Menyelenggarakan administrasi dan keuangan. Permenkes RI, 1992. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Ruang rawat inap Kerangka Konsep

tersebut, rumah sakit memiliki 3 tiga fungsi yang telah ditetapkan oleh WHO, yaitu sebagai tempat pengobatan, perawatan dan penelitian yang terdiri dari beberapa kegiatan seperti pelayanan dan penunjang medis, pelayanan kedokteran kehakiman, pelayanan medis khusus, pelayanan rujukan kesehatan, pelayanan kedokteran gigi, pelayanan social, pelayanan penyuluhan kesehatan, pelayanan darurat, pelayanan administratif, pendidikan para medis, membantu pendidikan tenaga medis umum dan spesialis. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan serta membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi. Fungsi rumah sakit dalam pelaksanaan tugas tersebut adalah : a. Menyelenggarakan pelayanan medis b. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan c. Menyelenggarakan pelayanan penunjang non medis d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

g. Menyelenggarakan administrasi dan keuangan. Permenkes RI, 1992.

2.15 Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan atau dapat menjadi tempat penularan penyakit. Untuk menghindari risiko dan gangguan tersebut, diperlukan upaya penyehatan lingkungan Universitas Sumatera Utara rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan yang diatur dalam Permenkes No. 986 MENKESXI1992. Upaya penyehatan lingkungan rumah sakit meliputi : 1. Penyehatan bangunan dan ruangan termasuk a. Pencahayaan b. Ventilasi c. Kebisingan 2. Penyehatan Makanan dan Minuman 3. Penyehatan air termasuk kualitasnya 4. Penanganan sampah dan limbah 5. Penyehatan serangga dan tikus 6. Sterilisasi desinfektan 7. Perlindungan radiasi 8. Penyuluhan kesehatan lingkungan

2.16 Ruang rawat inap

Rawat inap opname adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Surbakti, 2003 . Syarat ruang rawat inap adalah dinding terbuat dari tembok yang kokoh dan dicat dengan cat yang tidak mudah luntur, berwarna terang, mempunyai lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,5 m, lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap Universitas Sumatera Utara air, mudah dibersihkan, suhu diusahakan sekitar 22-24 C dan kelembaban 50-60, pencahayaan saat tidak tidur 100-200 Lux, saat tidur minimal 50 Lux. Depkes RI, 1994 .

2.17 Mikroorganisme

2.17.1 Pengertian Mikroorganisme

Mikroorganisme merupakan jasad renik yang bentuknya sangat kecil, sehingga akan kelihatan jelas apabila diamati dengan menggunakan mikroskop. Pelcjar, 1988 .

2.17.2 Mikroorganisme Patogen

Mikroorganisme yang terdapat di lingkungan ruang rawat inap terdiri atas kuman patogen dan non patogen. jenis kuman yang dapat menyebabkan infeksi adalah jenis kuman patogen. Jenis kuman Patogen itu sendiri adalah Staphylococcus, Streptococcus, dan Clostridium. Wheeler, 1989 . Staphylococcus Staphylococcus adalah parasit manusia yang terdapat dimana-mana, sumber utama infeksi dapat diperoleh dari lesi-lesi manusia, benda-benda yang terkontaminasi, saluran pernafasan dan kulit manusia Reddish George, 1957 . Ciri-ciri Staphylococcus a. Berbentuk bolabulat b. Gram positif c. Dapat menghemolisis darah d. Flora normal pada kulit dan selaput lendir e. Tidak bergerak dan tidak membentuk spora Universitas Sumatera Utara f. Mudah tumbuh pada kebanyakan pembenihan bakterologik dalam keadaan aerobik atau mikroaerofilik g. Tumbuh cepat pada suhu 37 C dan dapat membentuk pigmen pada suhu kamar 20-35 C

h. Tahan terhadap pengeringan, terhadap panas 50

C selama 30 menit Streptococcus Streptococcus adalah mikroorganisme bulat tersusun secara khas dalam rantai dan tersebar luas dalam alam. Beberapa diantaranya adalah anggota flora normal. Streptococcus berhubungan dengan penyakit - penyakit infeksi penting pada manusia. Kuman ini dapat menghasilkan berbagai zat ekstraseluler dan enzim-enzim Reddish George, 1957 . Ciri-ciri Streptococcus a. Kokus yang sendirian berbentuk bolabulat b. Mampu menghemolisis darah c. Flora normal pada manusia d. Tumbuh dalam media padat sebagai koloni e. Tumbuh cepat pada suhu 37 C Streptococcus ini dapat menyebabkan penyakit pada benda pada bagian-bagian tubuh. Streptococcus ini dapat menyebar dari orang ke orang lain melalui saluran pernafasan atau kulit. Clostridium Clostridium adalah batang, gram positif, yang berbentuk spora, dapat merusak protein atau membentuk toksin dan ada beberapa yang melakukan keduanya. Universitas Sumatera Utara Hidupnya di tanah, usus manusia, dan binatang. Pada infeksi clostridia, spora mencapai jaringan melalui kontaminasi pada daerah-daerah yang terbuka tanah, feses atau saluran usus Reddish George, 1957 . Ciri-ciri Clostridium a. Batang besar b. Gram positif c. Dapat menghasilkan spora d. Hidup dalam keadaan anaerobik e. Kebanyakan spesies tumbuh pada suhu 37 C

2.17.3 Mikroorganisme Patogen dan Penyakitnya

Mikroorganisme parasit dan yang menyebabkan penyakit pada manusia merupakan jenis mikroorganisme pathogen seperti bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme ada yang bermanfaat dalam tubuh manusia yang sehat, misalnya usus yang membentuk vitamin K dan membantu absorbsi makanan dan ada juga yang merugikan manusia. Mikroorganisme patogen antara lain dapat menimbulkan penyakit pada saluran pencernaan, saluran pernapasan dan saluran air seni. Kelompok mikroorganisme yang paling banyak menyebabkan penyakit adalah bakteri. Pelcjar, 1986 .

2.17.4 Pertumbuhan Mikroorganisme

Pertumbuhan mikroorganisme dibagi dalam beberapa fase, yaitu : a. Fase Adaptasi penyesuaian Pada fase ini belum terjadi pembelahan sel karena beberapa enzim belum disintesis. Faktor yang mempengaruhi lamanya fase adaptasi yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Medium dan lingkungan pertumbuhan 2. Jumlah inokulum b. Fase Pertumbuhan Awal Pada fase pertumbuhan awal sel mulai membelah dengan kecepatan yang masih rendah karena baru selesai tahap penyesuaian diri. c. Fase Pertumbuhan Logaritmik Pada fase ini sel mikroorganisme membeleh dengan kecepatan dan konstan. Karena pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya, seperti pH, kandungan nutrient dan kondisi lingkungan termasuk suhu dan kelembapan udara. d. Fase Pertumbuhan Lambat Sebab perlambatan pertumbuhan populasi mikroorganisme fase ini adalah 1. Zat nutrisi di dalam medium berkurang 2. Adanya hasil – hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapt menghambat pertumbuhan mikroorganisme. e. Fase Pertumbuhan Tetap Jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Pada fase ini, sel – sel menjadi lebih tahan terhadap kondisi ekstrim seperti panas, dingin, radiasi dan bahan kimia. f. Fase Kematian Pada fase ini, jumlah sel yang mati semakin lama semakin banyak dan kecepatan kematian dipengaruhi oleh kondisi nutrient, lingkungan dan jenis mikroorganisme. Sebab yang mempengaruhi fase kematian yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Nutrien di dalam medium sudah habis 2. Energi cadangan di dalam sel habis. Pelcjar, 1986 .

2.17.5 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.

Pada pertumbuhan mikroorganisme, tidak semua sel yang terbentuk akan terus hidup. Hal ini dikarenakan oleh faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme : a. Tersedia Nutrien Mikroorganisme membutuhkan nutrient untuk kehidupan pertumbuhannya sebagai : 1. Sumber karbon 2. Sumber nitrogen 3. Sumber energi 4. Faktor pertumbuhan yaitu mineral dan vitamin. b. Tersedianya air Sel mikroorganisme memerlukan air dalam berkembang biak, tetapi tidak semua air dapat digunakan oleh mikroorganisme. Kondisi atau keadaan air yang tidak dapat digunakan oleh mikroorganisme yaitu : 1. Adanya salut dan ion yang dapat mengikat air di dalam larutan 2. Koloid hidrofilik gel dapat mengikat air 3. Air berbentuk Kristal es atau hidrasi c. Nilai pH Nilai pH medium sangat mempengaruhi jenis mikroorganisme, karena mikroorganisme dapat tumbuh pada suhu pH 3-6 . Universitas Sumatera Utara d. Suhu Mikroorganisme mempunyai suhu optimum, minimum dan maksimum untuk pertumbuhannya., tetapi ada juga pengaruh suhu terhadap kecepatan pertumbuhan sel yaitu: 1. Pertumbuhan mikroorganisme terjadi pada suhu dengan kisaran 30°C 2. Kecepatan pertumbuhan mikroorganisme meningkat lambat dengan naiknya suhu sampai mencapai kecepatan pertumbuhan maksimal 3. Diatas suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan menurun dengan cepat dengan naiknya suhu. e. Tersedianya O2 Konsentrasi O2 di lingkungan mempengaruhi mikroorganisme yang dapat tumbuh. Berdasarkan kebutuhan O2 jasad renik dibedakan menjadi jasad renik yang bersifat aerobik, anaerobik dan aerobik fakultatif. Pelcjar, 1986 .

2.17.6 Pengendalian Mikroorganisme

Mikroorganisme mempunyai kemampuan menginfeksi manusia, hewan serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kematian. Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat atau dibunuh dengan proses fisik atau bahan kimia. Proses fisik dapat diartikan sebagai keadaan atau sifat fisik yang menyebabkan suatu perubahan. Sedangkan proses kimia ialah suatu substansi cair, padat dan gas oleh komposisi molekul liar yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi. Proses kimia menimbulkan pengaruh yang lebih selektif terhadap mikroorganisme dibandingkan dengan proses fisi. Universitas Sumatera Utara 2.18 Bakteri Gram Positif + dan Gram Negatif -

2.18.1 Gambaran Bakteri Gram Positif dan Negatif

Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram negatif zat lipidnya akan larut selama pencucian dengan alkohol, pori – pori pada dinding sel akan membesar, permeabilitas dinding sel menjadi besar, sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan kuman menjadi tidak berwarna. Sedangkan pada bakteri Gram Positif akan mengalami denaturasi protein pada dinding selnya oleh pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan kaku, pori – pori mengecil, permeabilitas kurang sehingga kompleks ungu kristal yodium dipertahankan dan sel kuman tetap berwarna ungu. Staf Pengajar FKUI, 1993 .

2.18.2 Contoh Bakteri Gram Positifdan Gram Negatif

a. Staphylococcus aureus Ciri – ciri Staphylococcus aureus a. Kokus yang sendirian berbentuk bolabulat b. Mampu menghemolisis darah c. Flora normal pada manusia d. Tumbuh dalam media padat sebagai koloni e. lurus Sifat – sifat biakan bersifat aerob dan tumbuh baik pada pH 7,4. Daya tahan merupakan salah satu kuman yang cukup kebal diantara organisme – organisme tak berspora. Tahan dipanaskan pada 60 C selama 30 menit. Tahan terhadap 1 fenol selama 15 menit. Universitas Sumatera Utara b. Bacillus subtilis Kuman ini berbentuk batang lurus gram positif berukuran 1,5 x 4,5 µ, sendiri – sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai, bergerak dan tidak bersimpai. Bersifat aerob tumbuh pada agar darah membentuk zona hemolisis beta yang lebih lebar. Dapat juga tumbuh pada kaldu, agar gizi dan lain – lain. c. Escheria Coli Kuman ini berbentuk batang pendek gemuk berukuran 2,4µ x 0,4µ sampai 0,7µ gram negatif tak bersimpai bergerak aktif dan tidak berspora. Bersifat aerob atau fakultatif anaerob dan tumbuh pada perbenihan biasa. Suhu optimum pertumbuhan adalah 37 C. Kuman ini dapat tahan berbulan – bulan pada tanah dan dalam air. Kuman ini juga peka terhadap tetrasiklin. Pelcjar, 1988 . d. Pseudomonas Batang gram negatif dengan ukuran 0,5µ x 3,0-4,0µ. Umumnya mempunyai flagel polar tetapi kadang – kadangkurang atau sama dengan 2 – 3 flagel. Bila tumbuh pada perbenihan tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisakarida ekstraseluler. Merupakan organisme aerob, tetapi bakteri ini dapat mempergunakan nitrat dan arginin sebagai aseptor elektron dan tumbuh secara anaerob. Menghasilkan pigmen piosianin dan fluoresen. Universitas Sumatera Utara Pseudomonas lebih resisten terhadap desinfektan dari pada bakteri lain. Bakteri senang berada dalam suasana lembab. Kebanyakan antibiotika atau antimikroba tidak efektif terhadap bakteri ini. Staf Pengajar FKUI, 1993 . 2.19 Infeksi 2.19.1 Pengertian Infeksi Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia yang rentan sehingga menimbulkan masalah kesehatan Pelcjar, 1988 . 2.19.2 Infeksi Nosokomial Infeksi Nosokomial adalah suatu penyakit yang terjadi baik pada pasien, pengunjung maupun petugas rumah sakit yang terjadi pada saat berada di lingkungan rumah sakit. Mukono, 1955 . Suatu infeksi didapat di rumah sakit apabila : 1. Pada saat masuk rumah sakit, tidak ada gejala tanda atau tidak dalam masa inkubasi infeksi tersebut. 2. Infeksi yang terjadi dalam 3 x 24 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit. 3. Infeksi pada lokasi yang sama tetapi disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda dari mikroorganisme pada saat masuk rumah sakit atau mikroorganisme penyebab yang sama tetapi lokasi infeksi berbeda. Depkes RI, 1997 . Universitas Sumatera Utara

2.19.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Infeksi

1. Adanya kuman pada tempat tersebut dan tergantung pada jenis, virulensi, jumlah dan lamanya kontak 2. Adanya sumber infeksi 3. Adanya perantara pembawa kuman aktif menular 4. Adanya tempat masuk kuman pada hospes baru 5. Daya tahan tubuh hospes baru dalam keadaan rendah. Depkes RI, 1994

2.19.4 Sumber Infeksi

Sumber infeksi adalah suatu tempat bersarangnya kuman dimana kuman penyebab infeksi itu keluar dikeluarkan untuk mencapai hospes baru yang rentan. Sumber infeksi nosokomial di rumah sakit dapat berasal dari : A. Animate suatu yang bernyawa 1. Manusia a Carier : orang sehat yang mengandung kuman dimana ia tidak menunjukan gejala penyakit, contoh : Typus Abdominali. b Penderita : Penderita yang dalam tubuhnya mengandung kuman dan dapat menular pada orang lain, contoh : TB Paru. 2. Binatang Binatang hewan dapat menjadi sumber infeksi terutama dapat berperan sebagai vektor, seperti golongan serangga. B. Inanimate suatu yang tidak bernyawa Benda atau bahan mati yang bisa menjadi tempat tinggal sementara bagi kuman antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Benda bahan mati yang kering seperti : debu, udara dan permukaan benda dapat menjadi tempat hidup kuman beberapa hari sampai bulanan. 2. Benda bahan mati yang cair atau lembab seperti : air cuci tangan, kain lap, handuk, sarung tangan juga bisa menjadi tempat hidup kuman selama berbulan – bulan Permenkes RI, 1992 .

2.19.5 Penyebab Infeksi

Penyebab infeksi nosokomial adalah kuman bakteri, virus, fungi atau parasit . Kuman yang mampu menyebabkan menimbulkan penyakit disebut kuman patogen. Beribu jenis mikroorganisme yang terdapat di alam, hanya ada beberapa ratus yang bersifat pathogen pada manusia diantaranya : Bakteri jenis Staphlococcus, Streptococcus, Clostridia, Bakteriodes dan Enterobakteriae. Effendi Ronald, 1988 . Universitas Sumatera Utara

2.20 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pemeriksaan Laboratorium MMS Angka kuman setelah pemakaian Desinfektan Pine Oil 1,5+Creasylic Acid dan Pine Oil 2,5 TMS Lantai Ruang rawat inap Angka kuman sebelum pemakaian Desinfektan Pine Oil 1,5+Creasyli c Acid dan Pine Oil 2,5 Pemeriksaan Laboratorium Jumlah angka kuman pada lantai RS berdasarkan Kepmenkes No.1204Men kesSKX2004 1. Suhu 2. Kelembaban 3. Pencahayaan MS TMS Universitas Sumatera Utara 38 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Efektivitas Beberapa Merek Desinfektan Dalam Menurunkan Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005

2 45 69

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

22 251 106

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 15

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 0 2

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 1 7

Kondisi Sanitasi Ruang Rawat Inap Kelas III Dan Penggunaan Desinfektan Terhadap Jumlah Angka Kuman Lantai Di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2015

0 4 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desinfektan - Efektivitas Desinfektan Pine Oil Terhadap Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Deli Medan 2013

1 1 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas Desinfektan Pine Oil Terhadap Jumlah Angka Kuman Pada Lantai Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Deli Medan 2013

0 2 7

EFEKTIVITAS DESINFEKTAN PINE OIL 1,5 + CREASYLIC ACID DAN PINE OIL 2,5 TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DELI MEDAN 2013 SKRIPSI

0 0 14

13 ANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 0 8