ini yang
melebihi pertumbuhan kredit sebesar 4,70 qtq. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan III 2009, terdapat kenaikan sebesar 5,22, yang menunjukkan peningkatan fungsi
intermediasi yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun lalu. 3.2.1.
Penghimpunan Dana Masyarakat Penghimpunan DPK Sumut hingga triwulan III 2010 mencapai Rp102,94 triliun, atau
meningkat 5,18 qtq dibandingkan triwulan sebelumnya atau meningkat 13,99 yoy dibandingkan triwulan III 2009.
Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan simpanan berupa tabungan dan deposito dengan persentase kenaikan masing-masing sebesar 9,44 dan 2,79 qtq.
Sedangkan instrumen giro hanya mengalami kenaikan 1,94, mengindikasikan adanya peningkatan preferensi masyarakat untuk menyimpan dananya di bank
walaupun sebagian besar masih dalam bentuk instrumen jangka pendek yaitu tabungan.
Secara tahunan seluruh instrumen dana pihak ketiga mengalami kenaikan dengan kenaikan tertinggi dialami oleh tabungan yaitu sebesar 24,02yoy. Sedangkan
giro dan deposito naik masing-masing sebesar 6,98 yoy dan 8,70 yoy. Pertumbuhan deposito yang relatif rendah dibandingkan dengan pertumbuhan giro
dan tabungan diindikasikan sebagai dampak penurunan rata-rata tertimbang suku bunga deposito yang relatif lebih besar dibandingkan dengan penurunan rata-rata
tertimbang suku bunga giro dan tabungan.
Grafik 3. 1 Perkembangan DPK Sumut
0.00 0.02
0.04 0.06
0.08 0.10
0.12
T w
. I
T w
. II
T w
. III
T w
. IV
T w
. I
T w
. II
T w
. III
T w
. IV
T w
. I
T w
. II
T w
. III
T w
. IV
T w
. I
T w
.I I
T w
.III 2007
2008 2009
2010
R p
T ri
li u
n
‐ 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
DPK Rp. Triliun
Pe rtumbuha n , qtq
Pe rtumbuha n , yoy
Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah
BAB 3 | Perkembangan Perbankan Daerah
50
Ditinjau dari strukturnya, DPK perbankan di Sumatera Utara masih tetap didominasi oleh deposito sebesar 42,26 dari total DPK dengan nilai Rp43,50 triliun, diikuti
tabungan 39,88 Rp41,05 triliun dan giro 17,86 Rp18,39 triliun.
Grafik 3. 2 Struktur DPK Sumut
20 40
60 80
100 120
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I
Tw. II Tw.III
2007 2008
2009 2010
Rp T
ri li
u n
Giro Tabungan
Deposito
Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah
Sementara itu dilihat dari suku bunga dari triwulan II ke triwulan III tahun 2010, masih terdapat penurunan rata-rata tertimbang suku bunga pada instrumen giro
dan tabungan masing-masing turun sebesar 0,10 dari 1,98 menjadi 1,88, dan 0,07 dari 2,65 menjadi 2,58. Sementara suku bunga deposito justru
mengalami kenaikan 0,16 yaitu dari 6,09 menjadi 6,25. 3.2.2.
Penyaluran Kredit Pada triwulan III-2010 kredit perbankan di Sumatera Utara tumbuh 4,70 qtq dari
Rp80,70 triliun menjadi Rp84,49 triliun. Dengan demikian maka secara tahunan pertumbuhan kredit hingga akhir triwulan III 2010 mencapai 21,73 yang
diperkirakan sebagai dampak pertumbuhan ekonomi regional yang terus membaik seiring dengan membaiknya perekonomian global. Pertumbuhan kredit di triwulan III
2010 terutama didorong oleh peningkatan kredit modal kerja yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,03 qtq. Hal ini menunjukkan pertumbuhan di
sektor riil pada triwulan III 2010 sehingga meningkatkan permintaan akan kredit untuk modal kerja usahanya. Namun demikian untuk ekspansi kapasitas usaha, para
pelaku usaha nampaknya masih dalam posisi menunggu yang tercermin dari adanya penurunan kredit investasi sebesar 8,50 di triwulan III 2010.
51
Perkembangan Perbankan Daerah | BAB 3
Grafik 3. 3 Perkembangan Kredit Sumut
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw.III
2007 2008
2009 2010
Rp Triliun
5 ‐
5 10
15 20
25 30
35 40
45 Kredit
Pertumbuhan , qtq
Pertumbuhan , yoy
Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah
Pertumbuhan kredit modal kerja yang relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan III 2010 relatif tidak merubah
struktur kredit Sumatera Utara yang masih didominasi kredit modal kerja sebesar Rp44,19 triliun 52,30, diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi masing-
masing sebesar Rp23,83 triliun 28,20 dan Rp16,47 triliun 19,50.
Grafik 3. 4 Struktur Kredit Sumut
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw. II
Tw. III
Tw. IV
Tw. I
Tw.II Tw.III
2007 2008
2009 2010
Rp Triliun
Modal Kerja
Investasi Konsumsi
Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah
Komposisi penyaluran kredit menurut sektor ekonomi pada triwulan III 2010 relatif sama dengan triwulan sebelumnya, dengan dominasi sektor Industri Pengolahan,
sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Pertanian dengan porsi masing-masing sebesar 22,78, 21,74 dan 14,13. Jika dibandingkan dengan
posisi triwulan II 2010, terdapat sedikit penurunan pangsa sektor Industri Pengolahan dari 24,00. Sementara pangsa sektor Perdagangan, Restoran dan
Hotel naik sedikit dari 20,83. Kenaikan di sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel ini menunjukkan semakin maraknya kegiatan perdagangan di Sumatera Utara
seiring dengan penerapan ASEAN-China Free Trade Area.
BAB 3 | Perkembangan Perbankan Daerah
52
Grafik 3. 5 Perkembangan Kredit dan Pangsanya menurut Sektor Ekonomi
5 10
15 20
25 30
T w
. I
T w
. II
T w
. II
I T
w .
IV T
w .
I T
w .
II T
w .
II I
T w
. IV
T w
. I
T w
. II
T w
. II
I T
w .
IV T
w .
I T
w .
II T
w .I
II 2007
2008 2009
2010
Rp Triliun
Pertanian Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air
Konstruksi Perdagangan,
Restoran dan Hotel Pengangkutan,
Pergudangan Kom. Jasa
Dunia Usaha Jasa
Sosial Masyarakat Lainnya
Pertanian Pertambangan
Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air
Konstruksi Perdagangan, Restoran dan Hotel
Pengangkutan, Pergudangan Kom. Jasa Dunia Usaha
Jasa Sosial Masyarakat Lainnya
3.2.3. Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
Jumlah kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah sesuai definisi UMKM yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM pada akhir
triwulan III 2010 tercatat sebesar Rp22,20 triliun. Dengan demikian rasio total kredit UMKM di Sumatera Utara terhadap total kredit mencapai 26,28. Dari jumlah ini
sebagian besar tergolong sebagai kredit Kecil yaitu sebesar Rp 9,96 triliun atau 44,86 dari total kredit UMKM. Sedangkan kredit Menengah dan kredit Mikro
masing-masing tercatat sebesar Rp 8,73 triliun 39,32 dan Rp3,51 triliun 15,81.
Grafik 3. 6 Pangsa Kredit UMKM Sumut
Mikro Kecil
Menengah
3.3. STABILITAS SISTEM PERBANKAN