Pendidikan Kondisi Perikanan Tangkap

8 Laju pertumbuhan penduduk LPP Kabupaten Pontianak periode tahun 1990–2000 sebesar 1,96 per tahun, dimana data tersebut tidak termasuk penduduk tidak tetap. Angka ini lebih besar dari angka Propinsi Kalimantan Barat yaitu 1,56 dan angka nasional 1,35. Jika dibandingkan dengan dekade sebelumnya, yaitu tahun 1980-1990 yang sebesar 2,55, maka laju pertumbuhan penduduk per tahunnya mengalami penurunan yang berarti pertambahan penduduk tiap tahun periode tahun 1990-2001 lebih kecil dibandingkan periode tahun 1980-1990. Dari data penduduk menurut golongan umur dapat terlihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten Pontianak masih didominasi oleh penduduk usia muda 0-14 tahun, baik penduduk laki-laki maupun perempuan, yang berarti angka beban ketergantungan Dependency Ratio masih besar, yaitu 61,12. Sedangkan untuk golongan umur yang paling banyak penduduknya ada pada golongan umur 5–9 tahun, dan yang paling sedikit adalah pada golongan umur di atas 75 tahun.

2.1.4 Pendidikan

Dalam upaya mengimbangi pertambahan penduduk khususnya usia sekolah maka salah satu usaha pemerintah maupun swasta di bidang pendidikan adalah menyediakan berbagai sarana fisik dan pengadaan tenaga guru yang memadai, hal ini dilaksanakan guna mencapai tahap mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada tahun 2005 terdapat beberapa jenjang sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak mengalami penambahan dari tahun sebelumnya antara lain: SD Negeri dari 477 sekolah menjadi 478 sekolah, SD Swasta dari 15 sekolah menjadi 19 sekolah, SMP Negeri dari 44 sekolah menjadi 51 sekolah. SLTP Swasta 43 sekolah menjadi 45 sekolah. Sementara itu SMA Negeri dari 14 sekolah menjadi 15 sekolah, SMA Swasta dari 20 sekolah menjadi 24 sekolah, SMK Negeri dari 3 sekolah menjadi 4 sekolah, SMK Swasta tidak ada penambahan. Hingga tahun 2005 Kabupaten Pontianak belum memiliki SMP Kejuruan, dari jumlah SMP sebanyak 96 buah semuanya SMP Umum. Untuk jumlah SLTA seluruh sebanyak 54 sekolah diantaranya SMK 15 buah 27,78, dan SMA sebanyak 39 buah 72,22. 9

2.1.5 Kondisi Perikanan Tangkap

Produksi perikanan laut di Kabupaten Pontianak yang tercatat pada periode 1992-2005 mengalami fluktuasi produksi turun naik, seperti terjadi pada produksi perikanan tahun 1992 sebesar 25.091,4 ton menjadi 25.549,7 ton pada tahun 1993 naik 1,83, seperti terlihat pada Gambar 2. Namun nilai produksi perikanan laut tersebut meningkat terus setiap tahunnya, hal ini menggambarkan bahwa produksi ikan mengalami turun naik di lain pihak harga ikan terus meningkat. Seperti terjadi pada periode 1992-2000 nilai produksi ikan laut mengalami kenaikan setiap tahun, tetapi pada periode 2000-2002 mengalami penurunan, meningkat lagi pada periode 2003–2004 dan mengalami penurunan kembali pada periode 2004–2005. 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 Tahun P roduks i ton Sumber: BAPPEDA Kabupaten Pontianak 2006 Gambar 2 Produksi perikanan laut di Kabupaten Pontianak Periode 1992-2005. Demikian pula halnya terjadi pada produksi perikanan perairan umum di Kabupaten Pontianak periode 1992-2005 yang mengalami fluktuasi produksi turun naik, seperti terjadi pada produksi perikanan tahun 1992 sebesar 573,60 ton meningkat menjadi 679,70 ton naik 18,50 pada tahun 1993, seperti terlihat pada Gambar 3. 10 0,0 100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 700,0 800,0 19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 Tahun P roduks i ton Sumber: BAPPEDA Kabupaten Pontianak 2006 Gambar 3 Produksi perikanan perairan umum di Kabupaten Pontianak Periode 1992-2005. Selain data produksi perikanan laut dan perikanan perairan umum, berikut disajikan pula data-data lain yang berhubungan dengan bidang perikanan di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pontianak, meliputi jumlah RTP Tabel 1, jumlah trip Tabel 2 dan perbanding jumlah produksi beserta nilainya pada perikanan laut Tabel 3 dan perikanan perairan umum Tabel 4. Tabel 1 Jumlah RTP di Kabupaten Pontianak tahun 2005 No Uraian Jumlah 1 RTP perikanan tangkap di laut 3.445 2 RTP perikanan tangkap di perairan umum 508 3 Jumlah perahukapal motor di laut 3.635 4 Jumlah perahukapal motor di perairan umum 562 5 Jumlah unit alat tangkap di laut 5.171 6 Jumlah unit alat tangkap di perairan umum 1.430 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan 2006 Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah perahukapal motor di Laut dan di perairan umum lebih besar dari jumlah RTP perikanan tangkap laut dan perairan umum, hal ini berarti bahwa RTP perikanan tangkap di laut dan di perairan umum memiliki perahukapal motor lebih dari satu. Hal tersebut dapat 11 terjadi disebabkan karena kegiatan perikanan tangkap di laut dan di perairan umum merupakan alternatif untuk berusaha yang memberikan keuntungan. Tabel 2 Perbandingan jumlah trip perahukapal motor laut di Kabupaten Pontianak tahun 2004 dan 2005 No PerahuKapal Motor Jumlah Trip Keterangan 2004 2005 1 PerahuKapal tanpa motor a Jukung 2.521 2.931 16,26 naik b Perahu Papan Kecil 4.478 5.115 14,23 naik c Perahu Papan Sedang 23.170 25.212 8,81 naik d Perahu Papan Besar 3.153 4.134 31,11 naik 2 Motor Tempel 84.739 86.969 2,63 naik 3 PerahuKapal Motor a 0-5 GT 77.096 74.726 -3,07 turun b 5-10 GT 27.458 20.404 -25,69 turun c 10-20 GT 4.777 2.526 -47,12 turun Jumlah 227.392 222.017 -2,36 turun Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan 2006 Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah trip pada tahun 2005 menurun sebesar 2,36 dari tahun 2004. Kenaikan trip pada tahun 2005 terjadi pada seluruh perahukapal tanpa motor dan motor tempel, terbanyak terjadi pada perahu papan besar sebesar 31,11, sedangkan pada perahukapal motor terjadi penurunan secara keseluruhan, yang terbanyak terjadi pada perahukapal motor ukuran 10-20 GT sebesar 47,12. Hal ini disebabkan pada pertengahan tahun 2005 telah terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM yang mencapai 100, sehingga mengakibatkan biaya operasional meningkat, terutama bagi nelayan kapal motor berukuran 10-20 GT, yang menggunakan alat tangkap pukat tarik untuk udang, sehingga produksi udang Tabel 3 menurun sebesar 34,34. 12 Tabel 3 Perbandingan jumlah produksi beserta nilainya pada perikanan laut menurut jenis alat tangkap di Kabupaten Pontianak tahun 2004-2005 No Jenis Alat Tangkap 2004 2005 Produksi ton Nilai 000 Produksi ton Nilai 000 1 Pukat Tarik Udang 7.031,0 42.186.000,0 4.014,5 27.700.050,0 2 PayangPukat Bawal 98,7 1.974.500,0 79,5 1.669.500,0 3 Jaring Insang Hanyut 6.262,3 37.573.800,0 5.941,7 40.780.730,0 4 Jaring Insang Tetap 775,6 4.653.600,0 852,4 5.881.560,0 5 Jaring Tiga Lapis 403,1 2.418.600,0 427,6 2.950.440,0 6 Bgn. TancapKelong 191,8 492.775,0 151,4 419.640,0 7 Rawai Hanyut 451,3 2.707.800,0 397,1 2.739.990,0 8 Rawai Tetap 262,0 1.572.000,0 295,2 2.096.880,0 9 SeroBelat 59,1 354.600,0 71,9 496.110,0 10 Jermal 3.767,9 22.607.400,0 3.749,5 24.371.750,0 11 Bubu Ikan Merah 103,5 1.811.250,0 108,7 1.956.600,0 12 TogoAmbai 435,8 2.614.800,0 449,3 2.920.450,0 13 Alat Kepiting 107,3 643.800,0 100,4 652.600,0 Jumlah 19.949,4 121.610.925,0 16.639,2 114.636.300,0 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan 2006 Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadi penurunan produksi perikanan pada tahun 2005 dari tahun 2004 sebesar 16,59, diikuti pula dengan penurunan nilai sebesar 5,74. Penurunan produksi dan nilai tersebut terjadi pada perikanan Pukat Tarik Udang yang menggunakan kapal motor ukuran 10-20 GT, disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun 2005. 13 Tabel 4 Perbandingan jumlah produksi beserta nilainya pada perikanan perairan umum menurut jenis alat tangkap di Kabupaten Pontianak tahun 2004- 2005 No Jenis Alat tangkap Tahun 2004 Tahun 2005 Produksi ton Nilai 000 Produksi ton Nilai 000 1 Jaring insang tetap 252,3 2.270.700,0 248,4 2.111.400,0 2 Rawai 97,8 880.200,0 79,3 713.700,0 3 Pancing 58,4 525.600,0 58,0 493.000,0 4 Sero Belat 80,5 713.050,0 93,7 921.540,0 5 Bubu Ikan 2,9 29.435,0 3,2 31.472,0 6 Jala Tebar 7,8 383.859,0 41,5 408.152,0 7 Rompong 53,9 551.756,0 59,3 583.236,0 Jumlah 583,6 5.354.600,0 583,4 5.262.500,0 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan 2006 Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa jumlah produksi beserta nilainya pada kegiatan perikanan di perairan umum cukup stabil, tidak terjadi kenaikan atau penurunan yang drastis. Kenaikan harga BBM sebesar 100 pada pertengahan tahun 2005 tidak berpengaruh terhadap kegiatan perikanan di perairan umum. Hal ini disebabkan karena jarak fishing ground di perairan umum lebih kecilpendek daripada jarak fishing ground di laut. 2.2 Deskripsi Ikan 2.2.1 Morfologi Kakap Merah Nama kakap diberikan kepada kelompok ikan yang termasuk tiga genus yaitu Lutjanus, Latidae dan Labotidae. Jenis-jenis yang termasuk Lutjanidae biasanya disebut kakap merah, dan jenis lainnya yaitu Lates calcarifer yang termasuk suku Latidae umumnya disebut kakap putih dan Lobotos surinamensis yang termasuk suku Lobotidae disebut kakap batu Hutomo et al. 1986. Ikan kakap merah keluarga Lutjanidae mempunyai klasifikasi sebagai berikut Saanin, 1984 : 14 Filum : Chordata Sub filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Percomorphi Sub ordo : Perciodea Famili : Lutjanidae Sub famili : Lutjanidae Genus : Lutjanus Spesies : Lutjanus sp. Gambar 4 Ikan kakap merah Lutjanus sp.. Ciri-ciri kakap merah Lutjanus sp. mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran dengan bentuk segitiga maupun bentuk V dengan atau tanpa penambahan pada bagian ujung maupun penajaman. Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam. Sirip punggung dan sirip duburnya terdiri dari jari-jari keras dan jari-jari lunak. Sirip punggung umumnya berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung dengan kedua ujung sedikit tumpul. Warna sangat bervariasi, mulai dari yang kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Ada yang 15 mempunyai garis-garis berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Pada umumnya berukuran panjang antara 25 – 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm Gunarso, 1995. Ikan kakap merah menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekelilingnya melalui beberapa inderanya, seperti melalui indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba, linea lateralis dan sebagainya.

2.2.2 Makanan dan Kebiasaan Makan