18 mungkin penting atau tidak penting.
Konsekuensinya harus dipertimbangkan beberapa sifat dalam memutuskan individu-individu
yang memiliki nilai terbaik untuk diseleksi Subandi et al. 1973. 2. Berdasarkan nilai varian -kovarian genetik Robinson et al. 1951; Bernardo
2002. 3. Berdasarkan nilai duga heritabilitas Halloran 1979.
4. Berdasarkan nilai pengaruh langsung yang diperoleh dari sidik lintas Purwoko 1995.
Dari keempat cara tersebut dapat digunakan salah satu atau kombinasi diantaranya atau dapat pula digunakan semua cara secara bersama-sama. Pada
penelitian ini digunakan semua cara secara bersama-sama sehingga akan diketahui genotipe-genotipe mana yang terseleksi melalui keempat cara tersebut. Apakah
akan terseleksi genotipe yang sama atau genotipe berbeda.
2.7. Pendugaan Jarak Genetik
Pemilihan tetua persilangan tergantung pada sifat yang akan dimuliakan Poepodarsono 1988. Untuk sifat kualitatif yang dikendalikan oleh gen tunggal
lebih mudah dilakukan karena perbedaan sifat akan menunjukkan perbedaan gen pengendali sifat tersebut, selain itu pada populasi yang bersegregasi perbedaan
sifat satu dengan yang lainnya mudah terlihat dan seleksi lebih lanjut untuk menjadi tetua akan lebih mudah, terutama untuk tetua yang homozygot. Untuk
sifat kuantitatif perlu beberapa pertimbangan dalam pemilihan tetua karena perbedaan fenotipe belum tentu disebabkan oleh perbedaan genotipe. Menurut
Poepodarsono 1988 pertimbangan tersebut diantaranya adalah : 1. Sifat fisiologis, yaitu dasar fisiologis sifat yang diinginkan atau komponennya
perlu diketahui sehingga penyebab tingginya penampilan sifat tersebut dapat diketahui p ula.
2. Adaptasi, yaitu informasi kemampuan tetua untuk beradaptasi pada kisaran lingkungan tertentu perlu diketahui.
3. Susunan genetik, informasi tersebut dapat diketahui melalui uji keturunan atau dengan memperhatikan perbedaan sifat–sifat lain yang menjadi komponen
19 sifat tersebut, terutama sifat-sifat yang mudah diamati, seperti tinggi tanaman,
diameter batang dan sebagainya. Efektivitas dan efesiensi seleksi ditentukan oleh adanya nilai duga
heritabilitas karakter yang diinginkan dan keragaman genetik populasi. Keduanya sangat berguna dalam menetapkan metode seleksi dan waktu seleksi
Seleksi tetua untuk memperoleh hasil persilangan dengan karakter- karakter yang diinginkan merupakan tahap yang sangat penting dalam pemuliaan
tanaman Forsberg dan Smith 1980. Seleksi tetua dalam persilangan didasarkan pada nilai ekonomi karakter yang dimiliki tetua dan bagaimana cara pewarisan
karakter tersebut Sriyadi et al. 2002 serta bagaimana hubungan kekerabatan antar tetua yang akan digunakan merupakan informasi yang sangat penting untuk
diketahui. Untuk mempelajari hubungan kekerabatan dari suatu populasi dapat
dilakukan dengan menggunakan penanda sebagai alat untuk melakukan karakterisasi genetik Moritz dan Hillis 1990. Salah satunya dengan
menggunakan karakter-karakter morfologi sebagai penanda Tatineni et al. 1996. Hubungan kekerabatan antar dua individu atau dua populasi dapat diukur dari
sejumlah karakter dengan asumsi karakter-karakter yang berbeda menggambarkan perbedaan susunan genetiknya. Ukuran derajat kedekatan genetik atau hubungan
kekerabatan atau jarak genetik antar genotipe dapat didasarkan pada koefisien kemiripan. Besarnya koefisien tersebut dipengaruhi oleh pemilihan karakter,
metode scoring dan pemilihan koefisien jarak atau koefisian kemiripan Beer et al. 1993.
Bentuk kekerabatan dibagi dua yaitu secara fenotipik phenotipic relationship dan filogenetik phylogenetic relationship. Kekerabatan secara
fenotipik didasarkan pada sejumlah karakter yang dimiliki suatu individu yang diamati, sedangkan secara filogenetik merupakan kekerabatan yang
menggambarkan jalur evolusi. Kekerabatan filogenetik diekspresikan oleh genealogy yang disebut kekerabatan kladistik. Kekerabatan tersebut didefinisikan
sebagai kekerabatan genomik antara organisme berd asarkan kemiripan urutan DNARNAnya. Kedua bentuk kekerabatan tersebut biasanya disajikan dalam
bentuk pohon filogenetik atau dendrogram Weir 1990.
20 Keberhasilan program pemuliaan mawar salah satunya tergantung pada
keberhasilan dalam mendapatkan hibrida dengan berbagai sifat yang diinginkan dari tetua yang berkerabat jauh. Disamping itu, kemampuan pemulia untuk
memilih hibrida dengan kombinasi sifat yang paling diinginkan sebagai tetua persilangan pada generasi berikutnya juga sangat berperan Darliah 1995. O leh
sebab itu untuk mencapai keberhasilan perbaikan genetik melalui persilangan perlu pengetahuan mengenai hubungan kekerabatan atau jarak ganetik antar
genotipe tetua yang akan dipilih sebagai sumber gen Wachira et al. 1997. Hartatik 2000 juga menyatakan bahwa jarak genetik nol atau nilai
kemiripan genetik satu, menunjukkan adanya kemiripan genetik yang mutlak antar genotipe tersebut. Dengan demikian pemilihan kombinasi tetua persilangan
harus dipilih dari genotipe-genotipe yang memiliki jarak genetik yang besar.
21
III. BAHAN DAN METODE