Perempuan Sebagai Pengusaha Tinjauan Pustaka

bukanlah sebagai usaha milik mereka melainkan sebagai usaha keluarga. Temuan Valerie Hull dalam penelitian di Jawa seperti yang dikutip Wolf dalam Pambudy 2003 menunjukkan bahwa meskipun 80 persen dari para isteri yang bekerja mengatakan cenderung memegang uang penghasilan mereka sendiri akan tetapi panggunaannya diputuskan bersama suami. Sehingga dapat diketahui bahwa meskipun perempuan mengelola uang tidak berarti mereka memiliki kontrol penuh atas penghasilan mereka sendiri. Posisi perempuan yang sentral dalam masyarakat, menjadikan perempuan pengusaha mendapat cukup tempat dalam kehidupan ekonomi dan sosial budaya. Perempuan dalam masyarakat Minangkabau mempunyai peranan sebagai pengelola ekonomi rumahtangga, suami lebih banyak bersifat mendorong sedangkan istri lebih banyak mengatur. Masih berfungsinya keluarga luas memberikan peluang bagi perempuan untuk menjadi pengusaha, karena sebagian pekerjaan rumahtangga dapat digantikan oleh anggota rumahtangga lainnya Kamal, 1991.

2.1.3 Kontribusi Ekonomi Perempuan

Umumnya peran perempuan secara ekonomi adalah menambah penghasilan keluarga, karena itu penghasilan tambahan dari aktifitas ekonomi perempuan dapat membantu mengentaskan keluarga dari kemiskinan Rahardjo dalam Azzachrawani, 2004. Alokasi ekonomi keluarga erat hubungannya dengan struktur lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat luas. Jika terjadi perubahan dalam sistem ekonomi suatu masyarakat, maka alokasi ekonomi dalam keluarga tersebut akan ikut berubah. Terdapat tiga alasan perempuan mencari penghasilan tambahan yaitu uang, peranan sosial dan pengembangan diri. Hampir bisa dipastikan bahwa uang merupakan alasan terbesar bagi perempuan untuk bekerja di luar rumah. Perempuan pedesaan bekerja agar dapat bertahan hidup sedangkan perempuan kota bekerja untuk ”membayar ” tingkat kemahalan hidup di kota Hoffman dan Nye dalam Azzachrawani, 2004. Sementara itu Suratiyah 1996 mengemukakan, terdapat dua alasan pokok yang melatar belakangi keterlibatan perempuan dalam dunia kerja yaitu: 1. Keharusan sebagai refleksi dari kondisi ekonomi rumahtangga yang rendah sehingga bekerja untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga adalah sesuatu yang penting; 2. Memilih untuk bekerja sebagai refleksi dari kondisi sosial ekonomi pada lapisan masyarakat menengah ke atas, dimana pendapatan kepala keluarga biasanya sudah dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga, sehingga perempuan yang masuk ke pasar tenaga kerja bukan semata-mata karena tekanan ekonomi melainkan karena menginginkan kehidupan yang tidak tergantung sepenuhnya pada pekerjaan dan penghasilan suami. Hasil penelitian Hajar dalam Tombokan 2001, menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam pekerjaan mencari nafkah yang menghasilkan pendapatan berfungsi meningkatkan pendapatan rumahtangga, berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, mencerminkan sikap atau tingkat kemandirian serta rasa percaya diri perempuan. Sejalan dengan hasil penelitian itu, besarnya kontribusi pendapatan yang diterima perempuan terhadap ekonomi rumahtangga berpengaruh pula terhadap