BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Peranan Perempuan dan Konsep Bekerja
Setiap orang dalam hidupnya pada dasarnya masing-masing mempunyai peranan yang harus dijalani sesuai dengan kedudukannya dalam rumahtangga dan
masyarakat.
Peranan isteri dalam rumahtangga meliputi kegiatan rumahtangga, mencari nafkah dan sosial kemasyarakatan. Peranan dan kontribusi isteri sendiri dapat
dilihat dengan banyaknya waktu yang dicurahkan untuk setiap kegiatan yang dilakukan baik kerja reproduktif, produktif maupun kegiatan sosial Pudjiwati
Sajogyo, 1981. Eoh 1985 juga menyatakan bahwa peranan dan kedudukan perempuan
dalam rumahtangga adalah: 1. Sebagai isteriibu yang berperan melakukan pekerjaan rumahtangga, yaitu pekerjaan produktif yang tidak langsung
mendatangkan pendapatan, 2. Sebagai pencari nafkah, yaitu pekerjaan produktif yang langsung mendatangkan pendapatan, dan 3. Sebagai warga masyarakat yang
berperan melakukan kegiatan kemasyarakatan dengan berpartisipasi dalam
lembaga sosial dan jangkauan pergaulan dengan warga masyarakat.
Sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional terdapat kecenderungan meningkatnya peranan perempuan dalam mencari nafkah. Berbagai kajian empiris
tentang perempuan menunjukkan bahwa peranan perempuan desa juga turut berperan dalam berbagai bidang seperti pertanian, perdagangan, peternakan
bahkan di bidang industri. Menurut data Susenas tahun 2002 menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang bekerja baik di sektor formal maupun informal mencapai
38,4 persen. Sebagian besar perempuan 67,6 bekerja di sektor pertanian, 13,2 persen di sektor perdagangan dan 12,2 persen di sektor jasa BPS dalam
Azzacrawani, 2004. Implikasi dari keadaan ini antara lain ditunjukkan dengan adanya
perubahan dan pergeseran peranan laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Kegiatan perempuan dalam keluarga menjadi tidak terbatas dalam proses
sosialisasi dan reproduksi saja, namun perempuan juga melakukan kegiatan ekonomi bersama dengan laki-laki di luar rumahtangga. Perempuan dalam
menunjang tugas suami ikut serta mencari nafkah meskipun harus tetap mengerjakan pekerjaan rumahtangga Azzacrawani, 2004.
Lewis dalam Munandar 1985 menyebutkan beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya perkembangan dan perubahan status dan peran
perempuan yaitu: 1. Perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat tani di desa manjadi kehidupan masyarakat kota yang modern. Keadaan sosial ekonomi yang
kuarang baik di pedesaan menjadi alasan utama masyarakat desa mengadu nasib ke kota. Kehidupan yang sulit inilah yang juga membuat kaum perempuan tidak
dapat berpangku tangan saja di rumah. Mereka tergugah untuk turut bertanggung jawab atas kelanjutan hidup keluarga dan karena itu mereka lalu bekerja, 2.
Perkembangan di sektor Industri, karena kenaikan kegiatan sektor industri terjadi penyerapan besar-besaran terhadap tenaga kerja. Karena kekurangan tenaga kerja,
banyak tenaga kerja yang diperbantukan, terutama pada pekerjaan yanag tidak membutuhkan kekuatan fisik. 3. Di dunia maju, kondisi kerja yang baik serta