kardiovaskular, hipovalemia, dan akhirnya syok. Oleh karena itu, dasar pengobatan yang penting adalah mengganti cairan elektrolit secepat
kehilangannya. Guyton, 1990. Terdapat 4 mekanisme patofisiologi yang mengganggu keseimbangan air
dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, yaitu: 1.
Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh penurunan absorpsi natrium atau peningkatan sekresi klorida
2. Perubahan motilitas usus
3. Peningkatan osmolaritas luminal
4. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringanSukandar, dkk., 2008
2.4.1 Jenis-jenis diare
Berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan beberapa jenis diare sebagai berikut:
a. Diare akibat virus yang disebabkan antara lain oleh rotavirus dan
adenovirus. Virus melekat pada sel mukosa usus dan menjadi rusak sehingga kapasitas absorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit
memegang peranan. Diare yang terjadi dapat bertahan terus sampai beberapa hari setelah virus lenyap dengan sendirinya, biasanya dalam 3-6
hari. b.
Diare bakterial invasif bersifat menyerbu. Kuman pada keadaan tertentu menjadi invasif ke dalam mukosa, dimana terjadi perbanyakan diri sambil
membentuk toksin. Enterotoksin ini dapat diserap ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat, seperti demam tinggi, nyeri kepala dan kejang-
kejang. Selain itu mukosa usus yang telah dirusak mengakibatkan mencret berdarah dan berlendir. Penyebab dari pembentuk enterotoksin ialah bakteri
Universitas Sumatera Utara
E. coli spec, Shigella, Salmonella dan Campylobacter. Diare ini bersifat “self-limiting”, artinya akan sembuh dengan sendirinya dalam k.l. 5 hari
tanpa pengobatan, setelah sel-sel yang rusak diganti dengan sel-sel mukosa baru.
c. Diare parasit, akibat protozoa seperti Entamoeba hystolica dan Giardia
lamblia, yang membentuk enterotoksin juga. Diare akibat parasit biasanya bercirikan mencret cairan yang intermiten bertahan labih lama dari satu
minggu. Gejala lainnya dapat berupa nyeri perut, demam, anoreksia, nausea, muntah-muntah dan rasa letih.
d. Akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, p. Crohn, Irritable Bowel
Syndrom IBS, kanker kolon, dan infeksi HIV. Juga akibat gangguan- gangguan seperti alergi terhadap makananminuman, protein susu sapi, serta
intoleransi untuk laktosa karena defisiensi enzim laktase. e.
Akibat obat, yaitu digoksin, kinidin, garam-Mg, litium, sorbitol, β-bloker,
ACE inhibitors, reserpin, sitostatik, dan antibiotik berspektrum luas. Semua obat ini dapat menimbulkan diare “baik” tanpa kejang perut dan perdarahan.
Adakalanya juga akibat penyalahgunaan laksansia dan penyinaran dengan sinar X radioterapi.
f. Akibat keracunan makanan. Keracunan makanan didefinisikan sebagai
penyakit yang bersifat infeksi atau toksis dan diperkirakan atau disebabkan oleh mengkonsumsi makanan tercemar. Penyebab utamanya adalah tidak
memadainya kebersihan pada waktu pengolahan, penyimpanan dan distribusi dari makananminuman dengan akibat pencemaran meluas Tan
dan Kirana, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan mekanisme patofisiologinya, pengelompokan diare secara klinis, yaitu:
a. Secretory diarrhea, terjadi ketika zat meningkatkan sekresi atau mengurangi
penyerapan air dalam jumlah besardan elektrolit. Zat yang menyebabkan kelebihan sekresi termasukpeptida intestinal vasoaktif VIP merangsang
sekresi getah usus, tidak terserapnyalemak makanan, pencahar, hormon seperti secretin,racun bakteri, dan garam empedu yang berlebihan. Banyak
dariagen tersebut merangsang intraseluler adenosin monofosfat siklik danmenghambat Na
+
K
+
b. Osmotic diarrhea, disebabkan oleh absorpsi zat-zat yang mempertahankan
cairan intestinal Sukandar, dkk., 2008. -ATPase, yang menyebabkan peningkatan sekresi.
Selain itu, banyakmediator tersebut menghambat penyerapan ion secara bersamaan. Puasa tidak mengubah volume tinja dalampasien Spruill dan
Wade, 2005.
c. Exudative diarrhea, disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pencernaan
yang mengeluarkan mukus, protein atau darah ke dalam saluran pencernaanSukandar, dkk., 2008.
d. Motilitas usus dapat berubah dengan mengurangi waktu kontak di usus
halus, pengosongan usus besar yang prematur dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan Sukandar, dkk., 2008.
Berdasarkan waktu terjadinya, pengelompokan diare antara lain: a.
Diare akut Diare ini berlangsung selama kurang dari dua minggu. Penyebabnya adalah
infeksi bakteri, virus, atau parasit, keracunan atau alergi terhadap makanan,
Universitas Sumatera Utara
reaksi obat seperti magnesium yang terdapat pada antasida, antibiotik, misoprostol, H2 reseptor bloker, dan proton pum inhibitor Navaneethan
dan Giannella, 2011 b.
Diare persisten .
Diare ini berlangsung selama dua sampai empat minggu. Diare persisten merupakan kelanjutan dari diare akut, yang umumnya disebabkan karena
infeksi bakteri, virus, atau parasit Navaneethan dan Giannella, 2011. c.
Diare kronik Diare ini berlangsung selama lebih dari empat minggu. Penyebabnya adalah
irritable bowel syndrome IBS, inflammatory bowel disease IBD, kanker kolon, malabsorpsi lemak atau karbohidrat. karena penyakit kanker kolon
dan rektum atau penyakit yang berhubungan dengan gastrointestinal Navaneethan dan Giannella, 2011.
2.4.2 Obat antidiare