13 total yang disebabkan oleh faktor genetik dengan ragam fenotipiknya Allard
1960. Perumusan ini dikenal sebagai nilai duga heritabilitas dalam arti luas, karena melibatkan seluruh faktor genetik yang mempengaruhinya Simmonds
1979. Menurut Poehlman 1979, karakter yang sedikit dipengaruhi lingkungan karakter kualitatif mempunyai heritabilitas yang tinggi, sedangkan karakter yang
banyak dip engaruhi lingkungan karakter kuantitatif mempunyai heritabilitas yang rendah. Sementara itu, Mc Whirter 1979 juga berpendapat bahwa karakter
yang mempunyai nilai duga heritabilitas sedang sampai tinggi, maka lingkungan tidak mempunyai peranan yang sangat besar dalam penampilan suatu karakter.
Dengan demikian faktor genetik pengaruhnya sangat besar, sehingga karakter- karakter tersebut akan mudah diwariskan pada keturunannya dan biasanya
dikendalikan oleh gen sederhana. Nilai duga heritabilitas berkisar antara 0.0 sampai 1.0 atau 0 sampai 100.
Jika nilai duga heritabilitas 100 berarti semua keragaman yang ada disebabkan oleh faktor genetik. Jika nilai duga heritabilitas 0 berarti tidak satupun
kergaman dalam populasi yang ada disebabkan oleh faktor genetik, dengan demikian tidak dapat dilakukan perbaikan tanaman melalui pemuliaan Knight
1979. Hasil penelitian Darliah et al. 2001 pada bunga potong mawar
menunjukkan bahwa karakter panjang tangkai, panjang ruas, jumlah daun, diameter tangkai, diamet er kuncup, diameter bunga mekar, jumlah petal, lama
kesegaran bunga, umur panen, jumlah duri dan kewangian mempunyai nilai duga heritabilitas yang tinggi, sedangkan karakter jumlah bunga per tanaman
mempunyai nilai duga heritabilitas sedang.
2.4. Korelasi Genetik Antar Karakter
Korelasi adalah derajat keeratan hubungan antara suatu karakter dengan karakter lain yang mudah diamati dan dibandingkan, serta mudah menunjukkan
kemampuan genetiknya Johnson et al. 1955. Dua karakter disebut berkorelasi, bila terjadi peningkatan atau penurunan salah satu karakter akibat peningkatan
atau penurunan karakter yang lain tanpa memperhatikan ada atau tidaknya hubungan sebab akibat diantara karakter yang bersangkutan Gaspersz 1991.
14 Menurut Falconer 1981 korelasi yang terjadi di antara pasangan -
pasangan karakter mungkin disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan. Faktor genetik yang menyebabkan korelasi terutama adalah pleotropi dan pautan.
Pleotropi adalah gen yang dapat mengendalikan beberapa karakter sekaligus. Pautan adalah keterkaitan yang kuat di antara gen pada kromosom yang sama.
Pautan hanya menyebabkan korelasi yang tidak kekal karena ada peluang untuk memisahkan gen terpaut melalui persilangan. Bila gen-gen yang mengendalikan
pasangan karakter yang berkorelasi meningkatkan penampilan kedua karakter maka akan diperoleh korelasi yang positif.
Korelasi antara dua karakter dapat berupa korelasi fenotipe dan genetik Poespodarsono 1988. Korelasi fenotipe merupakan ciri awal dari penampilan
suatu karakter yang memperlihatkan adanya korelasi antar karakter yang bersangkutan Fehr 1987, disamping itu korelasi fenotipe juga menunjukkan
korelasi genetik. Menurut Falconer 1997, berdasarkan pengaruh
pembentukannya, korelasi ganetik adalah korelasi antar karakter tanaman yang hanya ditimbulkan oleh komponen faktor genetik, sedangkan korelasi fenotipe
merupakan korelasi antar dua karakter yang ditimbulkan oleh pengaruh faktor genetik, lingkungan serta interaksi genetik dan lingkungan. Korelasi genetik lebih
mempunyai arti dalam pemuliaan karena faktor genetik akan lebih berperan bila faktor lingkungan mendukung penampilan karakter tersebut Poespodarsono
1988. Korelasi genetik antar karakter merupakan keterangan dasar yang akan
membantu mengidentifikasi sifat yang penting atau tidak penting dalam program seleksi Poerwoko 1995. Oleh karena itu korelasi genetik diperlukan untuk
menduga respon seleksi tidak langsung, sebab kemungkinan seleksi langsung terhadap hasil sulit dilakukan, sehingga seleksi tidak langsung dapat dilakukan
melalui karakter lain yang berkorelasi dengan hasil. Penampilan karakter hasil didukung oleh penampilan karakter-karakter
lain yang merupakan komponen pendukungnya Allard 1960. Komponen pendukung karakter panjang tangkai sebagai faktor pertama yang menentukan
kualitas bunga adalah karakter jumlah buku, panjang ruas dan panjang leher bunga. Komponen pendukung karakter kokohnya tangkai bunga adalah diameter
15 tangkai bunga. Komponen pendukung diameter mekar adalah jumlah petal dan
diameter kuncup. Komponen pendukung lama kesegaran bunga adalah jumlah petal, tebal petal dan jumlah daun. Apabila terdapat korelasi antara komponen
pendukung dengan hasil maka akan membantu efektifitas seleksi.
2.5. Sidik Lintas