Hipotesa Perempuan Pengusaha pada Industri Bordir (Kasus di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat)

4. Semakin tinggi kontribusi pendapatan perempuan terhadap pendapatan rumahtangga, semakin tinggi pengambilan keputusan pada kegiatan reproduktif, produktif dan sosial kemasyarakatan. Ket: Hubungan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Perempuan Pengusaha pada Industri Bordir Perempuan Pengusaha pada Industri Bordir Sumberdaya Pribadi • Umur • Tingkat Pendidikan Skala Usaha ∑ Tenaga Kerja Kepemilikan Usaha Kontribusi Perempuan terhadap Pendapatan Rumahtangga Pengambilan Keputusan pada Kegiatan Reproduktif, Produktif dan Sosial Kemasyarakatan Sumberdaya Rumahtangga • Pekerjaan Suami • Komposisi Anggota Rumahtangga Pendapatan

2.4 Definisi Operasional

1. Industri bordir merupakan usaha kerajinan bordir yang menghasilkan produk berupa mukena bordir. 2. Sumberdaya pribadi perempuan adalah berbagai kemampuanpencapaian yang dimiliki oleh perempuan sebagai individu; ¾ Umur : usia perempuan pengusaha bordir dinyatakan dalam tahun ¾ Tingkat pendidikan: dilihat berdasarkan pendidikan formaltertinggi yag pernah diikuti. Dibedakan atas SD, SMP,SMAPerguruan Tinggi. ¾ Lama usaha pada industri bordir mukena: lamanya waktu perempuan menekuni pekerjaannya sebagai pengusaha kerajinan bordir yang diukur dengan jumlah tahun. Berdasarkan perhitungan median dibedakan atas: a. Lama usaha 4 tahun b. Lama usaha ≥ 4 tahun 3. Sumberdaya keluarga adalah berbagai kemampuan dalam rumahtangga yang terdiri dari pekerjaan suami dan komposisi anggota rumahtangga. Pekerjaan suami dibedakan atas, petani, pedagang, dan lainnya. Komposisi anggota rumahtangga dibedakan atas memiliki atau tidak memiliki anak usia balita 4. Kegiatan reproduktif adalah kegiatan yang tidak langsung mendatangkan pendapatan berupa uang atau benda akan tetapi dapat menjamin kelangsungan hidup manusia dan keluarga. Dilihat dari siapa pelaku isterisuami tenaga upahan atau kerabat untuk jenis-jenis pekerjaan seperti pekerjaan rumahtangga pengasuhan anak, memasak, mencuci dan sebagainya, kegiatan layanan kesehatan anggota rumahtangga dan pendidikan anak. 5. Kegiatan produktif adalah kegiatan yang langsung menghasilkan pendapatan berupa uang. Dilihat dari siapa pelaku isterisuamitenaga upahan atau kerabat untuk jenis-jenis kegiatan dalam usaha kerajinan bordir seperti proses produksi, pemasaran, pengelolaan keuangan hasil dari penjualan kerajinan bordir dan pengelolaan usaha. 6. Kegiatan sosial kemasyarakatan adalah kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat atau kerabat dekat yang mencakup kegiatan sosial dan gotong royong dalam masyarakat seperti perayaan, selamatan, kesertaan dalam organisasi tingkat komunitas, kesertaan dalam kegiatan politik ditingkat komunitas, arisan, pengajian dan lain-lain. Dilihat dari siapa pelaku untuk jenis-jenis kegiatan tersebut. 7. Pendapatan rumahtangga adalah pendapatan total dari suami dan isteri yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. 8. Kepemilikan modal awal usaha dilihat berdasarkan sumber modal untuk memulai industri bordir. Dibedakan menjadi usaha milik sendiri isteri dan usaha milik bersama isteri dan suami. 9. Skala usaha dilihat berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usaha kerajinan bordir. Berdasarkan perhitungan median dibedakan atas: a. Pengusaha dengan jumlah tenaga kerja 22 orang b. Pengusaha dengan jumlah tenaga kerja ≥ 22 orang 10. Kontribusi pendapatan perempuan merupakan sumbangan pendapatan yang diberikan oleh perempuan pengusaha terhadap total pendapatan