41
4.4 Pengaruh Lama Perendaman dan Jenis Bubu terhadap Hasil Tangkapan
4.4.1 Analisis Deskripsi Lama Perendaman dan Jenis Bubu
Pada penelitian, operasi penangkapan berlangsung selama satu hari one day trip
, pergi antara pukul 05.20 sd 06.00 WIB dan kembali antara pukul 16.00 sd 18.00 WIB. Setting dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dan berakhir pada sekitar
pukul 09.00 WIB, sedangkan hauling dilakukan setelah setting dilakukan, sekitar pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB, hal ini dilakukan apabila
kapal menuju fishing ground membawa bubu yang akan diletakkan. Namun, apabila kapal menuju fishing ground tanpa membawa bubu, maka proses hauling
dapat dilakukan pada sekitar pukul 09.00 WIB. Hasil tangkapan ikan kakap merah Lutjanus sanguineus selama penelitian
menunjukkan bahwa kedua jenis bubu dengan lama perendaman lima hari efektif menangkap ikan kakap merah sebesar 7.350 gr Gambar 22. Meskipun demikian,
ternyata produktivitas hasil tangkapan ikan kakap merah pada bubu jaring dengan lama perendaman dua hari sebesar 314 grhari, lebih tinggi daripada lama
perendaman lainnya dan jenis bubu bambu Gambar 23. Hasil perhitungan produktivitas ikan kakap merah grhari disajikan pada Lampiran 10.
- 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
8.000
2 HR 3 HR
4 HR 5 HR
Hari B
e ra
t g ra
m
Bubu Bambu Bubu Jaring
Gambar 22 Bobot ikan kakap merah pada kedua jenis bubu dengan perbedaan lama perendaman gr.
42
- 50
100 150
200 250
300 350
2 HR 3 HR
4 HR 5 HR
Hari Pr
o duk
ti v
it as
g r
ha ri
Bubu Bambu Bubu Jaring
Gambar 23 Produktivitas hasil tangkapan ikan kakap merah pada kedua jenis bubu dengan perbedaan lama perendaman grhari.
Perbandingan bobot gr hasil tangkapan ikan tambangan Lutjanus johni pada kedua jenis bubu selama penelitian menunjukkan bahwa bubu bambu yang
direndam selama empat hari efektif menangkap ikan tambangan sebesar 36.100 gr lebih tinggi daripada bubu jaring sebesar 20.900 gr Gambar 24. Berdasarkan
produktivitas hasil tangkapan ikan tambangan pada bubu bambu dengan lama perendaman empat hari sebesar 1.289 grhari, lebih tinggi produktivitasnya
daripada lama perendaman lainnya dan jenis bubu jaring Gambar 25. Hasil perhitungan produktivitas ikan tambangan grhari disajikan pada Lampiran 10.
- 5.000
10.000 15.000
20.000 25.000
30.000 35.000
40.000
2 HR 3 HR
4 HR 5 HR
Hari B
era t g
ra m
Bubu Bambu Bubu Jaring
Gambar 24 Bobot ikan tambangan pada kedua jenis bubu dengan perbedaan lama perendaman gr.
43
- 200
400 600
800 1.000
1.200 1.400
2 HR 3 HR
4 HR 5 HR
Hari P
rod uk
ti v
it as
g r
har i
Bubu Bambu Bubu Jaring
Gambar 25 Produktivitas hasil tangkapan ikan tambangan pada kedua jenis bubu dengan perbedaan lama perendaman grhari.
Scatter plot perbedaan hasil tangkapan ikan kakap merah selama penelitian
menunjukkan bahwa ikan kakap merah banyak tertangkap pada bubu jaring pada seluruh perbedaan lama perendaman Gambar 26. Di sisi lain, scatter plot
perbedaan hasil tangkapan ikan tambangan selama penelitian menunjukkan bahwa ikan tambangan banyak tertangkap pada bubu jaring dengan lama perendaman
tiga hari, sedangkan pada lama perendaman empat hari ikan tambangan banyak tertangkap pada bubu bambu Gambar 27.
44
500 1000
1500 2000
500 1000
1500 2000
Hasil Tangkapan Bubu Jaring gr H
as il
T angk
ap an
B ubu B
am bu
gr
Perlakuan 2 hari Perlakuan 3 hari
Perlakuan 4 hari Perlakuan 5 hari
x = y
Gambar 26 Scatter plot perbedaan hasil tangkapan antara bubu bambu dan bubu jaring untuk ikan kakap merah.
5000 10000
15000 20000
5000 10000
15000 20000
Hasil Tangkapan Bubu Jaring gr H
as il
T angka
pa n Bubu Ba
m b
u g
r
Perlakuan 2 hari Perlakuan 3 hari
Perlakuan 4 hari Perlakuan 5 hari
x = y
Gambar 27 Scatter plot perbedaan hasil tangkapan antara bubu bambu dan bubu jaring untuk ikan tambangan.
45
4.4.2 Analisisi Statistik Lama Perendaman dan Jenis Bubu