Harga Ikan Pendapatan Usaha

56 mencerminkan hasil yang sesungguhnya. Hal inilah yang diduga menyebabkan scatter plot lebih akurat daripada analisis ragam yang dilakukan secara statistik.

5.3 Pendapatan Usaha

5.3.1 Harga Ikan

Hasil tangkapan bubu selama penelitian, baik pada bubu bambu maupun bubu jaring dengan perbedaan lama perendaman dua, tiga, empat dan lima hari, diperoleh ikanudang yang seluruhnya masih dalam kondisi hidup saat hauling. Oleh karena itu, maka seluruh hasil tangkapan bubu dengan bobot minimal 450 grindividu secara rutin dimanfaatkan oleh agen untuk di ekspor ke Singapura dan Malaysia. Harga suatu produk perikanan merupakan tujuan utama kegiatan penangkapan ikan di laut dan perairan umum. Harga produk perikanan yang tinggi merupakan salah satu alasan bagi nelayan untuk menangkap produk tersebut. Demikian halnya terjadi pada nelayan bubu di Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak dimana ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan kakap merah Lutjanus sanguineus, ikan tambangan Lutjanus johni, ikan gerot- gerot Pomadasys sp, yang mempunyai harga jual relatif tinggi genus Lutjanus dibandingkan jenis ikan demersal lainnya. Selain itu juga diperoleh hasil samping yang juga dimanfaatkan oleh agen, yaitu ikan kerapu Epinephelus tauvina dan udang barong Panulirus sp.. Walaupun merupakan hasil sampingan, namun ikan kerapu dan udang barong memiliki harga jual yang cukup tinggi, terlebih udang barong yang mempunyai harga jualnya paling tinggi, bahkan lebih tinggi dari harga jual genus Lutjanus Rp. 40.000,-kg, Lampiran 8. Selain itu, apabila udang barong pada kondisi masih hidup harganya akan jauh lebih tinggi lagi daripada kondisi mati, yaitu sekitar Rp. 140.000,-kg. Dengan harga udang barong yang sangat tinggi tersebut hendaknya menjadikan salah satu alasan bagi nelayan untuk berusaha agar udang barong tetap hidup. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh nelayan agar udang barong tetap hidup adalah dengan menampung udang di dalam bak dan diberi aerator Hartati et al., 2004, sehingga walaupun udang barong sebagai by catch hanya sebesar 2 3.100 gr namun dapat memberikan nilai jual yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan nilai jual udang barong yang telah mati. Artinya dengan 57 menambahkan sedikit usaha pemakaian bak dan aerator maka hasil yang akan diperoleh menjadi maksimal nilai jual tinggi. Tabel 8 menunjukkan bahwa berat total hasil tangkapan bubu bambu dan bubu jaring sebesar 157.350 gr, namun dari berat total tersebut sebesar 87,1 137.050 gr saja yang dimanfaatkan oleh agen. Hal ini terjadi karena hasil tangkapan yang akan dimanfaatkan oleh agen untuk di ekspor ke Singapura dan Malaysia, sehinggga hanya hasil tangkapan dengan bobot yang cukup minimal 450 grindividu yang dimanfaatkan, sedangkan ikan lain yang tidak mencapai bobot tersebut, lebih banyak dimanfaatkan sendiri oleh nelayan sebagai pangan bersama keluarganya. Agen melakukan kegiatan ekspor hasil tangkapan bubu ke Singapura dan Malaysia disebabkan agen memiliki kemampuan materi dan jaringan yang luas. Sulit bagi nelayan untuk dapat meningkatkan distribusialokasi hasil tangkapan untuk tujuan pasar ekspor karena tidak memiliki materi dan jaringan tersebut. Untuk menyediakan kebutuhan melaut saja biaya per trip seperti solar, oli, minyak tanah, bahan makanan dan rokok, seluruhnya dipenuhidisiapkan Toke, nelayan hanya melakukan kegiatan penangkapan ke laut. Alur distribusi hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 29. Gambar 29 Alur distribusi hasil tangkapan bubu di lokasi penelitian. Nelayan Hasil tangkapan Toke AgenPengumpul Kebutuhan lokal Kebutuhan ekspor Bia y a per trip 58

5.3.2 Penerimaan