Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Desinfektan Ciri-ciri Desinfektan

1.2 Perumusan Masalah

Dari survei awal yang dilakukan Rumah Sakit Umum Deli Medan menggunakan Pine Oil 1,5 dan Pine Oil 2,5 sebagai suatu perbandingan yang mana konsentrasi keduanya berbeda. Pine Oil merupakan larutan yang terbuat dari minyak pinus yang efektif terhadap kuman pathogen, tidak mengiritasi dan aktifitasnya rendah terhadap bakteri . Pine Oil 1,5 yang digunakan sebanyak 33 ml dilarutkan dalam 100 ml air dan sebagai perbandingan menggunakan Pine Oil 2,5 sebanyak 20 ml dilarutkan dalam 100 ml air. Alat yang digunakan untuk desinfeksi adalah kayu pel dengan teknik pengepelan secara horizontal. Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan masalah, bagaimana evfektivitas desinfektan pine oil terhadap jumlah angka kuman pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektivitas desinfektan pine oil terhadap jumlah angka kuman pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah angka kuman sebelum dan sesudah dilakukan desinfeksi pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan. 2. Untuk mengetahui persentase penurunan angka kuman pada lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli sesudah pengepelan dengan desinfektan. 3. Untuk mengetahui rata – rata suhu, kelembaban dan pencahayaan pada kamar rawat inap di Rumah Sakit Umum Deli Medan. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain: 1. Dapat diketahui jumlah angka kuman yang ada di lantai ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Deli Medan. 2. Untuk memberikan masukan bagi pihak CS Cleaning Service Rumah Sakit Umum Deli Medan. 3. Untuk menambah dan memperdalam pengetahuan penulis mengenai kesehatan lingkungan terutama lingkungan Rumah Sakit. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desinfektan

Desinfektan adalah substansi kimia yang dipakai untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menghalangi merusaknya dan biasa digunakan pada benda-benda mati Depkes RI, 1996.

2.2 Ciri-ciri Desinfektan

Ciri-ciri desinfektan yang ideal yaitu : a. Aktivitas antimicrobial. Kemampuan subtansi untuk mematikan berbagai macam mikroorganisme. b. Kelarutan. Substansi itu harus dapat larut dalam air atau pelarut-pelarut lain sampai pada taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif. c. Stabilitas. Perubahan yang terjadi pada substansi itu bila dibiarkan beberapa lama harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat antimikrobialnya d. Tidak bersifat racun bagi makhluk hidup. Bahwa substansi tersebut harus bersifat letal bagi mikroogranisme dan tidak berbahaya bagi manusia ataupun hewan lain. Universitas Sumatera Utara e. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap. Sebaiknya desinfektan tersebut tidak berbau atau hendaknya menimbulkan bau sedap. f. Berkemampuan sebagai detergen Suatu desinfektan juga merupakan detergen yang efeknya juga sebagai pembersih. g. Ketersediaan dan biaya Desinfektan harus tersedia dalam jumlah besar dan dengan harga yang pantas. h. Keserbasamaan homogenity Dalam penyiapan komposisinya harus seragam. i. Aktifitas antimikrobial pada suhu kamar atau suhu tubuh. Aktifitas desinfektan digunakan pada suhu yang biasa dijumpai pada lingkungan untuk penggunaan senyawa yang bersangkutan. j. Kemampuan untuk menembus. Bila substansi dapat menembus permukaan, maka aksi antimikrobialnya hanya terbatas pada siklus aplikasinya saja. k. Tidak menimbulkan karat dan warna Maksudnya suatu desinfektan diupayakan tidak menimbulkan warna atau merusak kain. Universitas Sumatera Utara l. Tidak bergabung dengan bahan organik, karena apabila bergabung dengan bahan organik, maka sebagian besar desinfektan tersebut akan menjadi aktif. Pelcjar, 1986.

2.3 Pemilihan Bahan Desinfektan

Dokumen yang terkait

Efektivitas Beberapa Merek Desinfektan Dalam Menurunkan Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005

2 45 69

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

22 251 106

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 15

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 2

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 1 7

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 4 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desinfektan - Efektivitas Desinfektan Pine Oil Terhadap Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Deli Medan 2013

1 1 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas Desinfektan Pine Oil Terhadap Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Deli Medan 2013

0 2 7

EFEKTIVITAS DESINFEKTAN PINE OIL 1,5 + CREASYLIC ACID DAN PINE OIL 2,5 TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DELI MEDAN 2013 SKRIPSI

0 0 14

13 ANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 0 8