43 Berdasarkan nilai duga heritabilitas yang tinggi, karakter-karakter yang
diamati mempunyai kemampuan yang besar untuk diwariskan kepada keturunannya, sehingga peluang untuk memperoleh karakter tersebut cukup besar.
Disamping itu seleksi akan lebih efektif untuk suatu karakter yang mempunyai nilai duga heritabilitas yang tinggi dan relatif tidak efektif pada karakter dengan
heritabilitas yang rendah Fehr 1987. Hal tersebut disebabkan oleh besarnya pengaruh faktor genetik dan kecilnya peran faktor lingkungan dalam pemampilan
suatu karakter, sehingga karakter -karakter tersebut akan mudah diwariskan pada keturunannya Mc Whirter 1979.
4.4. Korelasi Genetik Antar Karakter Kuantitatif yang Diamati
Korelasi merupakan faktor penting terutama dalam pemilihan karakter, karena penampilan suatu karakter akan diikuti dengan pemanpilan karakter
lainnya Susanto 2002, disamping itu korerasi antar karakter dapat meningkatkan efisiensi seleksi, karena dapat menyeleksi dua atau tiga sifat secara bersama-sama.
Oleh sebab itu bila ada korelasi yang erat antar dua karakter maka pemilihan karakter tertentu secara tidak langsung akan memilih karakter lain yang
diperlukan Astika 1991. Hasil perhitungan korelasi genetik antara 14 karakter kuantitatif yang diamati selengkapnya disajikan pada Tabel 6
. Korelasi positif dan nyata terdapat antara karakter panjang tangkai dengan
jumlah daun r=0.674, jumlah buku r=0.722, panjang leher bunga r=0.404, jumlah duri besar r=0.513 dan jumlah bunga per tanaman r=0.424, sedangkan
korelasi negatif dan nyata terdapat antara karakter panjang tangkai dengan umur panen r=-0.560. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa semakin panjang ukuran
panjang tangkai, maka jumlah daun dan jumlah buku akan semakin banyak, leher bunga akan semakin panjang, kemudian jumlah duri besar dan jumlah bunga
per tanaman juga akan semakin banyak. Sementara itu umur panen akan makin pendek genjah.
Ditinjau dari segi pelaksanaan seleksi, maka seleksi terhadap tangkai bunga yang panjang secara tidak langsung dapat menyeleksi karakter jumlah
bunga per tanaman dan umur panen. Seleksi tersebut juga akan menghasilkan jumlah duri besar yang banyak. Karakter jumlah d uri besar merupakan karakter
Halaman 44 memang tidak ada pada aslinya
45 yang tidak dikehendaki sehingga jumlahnya harus sesedikit mungkin. Oleh sebab
itu karakter jumlah duri besar harus dipertimbangkan dalam seleksi terhadap panjang tangkai.
Karakter diameter kuncup berkorelasi positif dan nyata dengan karakter diameter bunga mekar r=0.425, lama kesegaran bunga r=0.624 dan jumlah
petal r=0.577. Dengan demikian apabila diameter kuncup semakin besar maka diamater mekar akan semakin besar, kesegaran bunga akan semakin lama dan
petal akan semakin banyak jumlahnya. Ketiga karakter tersebut merupakan karakter yang diinginkan, sehingga ketiga karakter tersebut dapat diseleksi secara
bersama-sama dengan diameter kuncup. Sementara itu jumlah petal merupakan komponen pendukung karakter diameter kuncup jadi besarnya diameter kuncup
cukup dipengaruhi oleh banyaknya jumlah petal. Karakter diameter bunga mekar juga berkorelasi positif dan nyata dengan jumlah petal r=0.540 dan
jumlah bunga per tamanan r=0.387, sedangkan dengan ju mlah duri kecil korelasinya negatif r=-0.630.
Diameter kuncup dan jumlah petal merupakan komponen pendukung karakter diameter bunga mekar, sehingga diameter bunga mekar sangat
dipengaruhi oleh kedua karakter tersebut, walaupun terdapat faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah panjang petal dan ketegakan posisi petal dalam
membentuk kuntum bunga. Hasil korelasi di atas juga dapat diartikan bahwa seleksi terhadap diameter bunga mekar secara tidak langsung akan menyeleksi
karakter jumlah petal, jumlah bunga per tanaman dan jumlah duri kecil yang jumlahnya sedikit.
Karakter lama kesegaran bunga berkorelasi positif dan nyata dengan diameter kuncup r=0.624, diamater tangkai r=0.914, jumlah daun r=0.451,
jumlah buku r=0.393 dan jumlah bunga per tanaman r=0.435, sedangkan dengan panjang leher bunga diperoleh korelasi yang negatif r= -0.544. Lama
kesegaran bunga sangat berhubungan erat dengan besarnya penguapan air dari bagian -bagian tanaman terutama daun dan petal, adanya gas etilen, infeksi jasad
renik, berkurangnya keseimbangan nutrisi terutama zat gula dalam tanaman dan kualitas air yang digunakan Wuryaningsih dan Sutater 1995. Oleh sebab itu
lama kesegaran bunga dapat dipengaruhi oleh besarnya diameter tangkai,
46 banyaknya jumlah daun dan jumlah buku, tetapi hubungan kausal karakter lama
kesegaran bunga dengan jumlah bunga per tanaman belum jelas. Berdasarkan informasi korelasi tersebut maka seleksi terhadap lama kesegaran bunga secara
tidak langsung dapat menyeleksi karakter diameter tangkai, jumlah buku, jumlah daun dan jumlah bunga per tanaman.
Jumlah bunga per tanaman berkorelasi positif dan nyata dengan diamater mekar r=0.387, panjang ruas r=0.609, lama kesegaran bunga r=0.435 dan
panjang leher bunga r=0.487, sedangkan korelasi yang negatif diperoleh dengan karakter umur panen r=-0.606. Karakter panjang ruas, panjang leher bunga dan
lama kesegaran bunga merupakan karakter yang diharapkan peningkatannya, karena dengan ruas dan leher bunga yang panjang diharapkan ukuran panjang
tangkai akan bertambah. Dengan demikian seleksi terhadap jumlah bunga per tanaman secara tidak langsung akan dapat menyeleksi karakter panjang ruas dan
lama kesegaran bunga. Disamping itu korelasi yang negatif pada umur panen juga merupakan hal yang dih arapkan karena seleksi terhadap jumlah bunga per
tanaman secara tidak langsung akan dapat menyeleksi karakter umur panen yang lebih genjah.
4.5. Sidik Lintas