di daerah yang kini disebut Nusa Gede. Namun, beberapa tahun setelah naik tahta, ia menyerahkan kekuasaannya kepada anaknya, Prabu Haryang Kuning. Prabu
Sanghyang Borosngora sendiri kemudian pindah ke Jampang Manggung dan menyebarkan Islam di sana.Kerajaan Panjalu pernah kuat dan besar.
Dalam perjalanan selanjutnya, kerajaan tersebut pernah masuk menjadi bagian Kesultanan Cirebon sampai akhirnya menjadi kabupaten. Wilayahnya kemudian
digabung dengan Kabupaten Imbanagara dan Divisi Kawali sehingga menjadi Kabupaten Ciamis sekarang Retno, 2005.
3.7 Aspek Tata Guna Lahan
Pola penggunaan lahan di Kecamatan Panjalu secara umum masih didominasi oleh lahan terbuka pertanian yang terdiri dari lahan basah dan lahan kering. Lahan
basah yang ditemui di wilayah perencanaan terdiri dari sawah, danau, situ, empang dan kolam. Sedangkan lahan kering dapat dibedakan menjadi kawasan terbangun,
ladang, padang penggembalaan, perkebunan dan hutan. Luas lahan di Kecamatan Panjalu yaitu 9.826.613 ha yang terdiri dari 13 Desa,
sedangkan untuk luas lahan di Kota Panjalu tercatat 6.840.651 ha. 1. Sebelah Utara
Penggunaan tanah yang dominan di sebelah utara daerah perencanaan Situ Lengkong dengan Pulau Nusa Gede dianggap sebagai pusat orientasi adalah daerah
pesawahan, kebun campuran yang terdiri dari bambu, albasia dan ketela pohon, sisanya merupakan daerah perkampungan penduduk.
2. Sebelah Utara ke Arah Timur Laut Penggunaan tanah yang dominan pada daerah ini adalah kebun campuran yang
terdiri dari albasia, bambu dan ketela pohon dan sisanya merupakan perkampungan penduduk.
3. Sebelah Barat Penggunaan tanah pada daerah ini sama dengan daerah sebelah utara.
4. Sebelah Timur Penggunaan tanah pada daerah ini sama dengan daerah sebelah Barat, hanya
untuk perkampungan penduduk lokasinya sedikit terpencar, kemudian sisanya merupakan tanah pekuburan.
5. Sebelah Selatan Merupakan kebun campuran yang terdiri dari tanaman cengkeh, pisang, bambu,
albasia dan ketela pohon. Sisanya merupakan sedikit perkampungan penduduk. 6. Pulau Nusa Gede
Penggunaan tanah terbesar adalah hutan lebat, pohon-pohonnya terdiri dari rasamala, puspa, saninten dan jamuju, sedang sisanya merupakan tanah pekuburan
yaitu tempat bupatileluhur Panjalu. 7. Air Situ Lengkong Panjalu
Penggunaan utama air Situ Lengkong saat ini adalah sebagai berikut: sepanjang barat laut terus ke utara digunakan sebagai tempat memancing ikan, sedang di tepi
timur dan juga barat daya terdapat beberapa tempat mandi penduduk. Situ Lengkong sebelah barat Situ Kubang digunakan sebagai kolam ikan resmi kepunyaan jawatan
perikanan bersama dengan pemerintah daerah setempat dalam hal ini Kecamatan Panjalu. Adapun kedalaman rata-rata dari perairan Situ Lengkong Panjalu adalah
antara 2,5 meter sampai 3 meter, meskipun pada ujung sebelah Timur mencapai tujuh meter.
8. Lain-lain Selain penggunaan tanah yang telah disebutkan di atas juga terdapat jaringan
jalan yang dapat dilalui mobil yang membentang dari selatan ke arah barat, dan kemudian ke arah utara arah Cikijing dengan kondisi jalan perkerasan aspal cukup
untuk dua mobil. Kemudian terdapat pula jaringan jalan dengan kondisi perkerasan aspal pula yang dapat dilalui kendaraan yang membentag dari arah selatan kemudian
ke timur, selanjutnya mengarah ke utara dan bertemu pada jalan yang mengarah ke Cikijing tadi. Selain itu khusus untuk mengelilingi area Situ Lengkong Panjalu
dengan berjalan kaki, tersedia jalan setapak dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi sekitar tiga jam.
3.8 Demografi Desa Panjalu