12 oleh gen akan menghasilkan tanaman yang berbeda secara genetik dan perbedaan
ini akan mendasari kegiatan program pemuliaan Poehlman 1979. Keragaman genetik yang luas dalam suatu populasi dan ukuran populasi
yang cukup besar akan menjadikan seleksi lebih efektif dan akan mendukung keberhasilan program pemuliaan. Keragaman genetik yang luas memungkinkan
diperolehnya karakter-karakter unggul atau karakter-karakter yang dikehendaki untuk dijadikan tetua atau bahan pemuliaan sehingga keragaman merupakan
faktor penting dalam pengembangan genotipe baru Fehr 1987. Sebaliknya, jika suatu karakter mempunyai keragaman genetik yang sempit maka genotipe-
genotipe pada populasi tersebut hampir seragam Allard 1960. Menurut Gomez dan Gomez 1984, koefisien keragaman merupakan
tingkat ketelitian perlakuan yang dibandingkan dan merupakan petunjuk yang baik untuk tingkat kepercayaan suatu percobaan, sehingga semakin tinggi nilai
koefisien keragaman maka tingkat kepercayaan semakin rendah. Nilai koefisien keragaman yang masih dapat diterima untuk percobaan varietas di lapang adalah
6-8 dan nilai koefisien di atas 20 dianggap tinggi. Luas atau sempitnya keragaman genetik dan keragaman fenotipik suatu
karakter dalam suatu populasi tanaman dapat diketahui melalui standar deviasi, apabila nilai keragaman lebih besar dari nilai dua kali standar deviasi, maka
keragaman tersebut dianggap luas Anderson and Bancroff 1952, dalam Darajat 1987.
2.3. Pendugaan Heritabilitas
Seleksi untuk karakter yang diinginkan akan lebih bermak na jika karakter tersebut mudah diwariskan. Mudah tidaknya pewarisan tersebut dapat diketahui
dari besarnya nilai duga heritabilitas Borojevic 1990. Dengan demikian nilai duga hertabilitas merupakan suatu informasi tentang kemampuan suatu karakter
untuk diwariskan ke keturunannya. Sementara itu Poehlman 1979 berpendapat bahwa nilai duga heritabilitas merupakan tolok ukur besarnya peran faktor
genetik atau faktor lingkungan dalam mengekspresikan suatu karakter. Besarnya nilai duga heritabilitas suatu karakter secara statistik merupakan
perbandingan antara besaran ragam genetik yang merupakan proporsi keragaman
13 total yang disebabkan oleh faktor genetik dengan ragam fenotipiknya Allard
1960. Perumusan ini dikenal sebagai nilai duga heritabilitas dalam arti luas, karena melibatkan seluruh faktor genetik yang mempengaruhinya Simmonds
1979. Menurut Poehlman 1979, karakter yang sedikit dipengaruhi lingkungan karakter kualitatif mempunyai heritabilitas yang tinggi, sedangkan karakter yang
banyak dip engaruhi lingkungan karakter kuantitatif mempunyai heritabilitas yang rendah. Sementara itu, Mc Whirter 1979 juga berpendapat bahwa karakter
yang mempunyai nilai duga heritabilitas sedang sampai tinggi, maka lingkungan tidak mempunyai peranan yang sangat besar dalam penampilan suatu karakter.
Dengan demikian faktor genetik pengaruhnya sangat besar, sehingga karakter- karakter tersebut akan mudah diwariskan pada keturunannya dan biasanya
dikendalikan oleh gen sederhana. Nilai duga heritabilitas berkisar antara 0.0 sampai 1.0 atau 0 sampai 100.
Jika nilai duga heritabilitas 100 berarti semua keragaman yang ada disebabkan oleh faktor genetik. Jika nilai duga heritabilitas 0 berarti tidak satupun
kergaman dalam populasi yang ada disebabkan oleh faktor genetik, dengan demikian tidak dapat dilakukan perbaikan tanaman melalui pemuliaan Knight
1979. Hasil penelitian Darliah et al. 2001 pada bunga potong mawar
menunjukkan bahwa karakter panjang tangkai, panjang ruas, jumlah daun, diameter tangkai, diamet er kuncup, diameter bunga mekar, jumlah petal, lama
kesegaran bunga, umur panen, jumlah duri dan kewangian mempunyai nilai duga heritabilitas yang tinggi, sedangkan karakter jumlah bunga per tanaman
mempunyai nilai duga heritabilitas sedang.
2.4. Korelasi Genetik Antar Karakter