5.51 6.97 4.57 5.70 6.55 SISI PERMINTAAN 4.57 5.70 6.02 SISI PENAWARAN

karet. Seiring dengan kenaikan ekspor, nilai dan volume impor juga meningkat khususnya pada produk industri makanan dan minuman. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini juga didukung oleh pertumbuhan yang sama pada sisi pembiayaan khususnya yang berasal dari perbankan. Tingkat pertumbuhan pembiayaan perbankan untuk kegiatan ekonomi di berbagai sektor semakin menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan kredit modal kerja dan investasi juga terus berada dalam tren peningkatan sejalan dengan meningkatnya ekspektasi masyarakat akan penghasilan ke depan dan aktivitas investasi swasta di Sumut. Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan konsumsi rumah tangga tetap berlangsung dengan pembiayaan konsumsi melalui kredit perbankan, terlihat dari laju pemberian kredit konsumsi yang terbesar setelah kredit modal kerja. Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumut

5.35 5.51

7.73 6.97

4.64 4.57

5.07 5.70

6.02 6.55

6.42 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III 2008 2009 2010 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

1.2. SISI PERMINTAAN

Perekonomian Sumut pada triwulan III-2010 tumbuh 6,42 yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,55 yoy, namun masih pada level yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi Sumut masih didorong oleh meningkatnya kegiatan konsumsi, baik pemerintah maupun swasta serta investasi. Konsumsi swasta diperkirakan masih tetap tinggi seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat dan meningkatnya optimisme masyarakat Sumut. Peningkatan konsumsi tersebut didukung pula oleh semakin meningkatnya penyaluran kredit oleh perbankan. Sementara itu, membaiknya kinerja ekspor, mendorong perbaikan nilai tambah net ekspor-impor Sumut. 2 BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Sumut Dari Sisi Permintaan I II III IV I II III Konsumsi 8.08 9.37 9.21 8.50 9.05 9.03 6.30 6.97 8.19 Investasi 11.04 9.02 5.73 4.42 3.22 5.54 2.81 3.58 2.44 Ekspor 10.39 ‐0.24 ‐1.75 ‐3.20 1.45 ‐0.95 4.11 7.68 11.03 Impor 17.59 9.30 5.31 0.36 5.03 4.91 3.89 2.40 13.19 PDRB 6.39

4.64 4.57

5.07 5.70

5.00 6.02

6.55 6.42

Jenis Penggunaan 2009 2008 2009 2010 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

1. Konsumsi

Konsumsi pada triwulan III-2010 tumbuh 8,19 yoy, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,97. Sesuai dengan pola musimannya, aktivitas konsumsi pada triwulan III cenderung lebih tinggi diakibatkan meningkatnya permintaan masyarakat untuk mengkonsumsi barangproduk tertentu. Sebagaimana triwulan-triwulan sebelumnya, pertumbuhan konsumsi masih didorong oleh kinerja konsumsi swasta. Berbagai indikator memperlihatkan bahwa konsumsi swasta pada triwulan laporan masih tetap tinggi dan tumbuh signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, stimulus fiskal masih terus menunjukkan peningkatan terutama sejak paruh kedua tahun 2009 sehingga diharapkan dapat merangsang peningkatan konsumsi pemerintah. Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.3. Komponen Indeks Keyakinan Saat Ini 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Penghasilan saat ini Pembelian brg tahan lama 107.83 20 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Sumber : Bank Indonesia Medan Konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2010 diperkirakan tumbuh 8,19 yoy, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,97 yoy. Konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan daya beli, membaiknya ekspektasi konsumen dan tingginya penyaluran kredit perbankan. Sementara itu, indeks keyakinan 3 Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1 konsumen IKK pada bulan September 2010 juga meningkat menjadi 107,83 setelah pada Agustus 2010 berada pada indeks 106,61. 4 BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sumber : Bank Indonesia Medan Grafik 1.6. Pertumbuhan Penjualan BBM Grafik 1.7. Penjualan MakananTembakau Grafik 1.4. Komponen Indeks Ekspektasi Grafik 1.5. Pertumbuhan Penjualan Elektronik 50 100 150 200 250 300 ‐40 ‐20 20 40 60 80 100 120 140 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2007 2008 2009 2010 Rp Juta Pertumbuhan yoy Penjualan Elektronik 50 100 150 200 250 300 350 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Ekspektasi kondisi perekonomian Ekspektasi penghasilan Beberapa prompt indicator konsumsi mengindikasikan pengeluaran masyarakat Sumut untuk pembelian barang-barang konsumsi masih cukup tinggi. Konsumsi durable dan non durable goods pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Begitu pula indikator barang konsumsi lainnya seperti konsumsi BBM, penjualan makanan dan minuman, penjualan perlengkapan rumah tangga, serta penjualan pakaian dan perlengkapannya mengalami peningkatan di triwulan laporan. Sumber : Bank Indonesia Medan ‐ 1,000.0 2,000.0 3,000.0 4,000.0 5,000.0 6,000.0 7,000.0 40.00 20.00 ‐ 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Rp juta Pertumbuhan yoy Penjualan BBM 60.00 40.00 20.00 ‐ 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 ‐ 1,000.0 2,000.0 3,000.0 4,000.0 5,000.0 6,000.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Rp juta Penjualan Makanan dan Tembakau Pertumbuhan yoy Grafik 1.8. Penjualan Perlengkapan RT Grafik 1.9. Penjualan PakaianPerlengkapan 50.00 ‐ 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 ‐ 500.0 1,000.0 1,500.0 2,000.0 2,500.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Rp Juta Penjualan Pakaian Perlengkapannya Pertumbuhan yoy ‐ 500.0 1,000.0 1,500.0 2,000.0 2,500.0 3,000.0 3,500.0 ‐ 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Rp Juta Pertumbuhan yoy Penjualan Perlengkapan RT Sumber : Bank Indonesia Medan Pertumbuhan konsumsi masyarakat antara lain juga ditopang oleh penyaluran kredit konsumsi yang terus mengalami peningkatan. Penyaluran kredit baru untuk jenis penggunaan konsumsi pada triwulan III-2010 mencapai Rp1,13 triliun. Dengan tambahan penyaluran kredit baru tersebut, outstanding penyaluran kredit konsumsi bank umum di Sumut mencapai Rp23,83 triliun. Grafik 1.10. Posisi Penyaluran Kredit Konsumsi Grafik 1.11. Penyaluran Kredit Baru untuk oleh Bank Umum di Sumut konsumsi oleh Bank Umum di Sumut 10 20 30 40 50 5 10 15 20 25 30 I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2007 2008 2009 2010 Rp Triliun Sumber : Laporan Bank Umum posisi kredit pertumbuhan yoy 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 ‐60 ‐40 ‐20 20 40 60 80 100 120 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2006 2007 2008 2009 2010 Rp Miliar Sumber : Laporan Bank Umum jumlah kredit pertumbuhan yoy

2. Investasi

Kegiatan investasi pada triwulan III-2010 diperkirakan tumbuh 2,44 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan periode sebelumnya yang sebesar 3,58 yoy. Pertumbuhan investasi terutama didorong oleh meningkatnya kegiatan investasi sektor bangunan yang masih menunjukkan peningkatan walaupun tidak setinggi periode sebelumnya. Penurunan investasi sektor bangunan dikonfirmasi oleh menurunnya penjualan bahan konstruksi dan penjualan semen. Penjualan mengalami penurunan seiring dengan menurunnya kegiatan pembangunan sektor swasta dan pemerintah khususnya terkait dengan pembangunan 5 Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1 infrastruktur. Nilai penjualan semen pada triwulan III-2010 mencapai 173,67 ribu ton, menurun sebesar 20,15 qtq, begitu pula penjualan bahan konstruksi yang juga mengalami penurunan. Grafik 1.12. Pengadaan Semen di Sumut Grafik 1.13. Penjualan Bahan Konstruksi ari sisi pembiayaan, kredit perbankan untuk tujuan investasi terus menunjukkan tren oleh Bank Umum di Sumut ‐ 200.0 400.0 600.0 800.0 1,000.0 1,200.0 20.00 ‐ 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2009 2010 Rp Juta Sumber : Survei Penjualan Eceran, KBI Medan Pertumbuhan yoy Penjualan Bahan Konstruksi 50 100 150 200 250 300 ‐15 ‐10 ‐5 5 10 15 20 25 30 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2009 2010 Ribu Ton Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Pengadaan Semen axis kanan Pertumbuhan yoy D peningkatan. Pertumbuhan kredit investasi pada September 2010 tercatat sebesar 5,78 yoy dengan outstanding kredit mencapai Rp16,47 triliun. Selain kredit perbankan, sektor riil diperkirakan juga menggunakan sumber pendanaan investasi lain seperti modal sendiri, pinjaman, obligasi dan saham, meskipun proporsinya masih relatif kecil. Pilihan pembiayaan investasi di luar perbankan belum terlalu populer bagi kalangan usaha di Sumut. Grafik 1.14. Posisi Penyaluran Kredit Investasi 5 10 15 20 25 30 35 40 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2006 2007 2008 2009 2010 Rp Triliun Sumber : Laporan Bank Umum posisi kredit pertumbuhan yoy Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Promosi BPMP Sumut, ealisasi investasi Penanaman Modal Asing PMA pada triwulan I tahun 2010 mencapai nilai USD47,365 juta r 6 BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional 7 bervariasi, sebagian proyek dapat erjalan relatif lancar, namun sebagian lainnya relatif lambat, antara lain karena terkendala 7,5 an diharapkan pembangunan bandara ini dapat selesai pada tahun 2012. Saat ini ada nan bandara masih terus menunggu lanjutan kucuran dana dari APBN. eseluruhan dana pembangunan Kuala Namu diperkirakan mencapai Rp4,3 triliun. Jika han elawan, PT. Prasarana Pembangunan Sumatera Utara PPSU menandatangani nota dengan total empat proyek. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, realisasi masih nihil. Ini berarti, Sumut lebih diminati investor asing dibandingkan lokal. Hal ini terlihat dari hanya PMA yang telah merealisasikan investasinya. Beberapa proyek yang direalisasi tahun ini telah mengajukan permohonan penanaman modalnya sejak beberapa tahun lalu. Bidang usaha yang telah direalisasikan PMA adalah perdagangan, jasa angkutan laut, industri pakan ternak. Untuk sektor perdagangan, investornya berasal dari Inggris dan berlokasi di Deliserdang. Kemudian jasa angkutan laut di Medan, investor dari Jepang. Selanjutnya industri pakan ikan di Medan dan pakan ternak di Deliserdang dengan investor dari Thailand. Dengan adanya empat proyek PMA yang telah merealisasikan investasinya, tenaga kerja yang telah ditampung sebanyak 253 orang. Penyelesaian beberapa proyek infrastruktur di Sumut b permasalahan teknis. Proyek-proyek yang telah selesai antara lain adalah proyek fly over Amplas. Sementara itu, proyek-proyek yang masih berkutat pada permasalahan teknis, antara lain adalah beberapa rencana pembangunan proyek jalan tol dan Bandara Kuala Namu. Proses pembangunan bandara medan baru di Kuala Namu saat ini sudah mendekati 5 d kondisi tertentu yang dianggap menjadi hambatan sehingga terdapat sedikit perubahan dalam proses pembangunan. Salah satu yang menjadi penghambat pembangunan bandara baru tersebut adalah tanah gembur di wilayah pembangunan runway. Dengan adanya perubahan tersebut dana pembangunan Kuala Namu pun bertambah dari yang awalnya Rp2 triliun menjadi Rp3,3 triliun. Ini tentu saja membutuhkan dana investasi tambahan yang sangat besar pula. Saat ini pembangu K Bandara Kuala Namu selesai, diperkirakan akan mampu menampung 8 juta orangtahun. Sementara itu, dalam upaya pembangunan dan pengembangan kawasan Pelabu B kesepahaman dengan PT. Pelindo I Persero Medan terkait rencana pembangunan fisik di Pelabuhan Belawan. PT. Pelindo I Medan akan menyerahkan seluruh pembangunan kawasan Pelabuhan Belawan kepada PT. PPSU. Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1 8 BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional engan pembangunan dan pengembangan itu, diharapkan tersedia berbagai sarana dan Ekspor - Impor or Sumut masih memberi andil terhadap perekonomian Sumut. Pada por Sumut juga menunjukkan peningkatan pada triwulan III-2010, khususnya impor dari Grafik 1.15. Perkembangan Nilai Ekspor Impor Grafik 1.16. Perkembangan Volume Ekspor Impor D prasarana uintuk menjadikan Pelabuhan Belawan sebagai pusat kegiatan perdagangan trade centre terhadap produk di Sumut. Pengembangan ini dilakukan karena Pelabuhan Belawan memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung pengembangan ekonomi Sumut dan bahkan akan diupayakan menjadi pintu utama di wilayah barat. Nota kesepahaman ini juga bertujuan untuk membentuk kawasan bisnis di Pelabuhan Belawan yang selama ini belum ada. Infrastruktur yang menjadi fokus dalam nota kesepahaman itu adalah pembangunan perkantoran, hotel, restoran, mall dan “seaman club” atau klub pelaut. 3. Kegiatan ekspor-imp triwulan III-2010, ekspor Sumut terus melanjutkan tren peningkatan. Pertumbuhan ekspor meningkat seiring dengan membaiknya kinerja ekspor CPO Sumut ke luar negeri yang merupakan komoditi terbesar ekspor. Begitu pula dengan ekspor Sumut ke daerahprovinsi lain di dalam negeri yang cenderung meningkat dikonfirmasi oleh peningkatan volume bongkar muat barang melalui Pelabuhan Belawan. Im luar negeriantar negara. Nilai impor Sumut diperkirakan tumbuh sebesar 14,85 pada triwulan III-2010, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Aktivitas impor memasuki awal tahun 2010 mulai mengalami peningkatan setelah mengalami lonjakan untuk mendukung ekspansi pada sisi penawaran berupa impor barang modal dan bahan baku dan memenuhi kebutuhan konsumsi langsung masyarakat berupa barang konsumsi. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kegiatan konsumsi pada triwulan laporan masih dapat dipenuhi oleh impor yang dilakukan pada triwulan-triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi 6,42 pada triwulan laporan diperkirakan dicukupi oleh produksi maupun bahan baku yang berasal dari dalam negeri. Volume Ekspor Volume Impor 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 800,000,000 900,000,000 1,000,000,000 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2007 2008 2009 2010 USD Sumber : BI Nilai Ekspor Nilai Impor Kg 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 700,000,000 800,000,000 900,000,000 1,000,000,000 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2007 2008 2009 2010 9 Grafik 1.17. Volume Muat Barang di Pelabuhan Belawan 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 1 2 3 4 5 Bongkar 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008 2010 Sumber : BPS 2009 Muat Ekspor masih didominasi oleh produk manufaktur dengan pangsa hingga 72,60 dari total nilai ekspor. Komoditas ekspor produk manufaktur yang utama tetap berupa produk makanan dan minuman, produk kimia dan bahan kimia serta karet dan produk plastik. Grafik 1.18. Perkembangan Nilai Ekspor Tabel 1.2. Nilai Ekspor Triwulan III-2010 Produk Utama 100,000,000 200,000,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 600,000,000 2007 2008 2009 2010 USD Sumber : BI Mnyk hwn,nabati,CPO Karet Alumunium Deskripsi Nilai Ekspor TOTAL NILAI EKSPOR 2,312,747,947 Agriculture, Hunting and Fishing 534,462,707 Mining and Quarrying 90,643 Manufacturing 1,778,194,597 Food products and beverages 1,234,570,723 ,811,327 Rubber and plastics products 83,738,281 Sumber : BI Kayu 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kopi,Teh,Rempah Chemicals and chemical products 205,690,992 Basic metals 74 Tobacco products 50,237,717 Ekspor karet alam Sumut sepanjang tahun 2010 diperkirakan meningkat dibanding tahun 2009. Volume ekspor karet tahun 2010 diperkirakan akan mengalami kenaikan mengingat konsumen karet alam seperti China juga termasuk negara yang memiliki daya tahan terhadap krisis. Ekspor Karet mentah Sumut pada triwulan III-2010 tercatat sebesar USD83,74 juta. Begitu juga jika dilihat dari volumenya terdapat peningkatan volume ekspor sebesar 11,49 menjadi 45,05 juta ton. Naiknya volume ekspor karet karena permintaan yang menguat Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1 10 BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional khususnya dari China dan diperkirakan meningk ekspor karet dipastikan menambah devisa karena h Akan tetapi, meski volume ekspor Sumut naik, pasokan karet Sumut juga berasal dari Sumut sendiri menurun akibat sebagian tanaman tanaman sawit dan akibat cuaca yang tidak kemarau yang lebih panjang. at hingga akhir tahun. Meningkatnya volume arga jual juga meningkat. bukan berarti produksi karet ikut naik, sebab daerah lain seperti Riau dan Jambi. Tren produksi karet karet petani berusia tua, konversi lahan ke menentu dengan kecenderungan terjadinya Sementara itu, impor masih didominasi oleh produksi terutama pada industri yang mengandung komponen impor tinggi content seperti industri kimia. Selain endominasi impor Sumut. Produk dari industri ini kemudian menjadi komoditas ekspor yang bahan baku untuk mendukung kegiatan high import itu produk dari industri makanan dan minuman juga m dikirim kembali ke luar negeri, seperti tampak pada produk ekspor utama Sumut. Produk- produk yang mendominasi impor Sumut pada triwulan III-2010 ini juga sesuai dengan subsektor industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan tinggi, yaitu kimia dan bahan dari karet. Tabel 1.3. Nilai Impor Triwulan III-2010 Deskripsi Nilai Impor TOTAL NILAI IMPOR 648,995,803 Agriculture, Hunting and Fishing 47,850,972 Mining and Quarrying 13,896,585 Manufacturing 587,248,245 Paper Products 7,477,023 lai ekspor ke Jepang dan India mencatat nilai tertinggi Food products and beverages 107,145,844 Chemicals and chemical products 140,322,511 Basic metals 80,878,279 Rubber and plastics products 16,705,824 Sumber : BI Dilihat dari negara tujuan ekspor, ni pada posisi triwulan III-2010 sebesar USD237,15 juta dan USD523,23 juta. Sedangkan nilai ekspor untuk tujuan Eropa mengalami penurunan, sementara ekspor ke negara kawasan lainnya relatif stabil. Dibandingkan dengan triwulan III-2009, pangsa pasar untuk tujuan India meningkat dari 12,74 menjadi 22,62. Sedangkan pangsa pasar untuk tujuan Jepang mengalami penurunan dari 13,48 menjadi 10,25. Sementara itu, negara tujuan ekspor baru seperti Eropa Timur memberikan prospek yang cukup cerah bagi komoditas ekspor Sumut. 11 Grafik 1.19. Nilai Ekspor Menurut Negara Tujuan Grafik 1.20. Pangsa Ekspor Menurut Negara Tujuan tasi dan komunikasi maupun sektor jasa-jasa yang mengalami pertumbuhan cukup nggi. Sementara itu, sektor pertanian masih tetap tumbuh seiring musim panen mulai April 2010. Secara keseluruhan perekonomian di triwulan buhan yang diharapkan karena kurang dipicu sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga Tabel 1.4. Pertumbuhan Sektor Ek Sumber : Bank Indonesia

1.3. SISI PENAWARAN

Perkembangan di sisi permintaan, terutama konsumsi direspon oleh beberapa sektor ekonomi utama, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, sektor transpor 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 300,000,000 USD India Japan USA RRC Singapore 22.62 10.25 6.31 7.08 3.38 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2009 2010 India Japan USA RRC Singapore ti III-2010 tumbuh cukup tinggi namun masih belum mencerminkan kualitas pertum oleh pertumbuhan investasi dan dari sisi sektoral kurang didukung oleh pertumbuhan pada kerja secara cukup signifikan. onomi Tahunan Provinsi Sumut I II III IV I II III Pertanian 6.05 4.08 3.69 4.60 6.04 4.60 4.62 5.13 5.44 Pertambangan Penggalian 6.13 2.24 ‐1.66 1.09 4.05 1.43 4.53 5.55 4.32 Industri Pengolahan 2.92 2.66 3.17 2.58 2.25 2.66 5.42 5.44 6.09 Listrik,Gas Air Bersih 4.46 7.55 6.81 4.77 3.72 5.68 5.94 5.92 6.40 Bangunan 8.10 3.67 4.42 7.94 9.89 6.54 6.24 5.58 4.34 Perdagangan, Hotel Restoran 6.14 4.88 4.51 4.99 5.87 5.07 6.54 7.05 6.44 Angkutan Komunikasi 8.89 6.01 7.04 8.30 7.77 7.29 7.81 8.58 55 8.46 7.40 11.01 86 6.15 6.73 4.70 9.03 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 11.30 6.70 6.85 7. 13.88 7.61 Jasa ‐ jasa 9.48 8.25 6.76 5. 5.30 7.72

6.39 4.64