Estimasi Nilai Ekonomi dari Kebijakan Lingkungan

konservasinilai pelestarian tersebut merupakan biaya sosial, yaitu biayapengorbanan yang ditanggung masyarakat. Biaya sosial ini tidak hanya menghitung biaya yang berwujud uang, tetapi juga biaya yang tidak berwujud uang Reksohadiprodjo, 1994.

2.4 Estimasi Nilai Ekonomi dari Kebijakan Lingkungan

Keuntungan ekonomi dari kebijakan perubahan kualitas lingkungan adalah nilai uang dari peningkatan lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia yang dihasilkan oleh kebijakan tersebut atau terhindarnya biaya yang besar dalam menangani biaya yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan. Estimasi keuntungan lingkungan ini adalah kompleks dan kontroversial karena melibatkan banyak faktor, seperti metode yang digunakan, proses dan jenis nilai yang diukur serta masalah teknis dan taktis dalam aplikasinya. Ada dua metode utama dalam penilaian keuntungan dari perubahan lingkungan, yaitu : a. Metode penilaian non-moneter Non Monetery Valuation Methode. Berdasarkan metode ini, dampak perubahan lingkungan diukur dengan menggunakan skala pengukuran tertentu, sehingga bisa diketahui derajat atau tingkat perubahan lingkungan yang terjadi. Metode pengukuran yang bisa dipakai ada tiga macam, yaitu : 1 Skala ordinal ordinal scale. Unsur-unsur dalam skala ordinal dirangking dengan urutan tertentu tetapi jarak antara dua posisi adalah tidak diketahui. Dampak yang diukur dengan skala ini dikategorikan kualitatif. 2 Skala interfal interval scale. Unsur-unsur diurutkan dengan urutan tertentu tetapi jarak antara dua posisi diketahui. Rasionya tidak bisa dihitung karena tidak ada sumbernya. 3 Skala rasio ratio scale. Skala ini merupakan skala interfal tetapi mempunyai sumberdasar sehingga bisa dihitung. b. Metode penilaian moneter Monetary Valuation Methode. Metode ini merupakan metode yang menilai efek dari perubahan kualitas lingkungan dengan nilai uang dan menggunakan metode-metode penilaian ekonomi yang telah dikembangkan. Terdapat beberapa metode penilaian ekonomi terhadap barang lingkungan yang telah digunakan, yaitu metode dosis-respon, metode harga hedonic, metode biaya perjalanan, metode perilaku menengah dan metode yang paling popular adalah Metode Kontingensi Contingent Valuation Methode. a. Metode Dosis-Respon The Dose-Response Methode, didasarkan pada gagasan bahwa bagi kebanyakan aktifitas, kualitas lingkugan bias dianggap sebagai suatu factor produksi. Metode ini terdiri dari dua langkah, yaitu mengestimasi hubungan antara dosis dan respon antara tingkat polusi dan beberapa dampaknya terhadap bahan-bahan tertentu, dan perubahan dalam respon yang disebabkan oleh kebijakan lingkungan harus diterjemahkan ke dalam efek ekonomi. b. Metode Harga Hedonik Hedonic Price Methode, didasarkan pada gagasan bahwa barang pasar meyediakan pembeli dengan sejumlah jasa, yang beberapa diantaranya dapat merupakan kualitas lingkungan. Metode ini terdiri dari dua tahapan, yaitu harga rumah atau property diregresi terhadap semua variable yang diduga mempunyai pengaruh terhadap nilai rumah tersebut, dan harga polusi udara di atas digunakan untuk menghitung atau mengestimasi fungsi permintaan. c. Metode Biaya Perjalanan Travel Cost Methode, dilakukan dengan menggunakan informasi tentang jumlah uang yang dikeluarkan dan waktu yang digunakan orang untuk mencapai tempat rekreasi untuk mengestimasi besarnya nilai keuntungan dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari tempat rekreasi yang dikunjungi. Metode ini terdiri dari dua tahapan, yaitu jumlah kunjungan ke lokasi rekreasi diregresi dengan biaya perjalanannya, dan nilai lokasi rekreasi diperoleh dengan menghitung daerah kurva perjalanankunjungan di atas biaya perjalanan rata-rata. d. Metode Perilaku Mencegah The Averting Behaviour Methode, didasarkan pada pengeluaran untuk mengurangi atau mengatasi efek negatif dari polusi. e. Metode Kontingensi Contingent Valuation Methode, adalah metode teknik survey untuk menanyakan kepada penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki nilai pasar. Prinsip yang mendasari metode kontingensi ini adalah bahwa bagi orang yang mempunyai preferensi yang benar tetapi tersembunyi terhadap seluruh jenis barang lingkungan, kemudian diasumsikan bahwa orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mentransformasi preferensi tersebut ke dalam bentuk nilai uang. Dalam hal ini, diasumsikan bahwa orang akan bertindak nantinya seperti yang dia katakan ketika situasi hipotesis yang disodorkan kepadanya akan menjadi kenyataan pada masa yang akan datang. Dengan dasar asumsi ini, maka pada dasarnya metode kontingensi ini menilai barang lingkungan dengan menanyakan dua pertanyaan berikut : 1 Berapakah jumlah maksimum uang yang ingin dibayar oleh seseorang willingness to pay setiap tahunnya untuk memperoleh peningkatan kualitas lingkungan. 2 Berapakah jumlah maksimum uang yang bersedia diterima oleh seseorang willingness to accept setiap tahunnya sebagai kompensasi atas diterimanya kerusakan lingkungan dampak negatif dari lingkungan. Asumsi dasar dari metode kontingensi adalah bahwa individu-individu memahami benar pilihan-pilihan yang ditawarkan pada mereka dan bahwa cukup familiar atau tahu kondisi lingkungan yang dinilai dan bahwa apa yang dikatakan orang adalah sungguh-sungguh apa yang akan mereka lakukan jika pasar untuk barang lingkungan itu benar-benar terjadi. Perhitungan jumlah total kesediaan membayar dan diperoleh dari nilai rata- rata kesediaan membayar dan dibayar pada tingkat harga tertentu, yang menurut Safri et al 1996 dalam Latifah 2004, yaitu : n 1 ™ WTP = WTP ™pWTP = Kesediaan membayar pada harga tertentu i = 1 n 2 ™ WTA = WTA ™pWTA = Kesediaan dibayar pada harga tertentu i = 1 Metode kontingensi ini lebih subyektif karena datanya merupakan jawaban dari pertanyaan yang hipotesis. Hal lain yang menyangkut dengan metode penilaian kontingensi, yaitu Cropper, 1999 : 1 Kemungkinan yang individuresponden boleh bertindak secara strategis dalam menjawab pertanyaan. 2 Faktanya bahwa individu tidak mungkin cukup terbiasa dengan komoditas untuk mempunyai suatu nilai yang dirumuskan dengan baik. 3 Faktanya bahwa nilai willingness to pay untuk suatu komoditas adalah lebih kecil dari willingness to accept atas ganti-rugi untuk kerugian dari komoditas tersebut.

2.5 Penelitian Empirik Terdahulu