Grafik 1.28. Perkembangan Arus Barang di Pelabuhan Belawan Ton
20,000 40,000
60,000 80,000
100,000 120,000
400,000 500,000
600,000 700,000
800,000
100,000 200,000
300,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008
2009 2010
Sumber : BPS
Bongkar Muat
4. Sektor Keuangan
Setelah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada triwulan sebelumnya 13,88, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan ini
yaitu menjadi sebesar 7,61 yoy. Penurunan pertumbuhan sektor ini terutama disebabkan oleh penurunan pertumbuhan di subsektor persewaan. Sementara itu, kinerja perbankan
Sumut yang memiliki pangsa dominan pada sector ini justru menunjukkan perbaikan. Ini
21,73. Net Interest Margin NIM yang merupakan indikator sumber pendapatan utama perbankan dari kegiatan
tradisionalnya an Sumut juga
mencatatkan peningkatan pendapatan yang signifikan dari fee-based activities.
Tabel 1.6. Perkembangan Kegiatan Bank
ditunjukkan oleh berbagai ukuran kinerja perbankan seperti pertumbuhan kredit dan DPK, rasio LDR dan NPL. Seluruh indikator tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa telah
terjadi perbaikan hingga September 2010. Perbankan Sumut membukukan pertumbuhan kredit sebesar
simpan-pinjam, terus tumbuh pada triwulan III-2010. Perbank
III IV
I II
III IV
I II
III DPK
Rp Triliun
77,97 84,29
88,82 89,56
90,31 94,88
95,40 97,87
102,94 Pertumbuhan
yoy 15,92
18,22 23,23
18,28 15,83
12,56 7,41
9,28 13,99
Kredit Rp
Triliun 65,87
66,72 65,79
67,18 69,41
73,57 75,64
80,70 84,49
Pertumbuhan yoy
34,13 23,10
20,09 7,76
5,37 10,27
14,97 20,13
21,73 UMKM
Rp Triliun
30,42 30,17
30,02 31,36
33,07 34,72
30,78 32,20
22,20 Pertumbuhan
yoy 38,08
34,51 21,44
11,92 8,71
15,08 2,53
2,68 32,87
LDR 84,48
79,03 73,94
75,01 76,86
77,54 79,29
82,46 82,08
NPL 3,16
2,81 3,63
3,86 3,89
3,58 3,51
3,59 3,69
Sumber : Laporan Bank Umum
2010 Uraian
2009 2008
17
5. Sektor Bangunan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1
Gross
18
BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional
i Pengadaan Semen Sumut
Pada triwulan III-2010, sektor bangunan mengalami tekanan sehingga tumbuh lebih lambat 4,34 dibandingkan triwulan sebelumnya 5,58 yoy. Pelemahan pertumbuhan ini akibat
bisnis properti belum sepenuhnya pulih hingga semester II-2010. Realisasi berbagai proyek fisik mampu mendorong pertumbuhan meskipun belum setinggi pertumbuhan triwulan
sebelumnya. Sementara itu, realisasi pengadaan semen Sumut mengalami peningkatan 14,26 yoy dengan jumlah 173,67 ribu ton.
Grafik 1.29. Realisas
50 100
150 200
250 300
10 15
20 25
30 Ribu
Ton
‐15 ‐10
‐5 5
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
9 2009
2010
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia
Pengadaan Semen axis kanan
Pertumbuhan yoy
Penurunan pertumbuhan sektor bangunan juga diikuti oleh penurunan pertumbuhan pembiayaan yang dilakukan oleh bank umum di Sumut ke sektor bangunan dan konstruksi
sebesar 2,55 yoy. Penyaluran kredit sektor ini mencapai Rp2,29 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp2,35 triliun. Sebagian besar
kredit disalurkan ke subsektor konstruksi lainnya dan subsektor perumahan sederhana.
Grafik 1.30. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Konstruksi
‐ 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00
5 10
15 20
25 30
35 40
45
‐5 I II III IV I II III IV I II II IV I II III IV I II III
2006 2007
2008 2009
2010
Rp Triliun
Sumber : Laporan Bank Umum
posisi kredit
pertumbuhan yoy
I
6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi