Siswa kompetisi dengan siswa yang lainnya
Siswa kolaboratif
dengan siswa
yang lainnya
Siswa menerima
informasi dari guru Siswa
mengkontruksi, berkomunikasi,
dan melakukan
sintesis informasi
Peranan siswa Menjalankan
perintah guru
Melakukan kegiatan
belajar yang diarahkan oleh diri sendiri
Pengingat dan
pengulang fakta Pengkaji, integrator dan
penyaji ide Siswa
menerima dan
menyelesaikan tugas-
tugas laporan pendek Siswa
menentukan tugas
mereka sendiri
dan bekerja
secara independen
dalam waktu yang besar
Tujuan jangka pendek Pengetahuan
tentnag fakta, istilah, dan isi
Pemahaman dan
aplikasi ide dan proses yang kompleks
Tujuan jangka
panjang Luas pengetahuan
Dalam pengetahuan Lulusan yang memiliki
pengetahuan yang
berhasil pada
test standar
pencapaian belajar
Lulusan yang berwatak dan
terampil mengembangkan
diri, mandiri,
dan belajar
sepanjang hayat Sumber wena 2011
E. Sistem Pengapian
Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara
diruang silinder. Dalam perkembangannya sistem pengapian berkembang menjadi dua
sistem, yaitu : 1. Sistem Pengapian Konvensional
2. Sistem Pengapian Elektronik CDI
Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang berfungsi sebagai pemercik api dengan kompenen – komponen manual.
Sedangkan sistem pengapian elektronik CDI merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus
pengosongan muatan discharge current dari kondensator guna mencatu daya kumparan pengapian ignition coil.
Berdasarkan sistem pencatu dayannya, sistem pengapian CDI dibagi menjadi dua yaitu :
a. Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem pengapian CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber Arus Bolak – balik atau
alternator. b. Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber
arus listrik searah misalnya dinamo DC, Baterai, maupun Aki. Berikut adalah bagian–bagian sistem pengapian CDI :
1 Kumparan pengisian charging coil 2 Kumparan pemicu triggerpulser coil
3 Penyearah rectifier 4 Baterai battery
5 Sekering fuse 6 Kunci kontak contact switch
7 Kondensator capasitor 8 Saklar elektronik
9 Pengatur penyetabil tegangan voltage regulator
10 Transformator penaik tegangan 11 Kumparan pengapian ignition coil
12 Kabel busi spark plug cable 13 Busi spark plug
Keuntungan sistem pengapian CDI : a. Sistem CDI tidak tegantung dengan waktu sudut dwel untuk memastikan
magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya. b. Dapat beroperasi pada frekuensi uang jauh lebih tinggi dibandingkan
sistem pengapian elektronik dan kontak trandisional.
Gambar 1. Sistem pengapian CDI AC Cara kerja system pengapian elektronik CDI AC
a Pada saat kunci kontak off Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik yang
dihasilkan sumber tegangan Alternator dibelokkan ke massa melalui kunci
kontak, tidak ada arus yang mengalir ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan.
b Pada saat kunci kontak on Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus
listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian. Ketika rotor alternator magnet berputar, kumparan stator menghasilkan arus
listrik disearahkan diode
mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh. Pada saat yang ditentukan saat pengapian arus sinyal yang dihasilkan
oleh signal generator pick up coil. Arus sinyal pick up coil mengaktifkan
thyristor. Thyristor aktif kaki anoda dan katoda terhubung dan arus listrik dapat mengalir dari kaki anoda katoda.
Hal ini
menyebabkan kapasitor
terdischarge dikosongkan
muatannnya dengan cepat melalui kumparan primer koil pengapian massa
koil pengapian, pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi itu sendiri sebesar 200-300 V. Akhirnya pada kumparan sekunder koil
pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 Kvolt disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik.
Gambar 2. Sistem Pengapian CDI DC Cara kerja CDI DC
a Pada saat kunci kontak off Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian
terputus tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dihidupkan. b Pada saat kunci kontak on
Kunci kontak menghubungkan sumber tegangan + baterai dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik dari baterai dapat disalurkan
ke unit CDI DC-DC Conventer. Ketika rotor alternator magnet berputar, reluctor ikut berputar. Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil,
lilitan pick up coil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untuk mengaktifkan switch transistor pada DC-DC Conventer. Kumparan primer
sekunder pada DC-DC Conventer akan bekerja secara induksi menaikkan
tegangan sumber disearahkan lagi oleg dioada mengisi kapasitor sehingga muatan penuh.
Pada saat yang hampir bersamaan saat pengapian, arus sinyal yang dihasilkan oleh signal generator mampu mebuka gerbang SCR, sehingga SCR
menjadi aktif dan membuka hubungan arus listrik dari kaki anoda katoda. Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge dikosongkan muatannya
dengan cepat melalui kumparan primer koil pengapian massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tengangan induksi sendiri
sebesar 200-300V. Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt disalurkan melalui kabel
busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik.
F. Hasil Belajar