Latar Belakang PENERAPAN GAME BASED INQUIRY DAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANOM

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia merupakan salah satu bidang kajian pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Kimia menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena Kimia erat hubungannya dalam kehidupan sehari-hari. Chemistry is one of the most important branches of science; it enable learners to understand what happened around them Sirhan, 2007.Namun selama ini pelajaran Kimia di sekolah sering dihubungkan dengan kesulitan, kerumitan, dan kebosanan bagi sebagian siswa. Chemistry topics are generally related or based on the structure matter,chemistry proves a difficult subject for many students Sirhan, 2007. On the other hand, chemistry contains an abundant amount of abstract concepts, which necessities significant time and effort commitments from the students Wu Foos, 2010. Hal ini tidak terlepas dari materi yang dipelajari dalam mata pelajaran Kimia umumnya bersifat abstrak. Kimia juga diklasifikasikan kedalam kelompok mata pelajaran yang sulit sehingga sebagian siswa enggan untuk mempelajarinya.Most student taking chemistry do not plan to pursue a career in chemistry Wu Foos, 2010. Dengan keadaan dan suasana yang sedemikian rupa membuat siswa sulit untuk menerima materi yang diajarkan sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Studi pendahuluanpertama pada proses pembelajaran Kimia dilakukan pada Sabtu 22 Maret 2014 di SMA N 1 Karanganom, dan berdasarkan studi awal tersebut melalui pengamatan saat pembelajaran Kimia berlangsung diketahui bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran Kimia masih tergolong rendah ditandai dengan siswa tidak serius dalam menerima materi Kimia dan tidak ada satutupun siswa yang bertanya mengenai materi pembelajaran Kimia hingga akhir proses belajar mengajar. Aktivitas siswa di kelas juga masih tergolong rendah. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa hanya berperan sebagai penerima materi pembelajaran dan tidak ada inisiatif siswa untuk lebih mendalami materi Kimia dengan bertanya atau mencari referensi lain selain yang telah diajarkan oleh guru. Studi pendahuluan kedua dilaksanakan pada Kamis 8 Januari 2015. Pada studi pendahuluan kedua ini dilakukan wawancara terhadap ibu Elisa Mojowarni Suprapto, guru mata pelajaran Kimia SMA N 1 Karanganom. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kemampuan siswa pada mata pelajaran Kimia belum sepenuhnya mencapai kriteria Ketuntasan Belajar Minimal, terlebih dengan materi yang mempergunakan banyak rumus. Berdasarkan hasil wawancara, beliau juga menyebutkan bahwa keaktivan siswa tergolong lemah dan terkesan pasif. Wawancara selanjutnya dilakukan terhadap beberapa siswa kelas XI MIA SMA N 1 Karanganom. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa umumnya siswa merasa bosan dan enggan untuk mempelajari materi Kimia karena sulit.Siswa cenderung tidak ingin aktif dalam mata pelajaran Kimia karena dianggap tidak menyenangkan. Beberapa siswa juga menyatakan bahwa hasil belajar pada pelajaran Kimia umumnya dibawah KKM. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru pengampu mata pelajaran Kimia dan siswa SMA N 1 Karanganom, dapat diketahui bahwa siswa harus diberikan kesempatan untuk dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan mediator harus dapat memandang siswa sebagai partner dan mitra dalam proses belajar mengajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru juga memiliki andil dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran.Guru yang bertanggung jawab harus dapat melaksanakan metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kelas guna meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Pemilihan strategi atau metode pembelajaran yang tepat akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran Purwanto, 2011. Dalam proses belajar mengajar pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dalam menyajikan suatu materi dapat membantu siswa dalam mengetahui serta memahami segala sesuatu yang disajikan guru, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Fajri, 2012. Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah Fajri, 2012. Siswa dengan kemampuan yang bervariasi umum dijumpaipada proses belajar mengajar di sekolah.Kemampuan yang bervariasi dapat berupa perbedaan kesanggupan, keterampilan, intelegensi, potensi dan pengetahuan awal dalam mengikuti proses belajar.Kemampuan siswa yang bervariasi pada suatu pembelajaran ditunjukkan oleh hasil belajar yang bervariasi. Salah satu penyebab kegagalan siswa dalam proses pembelajaran adalah siswa tidak pernah dirangsang untuk beraktivitas secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMA N 1 Karanganom diperoleh data hasil belajar siswa pada Ujian Akhir Semester ganjil seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Data Nilai Hasil Ujian Semester Ganjil Kelas XI 20142015 Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Ujian XI MIA 1 31 3.04 XI MIA 2 31 2.96 XI MIA 3 31 2.91 XI MIA 4 31 3.01 XI MIA 5 38 2.89 XI MIA 6 31 3.03 Keterangan : Nilai berdasarkan skala 4 Penelitian Tindakan Kelas dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas yang didasarkan pada masalah yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Participatory action research is a strategy for a cyclical andpractice-related research using a team of researchers and teachers Eilks, 2003. Participatory action research is recommended as a method for conducting research wihin chemical education Eilks Ralle, 2002. The metode also aims for the continuous professional development of all persons involved and sustainable change in the practice fields touched by the innovations Eilks Markic, 2011.Berdasarkan data pada Tabel.1 dipilih kelas XI MIA 5 untuk dijadikan subjek Penelitian Tindakan Kelas. Pemilihan kelas XI MIA 5 tersebut didasarkan pada observasi rata-rata hasil belajarKimia terendah di kelas XI MIA SMA N 1 Karanganom Tahun Ajaran 20142015. Pemilihan kelas XI MIA 5 juga didasarkan pada hasil observasi kelas yang menunjukkan aktivitas siswa yang rendah saat pembelajaran Kimia disbanding kelas paralel yang lain. Aktivitas dan hasil belajar siswa yang rendah dijadikan dasar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia. Rata-rata hasil belajar yang rendah pada kelas XI MIA 5 diakui oleh beberapa siswa karena siswa merasa kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru, padahal siswa kelas XI MIA 5 memiliki potensi yang sangat beragam. Potensi yang dimiliki seperti potensi kognitif, potensi perkembangan moral, potensi perkembangan sosial, potensi perkembangan emosional, potensi fisik, dan potensi bahasa perlu dikembangkan. Hal tersebut menarik perhatian dan fokus untuk menerapkan metode yang dapat membuat siswa lebih memahami materi pelajaran Kimia dan lebih mengembangkan potensi siswa. Metode yang diajukan untuk dijadikan metode pembelajaran Kimia adalah Inkuiri. Selain untuk meningkatkan hasil belajar siswa, metode ini juga diimplementasikan pada proses pembelajaran Kimia untuk meningkatkan aktivitas siswa. Inkuiri inquiry secara harfiah berarti penyelidikan. Carind Sund menyatakan bahwa “inquiry is the process of investigating a problem” artinya bahwa inkuiri adalah proses penyelidikan suatu masalahMulyasa, 2005. Inkuiri yang berhubungan dengan pendidikan Sains harus mencerminkan penyelidikan. Dengan demikian,proses belajar mengajar melalui metode inkuiri selalu melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi dan eksperimen.Berdasarkan definisi tersebut, tampak bahwa metode inkuiri dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang terpusat pada siswa. Dalam metode ini, siswa didorong untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran Kimia. Dalam pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif. Sedangkan peran guru dalam metode ini adalah sebagai pembimbing yang berkewajiban untuk membimbing, melatih, dan membiasakan siswa untuk terampil dalam berpikir maupun bertindak. Penerapan metode inkuiri saja dikhawatirkan akan menimbulkan kebosanan pada siswa, sehingga dalam penelitian ini metode inkuiri dilaksanakan dengan bentuk permainan game. Penerapan metode inkuiri dalam bentuk permainan ini bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar bagi siswa dan meminimalisasi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran Kimia. Bermain adalah kegiatan bebas yang didasari motivasi intrinsik, bersifat fleksibel, melibatkan emosi positif, imaginasi, tetapi tetap terfokus untuk mendapatkan hasil tertentu. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat. Bermain dalam belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk menunjang tercapainya hasil belajar dengan meningkatkan motivasi belajar. Aktivitas bermain dapat meningkatkan kepercayaan dan mengurangi stress yang dialami oleh siswa Habiddin, 2013. Penerapan metode inkuiri dengan bentuk permainan ini diharapkan mampu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Usaha inidilakukan agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran Kimia. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya motivasi belajar dari siswa. Motivasi belajar menjadi salah satu faktor penting guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, ditambahkan pemberian hadiah reward pada pelaksanaan metode inkuiri dengan bentuk permainan yang diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Reward dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hadiah atau penghargaan. Pemberian penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peningkatan motivasi pada siswa diharapkan dapat mengkatkan pula minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Kimia. Peningkatan motivasi belajar siswa diharapkan akan meningkatkan pula aktivitas siswa. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, akan membuat pelajaran lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan siswa. Dikatakan demikian, karena 1 adanya keterlibatan siswa dalam menyusun dan membuat perencanaan proses pembelajaran, 2adanya keterlibatan intelektual emosional siswa melalui dorongan dan semangat yang dimilikinya, 3 adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam mendengarkan dan memerhatikan apa yang disajikan guru. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Game-Based Inquirydan Reward untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA N 1 Karanganom ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI TEMPEH

0 5 18

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA KELAS XI MIA 4 SMA 1 KUDUS

4 102 317

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA XI IA2 SMA N 3 MAGELANG 2012 2013

0 19 179

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT BERBANTUAN MEDIA NUMBER CARD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA N 9 SEMARANG

2 83 243

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA SMA N 14 SEMARANG

17 150 284

Penerapan strategi pembelajaran inquiry based learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sikap kritis, dan prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem

0 3 265

Penerapan pendekatan scientific untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas x mia 1 sma negeri 1 Karanganom Artikel

0 0 6

Pengaruh Penerapan Metode Guided Inquiry terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 2 Banguntapan

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - UNWIDHA Repository

0 0 25