Lambung Kolon Uraian Saluran Pencernaan Manusia

usus halus. Hasil pencernaan vitamin, mineral, dan air menembus mukosa dan masuk ke dalam limfe atau darah penyerapan. Pencernaan zat makanan melibatkan kerja sejumlah besar enzim pencernaan yang dibantu oleh asam klorida yang disekresi oleh lambung dan empedu yang disekresi oleh hepar Ganong, 2008. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap zat makanan, zat-zat penting, garam dan air serta mengekskresi bagian makanan yang tak diserap dan sebagian hasil akhir metabolisme. Dengan proses pencernaan yaitu proses penguraian dengan bantuan enzim, diubah protein, karbohidrat dan lemak, menjadi bentuk yang dapat diserap Mutschler, 1991. Makanan dicerna menjadi bubur chimus di dalam lambung yang kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraikan lebih lanjut oleh enzim-enzim pencernaan. Setelah zat-zat gizi diabsorpsi oleh villi ke dalam darah, sisa chimus yang terdiri dari 90 air dan sisa makanan yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar kolon. Bakteri-bakteri yang biasanya selalu berada disini flora mencernakan lagi sisa-sisa serat-serat tersebut, sehingga sebagian besar dari padanya dapat diserap pula selama perjalanan melalui usus besar. Airnya juga diserap kembali, sehingga lambat laun isi usus menjadi lebih padat dan dikeluarkan dari tubuh sebagai tinja Tan dan Kirana, 2007.

2.3.1 Lambung

Makanan dicerna dalam lambung, tercampur dengan asam, mukus, dan pepsin, kemudian dikeluarkan ke dalam duodenum dengan kecepatan yang stabil dan terkendali. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar. Di daerah pilorus dan kardia, kelenjar tersebut mensekresikan mukus. Di korpus lambung, termasuk Universitas Sumatera Utara fundus, kelenjar juga mengandung sel parietal yang mensekresikan asam klorida dan sel peptik yang mensekresikan pepsinogen. Sekret-sekret ini bercampur dengan mukus Ganong, 2008. Apabila makanan masuk ke lambung, fundus dan bagian atas korpus akan melemas dan mengakomodasi makanan dengan sedikit peningkatan tekanan. Peristaltik kemudian dimulai di bawah korpus yang mencampur dan menghaluskan makanan serta memungkinkan makanan dalam bentuk setengah cair mengalir sedikit demi sedikit melalui pirolus dan memasuki duodenum Ganong, 2008.

2.3.2 Usus halus

Di usus halus, isi usus tercampur dengan sekresi sel-sel mukosa, getah pankreas, dan empedu. Pencernaan yang dimulai dari mulut dan lambung, diselesaikan di lumen dan sel-sel mukosa usus tempat produk pencernaan diserap, bersamaan dengan sebagian besar vitamin dan cairan. Dalam usus halus terdapat sekitar 9 liter air setiap hari yang terdiri dari 2 liter dari makanan dan 7 liter dari sekresi saluran cerna, tetapi hanya 1-2 liter yang sampai ke kolon. Sel mukosa di usus halus yang disebut dengan enterosit, memiliki sejumlah besar mikrovili yang menutupi permukaan apikalnya. Di dalam mikrovili ini banyak terdapat enzim Ganong, 2008. Usus halus terdiri atas duodenum, jejenum, dan ileum. Bagian pertama duodenum terkadang disebut duodenal cup atau bulb. Daerah ini menerima isi lambung yang bersifat asam yang mengalir melalui pilorus. Berdasarkan kesepakatan, 40 bagian atas usus halus sebelah distal duodenum disebut jejenum dan 60 sisanya disebut ileum walaupun tidak terdapat batasan anatomi yang jelas diantara keduanya. Katup ileosekum menandai titik berakhirnya ileum Universitas Sumatera Utara di kolon. Usus halus berukuran lebih pendek pada keadaan hidup dibandingkan pada keadaan mati karena setelah kematian, otot di sebagian besar saluran cerna melemas sehingga jarak yang diukur saat otopsi menjadi lebih panjang. Jarak dari pilorus ke katup ileosekum pada manusia hidup dikatakan sepanjang 285 cm Ganong, 2008.

2.3.2.1 Motilitas usus

Usus halus mencerna dan menyerap kimus dari lambung melalui serangkaian kontraksi otot polos, yaitu peristaltik dan segmentasi. Pada peristaltik, kontraksi ini merupakan respon refleks yang timbul bila dinding saluran cerna teregang oleh isi lumen kimus dan terjadi di semua bagian saluran cerna mulai dari esophagus sampai rektum. Kontraksi ini mendorong kimus ke arah usus besar. Aktivitas peristaltik dapat meningkat atau menurun melalui input autonom Ganong, 2008. Kontraksi segmentasi merupakan kontraksi berbentuk cincin yang muncul dalam interval yang relatif teratur di sepanjang usus lalu menghilang dan digantikan oleh serangkaian kontraksi cincin lain di segmen-segmen di antara kontraksi-kontraksi sebelumnya. Kontraksi ini mendorong kimus maju mundur dan meningkatkan pajanannya pada permukaan mukosa. Kontraksi segmentasi dipicu oleh peningkatan lokal influx Ca 2+ disertai gelombang peningkatan konsentrasi Ca 2+ Pada kontraksi segmentasi, memperlambat waktu transit di usus halus sehingga waktu transit sebenarnya lebih lama pada keadaan kenyang daripada keadaan puasa. Hal ini memungkinkan kimus berkontak lebih lama dengan enterosit sehingga absorpsi meningkat. Gelombang peristaltik yang sangat kuat yang menyebar Ganong, 2008. Universitas Sumatera Utara peristaltic rush, tidak terjadi pada orang normal tetapi timbul pada usus yang mengalami obstruksi Ganong, 2008.

2.3.3 Kolon

Fungsi utama kolon adalah penyerapan air, natrium, dan mineral lainnya sehingga membuat tinja menjadi semi padat. Diameter kolon lebih besar daripada diameter usus halus dan panjangnya sekitar 100 cm pada orang dewasa hidup dan sekitar 150 cm pada saat otopsi. Bagian ileum yang terdapat katup ileosekum menonjol sedikit ke dalam sekum sehingga peningkatan tekanan kolon akan menutupnya sedangkan peningkatan tekanan ileum akan menyebabkan katup ileosekum terbuka. Jadi, katup ini mencegah refluks isi kolon ke dalam ileum. Katup ini tertutup dalam keadaan normal. Setiap kali gelombang peristaltik mencapainya, katup ini terbuka sebentar dan memungkinkan sebagian kimus ileum masuk ke dalam sekum Ganong, 2008. Kolon mengandung bakteri dalam jumlah besar. Bakteri yang terdapat di kolon meliputi Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Bacteriodes fragilis. Sejumlah besar bakteri keluar melalui tinja Ganong, 2008.E.coli adalah anggota flora normal usus. E.coli berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zatanorganik, yaitu CO 2 , H 2 E.coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaanmeningkat atau berada di luar usus. E.coli menghasilkan enterotoksin yangmenyebabkan beberapa kasus diare. E.coli berasosiasi dengan enteropatogenikmenghasilkan enterotoksin pada sel epitel. Toksin yang dihasilkan oleh E.coli merangsang sekresi Na O, energi, dan mineralGaniswara, 1995. + dan air di usus halus Ganong, 2008. Universitas Sumatera Utara Penyakit yang disebabkan oleh E.coli yaitu infeksi saluran kemih, diare, sepsis, dan meningitis Jawetz et al., 1995.

2.4 Uraian Diare

Diare berasal dari bahasa Yunani dan Latin: dia, artinya melewati dan rheein yang berarti mengalir atau berlari merupakan masalah umum untuk orang yang menderita pengeluaran feses yang terlalu cepat dan terlalu encer Rang, et al., 2007. Diare secara umum didefinisikan sebagai bentuk tinja abnormal cair yang disertai dengan peningkatan frekuensi buang air besar yakni lebih dari tiga kali per hari Guerrant, et al., 2001. Kandungan cairan merupakan penentu utama volume dan konsistensi feses.Kandungan air umumnya 70 sampai 85 dari berat feses total. Kandungan cairan feses menggambarkan keseimbangan antara sekresi air dan elektrolit dan absorpsi di sepanjang saluran gastrointestinal.Diare merupakan kondisi ketidak seimbangan absorpsi dan sekresi air dan elektrolit Sukandar, dkk, 2008.Selama masa diare, terjadi peningkatan motilitas saluran cerna yang disertai peningkatansekresi dan penurunan absorpsi cairan, yang mengakibatkan kehilangan elektrolit khususnya Na + Pada diare infeksi, umumnya infeksi terdapat pada usus besar dan ujung distal ileum. Dimanapun infeksi terjadi, menyebabkan mukosateriritasi dan kecepatan sekresinya bertambah. Selain itu pergerakan dinding usus biasanya meningkat. Guyton, 1990. Diare yang disebabkan oleh kolera,toksinnya langsung merangsang sekresi elektrolit dan cairan berlebihan pada ileum distalis dan kolon. Jika sejumlah besar Na dan air Rang, et al., 2007. + , K + , dan air keluar dari kolon dan usus halus ke dalam tinja diare, akan menyebabkan terjadinya dehidrasi, kolaps Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Majakani Terhadap Tikus

2 67 86

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

3 78 64

Karakterisasi Pektin Hasil Ekstraksi dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa balbisiana ABB)

4 30 90

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

3 18 64

Cover Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 1 15

Abstract Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 0 2

Reference Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 1 4

Appendix Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca ABB) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)

0 1 18

KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa x paradisiaca ABB) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

0 0 14