Keadaan Penduduk Perempuan Pengusaha pada Industri Bordir (Kasus di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat)

Tabel 3. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Nagari Ulakan Tahun 2006 Jumlah Penduduk Jumlah No. Korong L P L+P 1 Binuang 161 166 327 2 Tj. Medan 894 885 1779 3 Koto Panjang 474 477 951 4 Cb. Pl. Gadang 122 126 248 5 Manggopoh Dalam 626 636 1262 6 Manggopoh ujung 419 532 951 7 Ps. Ulakan 113 124 237 8 Gt. Tg. Padang 445 472 917 9 Padang Pauh 306 312 618 10 Kb. Bg. Pasang 298 303 601 11 Kp. Koto 346 356 702 12 Kp. Gelapung 417 448 865 13 Padang Toboh 562 573 1135 14 Sikabu 446 453 899 15 Sei. Gimba Ganting 202 210 412 16 Lp. Kandang 273 324 597 17 Maransi 288 287 575 18 Kp. Ladang 273 119 392 19 Tiram 165 169 334 Total: 6830 6972 13802 Sumber : Monografi Nagari Ulakan, 2006. Industri kecil rumahtangga yang terdapat di Nagari Ulakan yaitu industri kerajinan bordir mukena, industri kerajinan anyaman tikar, industri kerupuk melinjo dan industri pembuatan atap rumbia. Khusus untuk kerajinan bordir mukena, di daerah Nagari Ulakan ini mulai berkembang sekitar tahun 1995. industri yang terdapat di Nagari Ulakan adalah berupa industri rumahtangga. Sebagian besar penduduk di Nagari Ulakan memiliki mata pencarian sebagai petani, buruh tani dan nelayan. Di samping itu terdapat juga penduduk yang bermata pencarian sebagai pedagang seperti pedagang kebutuhan pokok. Data mengenai penduduk Nagari Ulakan berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Nagari Ulakan Tahun 2006. Mata Pencaharian Jumlah orang Persentase Petani 1716 33,8 Buruh tani 1008 19,9 Nelayan 586 11,6 Home industri 406 8,0 Pedagang 611 12,1 Jasa 317 6,3 PNSABRI 175 3,5 Dll 252 4,9 Jumlah 5071 100,0 Sumber : Monografi Nagari Ulakan , 2006 Ditinjau dari segi pendidikan, hanya sebagian kecil dari penduduk Nagari Ulakan yang berhasil menamatkan pendidikannya sampai pada tingkat perguruan tinggi. Kebanyakan dari penduduk hanya sampai pada tingkat sekolah dasar, dan bahkan banyak penduduk yang tidak berhasil menamatkan sekolah dasar. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Nagari Ulakan diakibatkan kondisi sosial ekonomi penduduk. Selain itu, fasilitas pendidikan sekolah letaknya cukup jauh dari tempat tinggal penduduk. Menurut informan Wakil Wali Nagari, masyarakat berpendapat bahwa biaya pendidikan sangat mahal. Terdapat juga anggapan dalam masyarakat bahwa sekolah cukup hanya sampai bisa menulis, membaca dan berhitung. Setelah itu mereka pergi merantau ke luar daerah untuk mencari pekerjaan. Berdasarkan tingkat pendidikan penduduk Nagari Ulakan dapat dilihat pada Tabel. 5 sebagai berikut: Tabel 5. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Nagari Ulakan Tahun 2006 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase Tidak Tamat SD 1651 52,6 Tamat SDSLTP 1087 34,6 Tamat SLTA 323 10,3 Tamat Perguruan TinggiAkademi 78 2,5 Jumlah 3139 100,0 Sumber: Monografi Nagari Ulakan, 2006. Jumlah penduduk Nagari Ulakan berdasarkan tingkat pendidikan yang tercatat dalam monografi nagari hanya sekitar 22,7 persen dari keseluruhan penduduk yang ada. Hal ini terjadi karena banyaknya penduduk yang tidak bersekolah dan banyaknya penduduk yang pergi merantau ke daerah lain.

4.3 Perkembangan, Tahapan Proses Produksi dan Saluran Pemasaran

Kerajinan Bordir Mukena di Nagari Ulakan Kerajinan bordir mukena di Nagari Ulakan mulai berkembang sekitar tahun 1995. Sejak 5 tahun terakhir, usaha kerajinan bordir berkembang dengan pesat di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Perkembangan usaha kerajinan bordir di Nagari Ulakan dirintis oleh perempuan. Mereka adalah ibu-ibu rumahtangga serta anak-anak perempuan yang tadinya adalah tenaga kerja yang biasa disebut sebagai anak jahit. Awalnya mereka adalah anak jahit yang bekerja pada industri kerajinan bordir yang berada di luar daerah seperti Naras Kota Pariaman, Bukittinggi dan bahkan ada yang berasal dari Medan. Setelah pulang kampung, mereka mencoba untuk membuka usaha kerajinan bordir sendiri. Pada awalnya kerajinan bordir sebagai kegiatan sampingan yang banyak dilakukan perempuan. Namun belakangan ini berubah menjadi kegiatan ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja. Kerajinan ini merupakan kerajinan rumahtangga. Hampir setiap rumah pada lokasi sentra produksi memiliki mesin bordir dan melakukan kegiatan bordir. Hasil dari kerajinan bordir ini merupakan barang jadi seperti mukena dan jilbab, namun yang banyak peminatnya adalah mukena. Jumlah pengusaha kerajinan bordir mukena yang ada di Nagari Ulakan saat ini adalah 16 orang dan rata-rata mempekerjakan 20 orang tenaga kerja. Bordir merupakan kerajinan rakyat yang memerlukan ketekunan dan ketelatenan dalam pengerjaannya. Motif bordiran yang digunakan pengusaha di Nagari Ulakan adalah motif dengan karancang yaitu motif bordiran dengan membuat kain menjadi berlubang secara beraturan. Pembuatan lubang-lubang tersebut dibantu dengan alat solder . Motif sangat menentukan dalam harga produksi, motif dengan karancang harganya lebih mahal dibandingkan dengan yang tanpa karancang. Alat solder: mesin untuk melubangi mukena sesuai dengan motif yang telah dilukis