Pengelolaan Kawasan Situ Lengkong Panjalu

Gambar 14 Benda Pusaka Panjalu.

5.1.3 Pengelolaan Kawasan Situ Lengkong Panjalu

Cagar Alam Panjalu yang terdapat di tengah Situ Lengkong Panjalu memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi masyarakat Panjalu khususnya. Akan tetapi, nilai ekologinya pun sangat penting bagi kelestarian kawasan Situ Lengkong Panjalu. Dengan menjaga keutuhan dan kelestarian ekologi Cagar Alam Panjalu sekaligus menjaga keutuhan nilai sejarah Panjalu. Dalam upaya pelestarian Cagar Alam Panjalu ini, BKSDA Jabar II memberikan tanggung jawab kepada pemerintah Desa Panjalu, dalam hal ini diserahkan kepada Yayasan Boros Ngora Panjalu dan BKSDA Jabar II Ciamis tetap melakukan pengawasan setiap bulannya. Pengunjung wisata Situ Lengkong Panjalu didominasi oleh kaum peziarah, dengan maksud kunjungan untuk berziarah ke Makam Prabu Hariang Kancana yang diyakini sebagai penyebar agama Islam di Panjalu. Hal ini menjadikan Situ Lengkong Panjalu memiliki potensi wisata yang besar. Namun, dirasakan perlu adanya penambahan ragam aktivitas wisata selain aktivitas wisata ziarah, seperti wisata alam dan budaya. Pengunjung wisata cenderung lebih terkonsentrasi di satu objek saja, yaitu Nusa Gede dan Makam Prabu Hariang Kancana. Hal ini kurang sesuai dengan konsep daya dukung dan kelestarian kawasan. Konsentrasi Pengunjung yang melebihi daya dukung pada satu objek dapat mempercepat kerusakan obyek tersebut. Oleh karena itu, Yayasan Boros Ngora Panjalu sebagai penerus dan pelestari sejarah leluhur Panjalu ikut bertanggung jawab dalam pengangkatan juru kunci Nusa Gede atau di wilayah Kerantenan Gunung Sawal Panjalu. Yayasan Boros Ngora Panjalu memberikan tanggung jawab kepada juru kunci Nusa Gede untuk mengelola wilayah Cagar Alam Panjalu sekaligus melakukan upaya pelestarian kawasan tersebut untuk menghindari gangguan ekologinya, seperti mengatur kunjungan peziarah-peziarah yang datang ke Nusa Gede dan menanam pohon di kawasan Cagar Alam Panjalu. Kegiatan pelestarian yang telah dilakukan oleh BKSDA Jabar II Ciamis maupun dari pemerintah Desa Panjalu adalah penanaman pohon di pinggiran Situ Lengkong Panjalu, membuat papan pelestarian, menjaga kebersihan kawasan dari sampah pengunjung dan menanam ikan di danausitu. Kawasan Cagar Alam Panjalu beserta seluruh wilayah Situ Lengkong Panjalu sangat disakralkan, seperti terdapatnya makam Raja Panjalu di Nusa Gede. Masyarakat di sana pun ikut berpartisipasi menjaga keutuhan kawasan ini dengan memberikan peringatan kepada pengunjung agar tidak melakukan kerusakan di wilayah. Hal ini disakralkan karena bagian dari upaya pelestarian kawasan Situ Lengkong Panjalu. Terdapat pesan atau wangsit yang sangat disakralkan di Desa Panjalu, yaitu Wangsit Prabu Sanghyang Boros Ngora Suhendar, 2007. Pesan ini sebagai salah satu aturan hidup di wilayah Panjalu yang sekaligus sebagai upaya pelestarian kawasan Panjalu. Wangsit Prabu Sanghyang Boros Ngora Gunung teu beunang dilebur Gunung tidak boleh digunduli Lebak teu beunang dirusak Lembah tidak boleh dirusak Larangan teu beunang dirempak Larangan tidak boleh dilanggar Buyut teu beunang dirubah Aturan tidak boleh dirubah Layar teu beunang dipotong Layar tidak boleh dipotong Pondok teu beunang disambung Pendek tidak boleh disambung Nyaur kudu diukur Bertutur kata harus diukur Nyablama kudu diungang Berkata harus yang benar Ulah ngomong sagete-gete Jangan berbicara seenaknya Ulah lemek sadaek-daek Jangan berbicara semaunya Ulah maling papayungan Jangan mencuri perlindungan Ulah zinah papayangan Jangan berzina ketika berpacaran Kudu ngadek sacekna nilas saplasna Harus memotong sewajarnya Mipit kudu amit ngala kudu menta Menepas sebaiknya memetik harus meminta Ngeduk cikur kudu mihatur Menggali kencur harus berterima kasih Nyokel jahe kudu micarek Menggali jahe harus minta ijin Ngagedak kudu bewara Memotong harus dengan pernyataan Weduk teu kalawan diajug Sakti bukan dengan kesakitan Bedas teu kalawan dimomotan Kuat bukan berarti diberi jimat Nu lain kudu dilainkeun Yang lain harus dilainkan Nu ulah kudu diulahkeun Yang bukan harus dibukankan Nu enya kudu dienyakeun Yang benar harus dibenarkan Ulah cueut kana beureum Tidak boleh tertarik kepada yang merah Ulah panteng kanu koneng Tidak boleh tertarik kepada yang kuning Karana lamun dirempak Karena kalau dilanggar Matak burung jadi ratu Berakibat gila menjadi ratu Matak edan jadi menak Berakibat gila menjadi pejabat Matak pupul pangaweruh Berakibat hilang pengetahuan Matak hambar komara Berakibat jatuh nama baik Matak teu mahi juritna Berakibat kalah dalam pertempuran Matak teu jaya perangna Berakibat tidak berjaya dalam peperangan Matak sangar ka nagara Berakibat kerugian kepada negara 5.2 Nilai Ekonomi Wisata 5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian

1. Karakteristik Pengunjung Obyek Wisata Situ Lengkong Panjalu

Karakteristik responden pengunjung Obyek Wisata Situ Lengkong Panjalu sangat bervariasi dengan variabel-variabel karakteristik pengunjung, yaitu tingkat pendidikan, status menikah, asal daerah, pekerjaan, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga. Pada umumnya, pendidikan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin matang dalam memutuskan sesuatu masalah. Dari hasil penelitian ini, respondenpengunjung yang berwisata ke Situ Lengkong Panjalu sudah berpendidikan. Jumlah responden terbanyak, yaitu pada tingkat pendidikan SLTA sebanyak 86 responden. Mereka sudah mempunyai pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan obyek wisata. Kegiatan wisata yang dilakukan sudah menjadi suatu kebutuhan hidup bagi mereka, sehingga mereka merasa perlu adanya tempat wisata yang dapat mereka nikmati seperti obyek wisata Situ Lengkong Panjalu ini. Mereka setuju apabila obyek wisata Situ Lengkong Panjalu dikembangkan serta dilakukan pengelolaan yang lebih baik ke depannya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sangat membutuhkan obyek wisata ini sebagai tempat untuk mengisi waktu luang ataupun kegiatan berziarah. Dari hasil pengisian kuesioner, pengunjung kebanyakan memiliki status sudah menikah sebanyak 64. Pengunjung ini kebanyakan orang yang sudah dewasa. Sedangkan pengunjung dengan status belum menikah sebanyak 36. Pengunjung tersebut kebanyakan siswa sekolah dan mahasiswa yang berkunjung ke Situ Lengkong Panjalu. Pengunjung yang datang ke Obyek Wisata Situ Lengkong Panjalu kebanyakan berasal dari daerah Priangan Timur sebanyak 39 yang terdiri dari daerah Ciamis Kota Ciamis,Tasikmalaya, Kuningan dan Majalengka. Untuk Ciamis bagian Utara sebanyak 30 yang terdiri dari daerah Kecamatan Panjalu, Panumbangan dan Cihaurbeuti. Sedangkan daerah asal pengunjung yang paling sedikit dari luar Pulau Jawa sebanyak satu persen. Terdapat pula sebanyak 22 pengunjung yang datang berasal dari luar Priangan Timur, seperti dari Cianjur, Depok, Bogor dan Tangerang serta sebanyak delapan persen dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jenis pekerjaan pengunjung yang datang ke lokasi ini cukup bervariasi. Kebanyakan