11 Tabel 1 Kelas Kualitas Bunga Potong Mawar Berdasarkan Panjang
Tangkai dan Diameter Kuncup Kelas
Panjang Tangkai cm
Diamater Kuncup cm
Ekstra super x = 65
x 2.5 Super
55 = x 65 x 2.5
Panjang 45 = x 55
x 2.5 Medium
35 = x 45 x 2.5
Pendek 25 = x 35
x 2.5 Sweet Hearts
Baby roses x 35
x 1.5 Berdasarkan penampilan fisik secara keseluruhan, bunga potong dibagi
dalam empat standar kualitas yaitu AA, A, B dan C. Kualitas AA merupakan kualitas ekstra super yang dipilih dari standar grading terbaik dalam ukuran,
kesegaran, warna yang prima dan spesifik untuk setiap produk, bebas hama dan penyakit serta tidak ada kerusakan mekanis yang disebabkan oleh hama, bekas
penyakit, residu pestisida dan cara penanganan yang tidak baik. Kualitas A mempunyai persyaratan yang sama dengan kualitas AA dengan deviasi 5 dan
kualitas B mempunyai deviasi 10, sedangkan kualitas C adalah standar kualitas diluar AA, A dan B Hartono dan Faisal 1995a. Kualitas bunga sangat berkaitan
erat dengan harga jual, kualitas bunga yang berbeda menyebabkan terjadinya perbedaan harga di petani maupun di pasaran.
2.2. Pendugaan Keragaman
Frey 1964 mengemukakan bahwa kegiatan pemuliaan tanaman dapat dilakukan melalui tiga fase kegiatan yaitu menciptakan keragaman genetik dalam
suatu populasi tanaman, seleksi genotipe yang mempunyai gen-gen pengendali karakter yang diinginkan dan melepas kultivar terbaik untuk produksi pertanian.
Selanjutnya Fehr 1987 menyatakan bahwa, usaha meningkatkan keragaman genetik merupakan langkah pertama dalam program pemuliaan tanaman.
Keragaman genetik terjadi karena pengaruh gen dan interaksi antar gen yang berbeda dalam suatu populasi Crowder 1988. Keragaman tersebut
disebabkan oleh rekombinasi genetik akibat adanya hibridisasi, mutasi Makmur 1988, introduksi dan domestikasi Allard 1960. Keragaman yang disebabkan
12 oleh gen akan menghasilkan tanaman yang berbeda secara genetik dan perbedaan
ini akan mendasari kegiatan program pemuliaan Poehlman 1979. Keragaman genetik yang luas dalam suatu populasi dan ukuran populasi
yang cukup besar akan menjadikan seleksi lebih efektif dan akan mendukung keberhasilan program pemuliaan. Keragaman genetik yang luas memungkinkan
diperolehnya karakter-karakter unggul atau karakter-karakter yang dikehendaki untuk dijadikan tetua atau bahan pemuliaan sehingga keragaman merupakan
faktor penting dalam pengembangan genotipe baru Fehr 1987. Sebaliknya, jika suatu karakter mempunyai keragaman genetik yang sempit maka genotipe-
genotipe pada populasi tersebut hampir seragam Allard 1960. Menurut Gomez dan Gomez 1984, koefisien keragaman merupakan
tingkat ketelitian perlakuan yang dibandingkan dan merupakan petunjuk yang baik untuk tingkat kepercayaan suatu percobaan, sehingga semakin tinggi nilai
koefisien keragaman maka tingkat kepercayaan semakin rendah. Nilai koefisien keragaman yang masih dapat diterima untuk percobaan varietas di lapang adalah
6-8 dan nilai koefisien di atas 20 dianggap tinggi. Luas atau sempitnya keragaman genetik dan keragaman fenotipik suatu
karakter dalam suatu populasi tanaman dapat diketahui melalui standar deviasi, apabila nilai keragaman lebih besar dari nilai dua kali standar deviasi, maka
keragaman tersebut dianggap luas Anderson and Bancroff 1952, dalam Darajat 1987.
2.3. Pendugaan Heritabilitas