Jean Piaget. Bandura menyatakan bahwa perilaku individu tidak semata-mata re- fleks otomatis terhadap stimulus S-R Bond, melainkan juga akibat dari reaksi
yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif in- dividu itu sendiri. Dalam hal ini belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan
dan penyajian contoh. Perilaku siswa dapat dipengaruhi oleh perilaku model da- lam bentuk akibat-akibat positif maupun dalam bentuk akibat-akibat negatif. Pro-
ses pemodelan terjadi dengan beberapa tahapan yaitu: 1 perhatian; 2 ingatan; 3 produksi; dan 4 motivasi.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah belajar diharapkan terjadi suatu perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang
dimaksud adalah perubahan perilaku yang dapat secara langsung diamati oleh indera manu- sia. Perubahan perilaku tersebut mencakup ranah kognitif, afektif,
serta psikomo- torik. Keterkaitan teori behaviorisme dengan penelitian ini adalah setelah siswa mengikuti pembelajaran, muncul perubahan perilaku pada siswa
tersebut. Per- ubahan perilaku yang terbentuk merupakan hasil dari pengalaman siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA melalui model inkuiri terbimbing
berbantuan media audio visual.
2.1.9 Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Audio Visual
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta
memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara opti- mal. Pembelajaran menyenangkan menurut Mulyasa dalam Rusman 2014:326
adalah suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang
kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya kehadiran guru di dalam kelas
dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat. Kegiatan pembelajaran inkuiri diawali dengan eksplorasi konsep, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan gagasan sesuai dengan pengetahuan awal yang mereka miliki. Siswa diberi kesempatan untuk mencari sendiri jawaban per-
masalahan yang diberikan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri. Dengan demikian, model pembelajaran ini diduga dapat
meningkatkan potensi intelektual siswa. Dalam pembelajaran inkuiri, siswa dido- rong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka dengan konsep-konsep dan
prinsip. Adapun guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan mela- kukan percobaan atau praktik sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah
yang dihadapi Hamdani, 2011: 23. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing berbantuan media audio
visual terdapat beberapa topik bahasan yang mencakup tiga kompetensi yang di- kembangkan. Untuk kompetensi pengetahuan yang dikembangkan adalah meng-
amati daur air, kegiatan manusia yang mempengaruhi air, serta cara menghemat air. Sedangkan untuk kompetensi sikap yang dikembangkan adalah bersyukur,
melakukan kebiasaan baik, kerjasama dan kelompok. Selain itu kompetensi psi- komotor yang dikembangkan adalah melakukan kegiatan inkuiri dengan media.
Penerapan model inkuiri terbimbing berbantuan media audio visual meng- ikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1 guru merumuskan tujuan pembelajaran dengan memperhatikan media audio vi- sual;
2 guru mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran; 3 guru memberikan apersepsi dan motivasi yang dapat menstimulus siswa dalam
memecahkan masalah yang akan diberikan orientasi masalah; 4 guru menayangkan media audio visual berupa gambar yang dapat bergerak
serta terdapat efek suara serta memberikan permasalahan perumusan masa- lah;
5 guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok; 6 guru membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis merumuskan hipotesis;
7 siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru untuk meru- muskan hipotesis serta menemukan konsep berdasarkan percobaan yang dila-
kukan pengumpulan data; 8 guru meminta siswa untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya menguji
hipotesis; 9 guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang menyampaikan hipote-
sisnya dengan tepat serta memberikan penguatan bagi kelompok yang belum dapat merumuskan hipotesis dengan tepat;
10 guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran menyimpul- kan;
11 guru memberikan soal evaluasi serta merefleksi penggunaan media audio vi- sual dalam pembelajaran.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Kajian Empiris merupakan kajian yang meliputi data-data empiris atau data yang diperoleh berdasarkan prosedural penelitian, dalam penelitian ini yaitu pe-
ningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui model inkuiri terbimbing berbantuan media audio visual, dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh sebagai ber-
ikut. Penelitian yang dilakukan oleh Zehra Ozdilek pada tahun 2009 dengan judul
“The Effect of a Guided Inquiry Method on Pre-service Teacher’s Science Teach- ing Self-
Efficacy Belief”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mene- rapkan metode inkuiri terbimbing serta data yang dianalisis dengan menggunakan
paired sample t-test dengan program SPSS 16.00 pada tingkat signifikansi 0,01. Wawancara kelompok fokus juga dilakukan dengan 10 kelompok peserta setelah
mereka menyelesaikan. Temuan kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat harapan keberhasilan peserta dan harapan hasil pada skor posttest lebih
tinggi dari skor pretest. Penelitian ini juga menyajikan efektivitas metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri kemanjuran pre-service
guru dalam mengajar sains. Penelitian yang dilakukan oleh Richmond Quarcoo-Nelson pada tahun 2012
dengan judul “Impact of Audio-Visual Aids on Senior High School Students’ Achievement in Physic
”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ketika media yang tepat misalnya audio visual yang terintegrasi ke dalam kurikulum untuk
melengkapi metode tradisional, hasil belajar yang lebih tinggi dalam hal prestasi skor mungkin akan terjadi. Siswa SHS diajarkan dengan audio visual dibantu