Penyiapan hewan percobaan Metode pengujian efek antidiare

terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru ungu atau biru hijau menunjukkan adanya triterpenoidsteroid Harborne, 1987.

3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Pisang Kepok

Pembuatan ekstrak kulit pisang kepok dilakukan secara maserasi menggunakan penyari etanol 70. Cara kerja: Serbuk kering simplisia sebanyak 500 g dimasukkan ke dalam maserator, ditambahkan 5 l cairan penyari etanol 70. Rendam selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan cara pengendapan, sentrifugasi, dekantasi atau filtrasi. Ulangi proses penyarian sekurang-kurangnya dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Kumpulkan semua maserat, kemudian uapkan dengan penguap vakum atau penguap tekanan rendah hingga diperoleh ekstrak kental Depkes, 2008.

3.7 Percobaan Efek Antidiare

Percobaan efek antidiare meliputi penyiapan hewan percobaan, bahan uji, obat pembanding loperamid HCl, oleum ricini, dan pengujian efek antidiare.

3.7.1 Penyiapan hewan percobaan

Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih galur wistar dewasa jantan dengan berat badan 150-200 g sebanyak 40 ekor, dibagi dalam 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Dua minggu sebelum pengujian dilakukan, hewan percobaan harus dipelihara dan dirawat dengan sebaik-baiknya pada kandang yang mempunyai Universitas Sumatera Utara ventilasi baik dan selalu dijaga kebersihannya. Hewan yang sehat ditandai dengan pertumbuhan normal dan suhu badan normal Depkes, 1979.

3.7.2 Penyiapan bahan

Penyiapan bahan-bahan meliputi larutan suspensi CMC 1, suspensi norit 5, air suling, oleum ricini, etanol 70, suspensi ekstrak etanol kulit pisang kepok 5, suspensi loperamid 0,009, tablet ImodiumĀ®.

3.7.2.1 Pembuatan suspensi CMC 1

Sebanyak 1 g CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 20 ml, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit hingga diperoleh masa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan air suling hingga 100 ml Anief, 1997.

3.7.2.2 Pembuatan suspensi serbuk tablet loperamid HCl 0,009

Tablet ImodiumĀ® mengandung 2 mg loperamid HCl. Diambil 50 tablet lalu digerus menjadi serbuk di dalam lumpang kemudian ditambahkan suspensi CMC 1 sedikit demi sedikit sambil digerus homogen lalu diencerkan dengan suspensi CMC 1 hingga 10 ml suspensi loperamid 1. Kemudian dilakukan pengenceran yaitu diambil 0,45 ml suspensi loperamid 1, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Diencerkan dengan suspensi CMC 1 hingga sampai batas 50 ml suspensi loperamid 0,009. Hasil perhitungan konsentrasi dan dosis suspensi loperamid dapat dilihat pada Lampiran 12, halaman 69.

3.7.2.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol kulit pisang kepok

Ekstrak etanol kulit pisang kepok dibuat konsentrasi 5, yaitu ditimbang sebanyak 2,5 g ekstrak etanol kulit pisang kepok, lalu ditambahkan suspensi CMC 1 sedikit demi sedikit sambil digerus homogen, lalu diencerkan dengan suspensi Universitas Sumatera Utara CMC 1 hingga 50 ml. Disetiap melakukan penelitian, suspensi ekstrak etanol kulit pisang kepok dibuat baru dengan konsentrasi yang sama.

3.7.3 Metode pengujian efek antidiare

Aktivitas antidiare disini ditujukan terbatas pada aktivitas obat yang dapat memperlambat peristaltik usus sehingga mengurangi frekuensi defekasi dan memperbaiki konsistensi feses. Metode pengujian efek antidiare yang digunakan adalah metode lintasan usus halus. Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas obat antidiare, laksansia, dan antispasmodik, berdasarkan pengaruhnya pada rasio jarak usus yang ditempuh oleh suatu marker dalam waktu tertentu terhadap panjang usus keseluruhan pada hewan percobaan mencit dan tikus. Obat antidiare akan memperkecil rasio sedangkan obat laksansia dan obat antispasmodik akan memperbesar rasio ini dibandingkan rasio hewan tanpa perlakuan. Sampel, penginduksi diare, dan norit diberikan pada hewan uji. Kemudian dalam rentang waktu tertentu hewan dikorbankan , diukur panjang usus keseluruhan. Hitung persen lintasan norit dengan cara membandingkan panjang lintasan norit dengan panjang usus. Jika persen yang didapat lebih kecil dari kontrol dapat disimpulkan bahwa sampel uji memiliki efek antidiare KKIPM, 1993 3.7.4 Pengujian efek antidiare Semua kelompok diberi perlakuan secara per oral. Pada t = 0 menit, kelompok I kontrol diberi suspensi norit sebanyak 1ml. Kelompok II diberi oleum ricini 10 mlkgbb dan suspensi norit sebanyak 1ml. Kelompok III, IV, dan V diberi suspensi ekstrak etanol kulit pisang kepok dengan dosis 25 mg, 30 mg, dan 35 mg pada tikus dewasa. Kelompok VI, VII, dan VIII sebagai pembanding diberikan suspensi loperamid dengan dosis 0,108 mg, 0,126 mg, dan 0,144 mg Universitas Sumatera Utara pada tikus dewasa. Kemudian setelah t = 60 menit, tikus kelompok I dan II dikorbankan secara dislokasi tulang leher. Usus dikeluarkan secara hati-hati. Diukur panjang usus yang dilalui marker norit mulai dari pylorus sampai katup ileosekal dari masing-masing hewan. Sedangkan tikus kelompok III, IV, V, VI, VII, dan VIII diberi oleum ricini sebanyak 10 mlkg bb. Pada t = 120 menit hewan diberi suspensi norit sebanyak 1 ml kemudian pada saat t = 180 menit hewan dikorbankan secara dislokasi tulang leher. Usus dikeluarkan secara hati- hati. Diukur panjang usus yang dilalui marker norit mulai dari pylorus sampai katup ileosekal dari masing-masing hewan. Kemudian dari masing-masing tikus dihitung persen lintasan yang dilalui oleh marker norit terhadap panjang usus seluruhnya Chitme, dkk., 2004. Bagan pengerjaan dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 63. Gambar posisi tikus sebelum dan sesudah dibedah dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 64 dan Lampiran 9, halaman 65. Hasil lintasan marker norit pada usus halus tikus dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 66-67.

3.8 Pengumpulan Data

Nilai rasio kemudian dirata-rata untuk masing-masing kelompok, dan nilai dari masing-masing kelompok tersebut dibandingkan. 3.9Analisis Data Data hasil pengamatan persen lintas marker norit dianalisis secara statistik dengan metode ANOVA pada tingkat kepercayaan 95 dilanjutkan dengan uji Duncan untuk melihat perbedaan nyata antar kelompok perlakuan. Analisis Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Majakani Terhadap Tikus

2 67 86

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

3 78 64

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

3 18 64

Cover Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 1 15

Abstract Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 0 2

Reference Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 1 4

Appendix Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca ABB) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)

0 1 18

KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa x paradisiaca ABB) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

0 0 14