Pembuatan kurva baku gallic acid

antioksidan dan senyawa fenolat. Pelarut etanol 80 dapat digunakan mengekstraksi material tumbuhan untuk mendapatkan aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa fenolat yang tinggi Sultana et al. 2009. Senyawa fenol diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang memberikan kontribusi dalam mencegah photoaging. Keberadaan fenol, khususnya flavonoid, diduga memegang peran penting terkait dengan aktivitas antioksidan kedua kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging ini. Aktivitas antioksidan kedua kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging ini berhubungan dengan aktivitas penghambatan pembentukan MMP-1 dan penghambatan penurunan prokolagen tipe I akibat paparan UV. Hasil penentuan fenol total pada ekstrak Temu Ireng adalah 11.33 mgg GAE. Hasil penentuan fenol total pada ekstrak Ki Urat adalah 16.93 mgg GAE. Keberadaan senyawa fenol dalam ekstrak Temu Ireng dan ekstrak Ki Urat sangat penting. Senyawa fenol dapat memberikan perlindungan efisien terhadap efek berbahaya radiasi UV matahari pada manusia. Senyawa fenol bermanfaat dalam mengatasi peradangan surya akibat radiasi UV dan stres oksidatif Nichols dan Katiyar 2010. Berdasarkan hasil penentuan aktivitas antioksidan diduga bahwa aktivitas antiphotoaging kedua ekstrak disebabkan oleh efek antioksidan senyawa fenol, khususnya flavonoid. Aktivitas antioksidan senyawa fenol yang terdapat dalam kedua ekstrak ini mencegah terjadinya stres oksidatif akibat paparan radiasi UV sehingga kedua kandidat ekstrak bahan aktif ini berpotensi mencegah photoaging. Pada tahap penelitian ini juga dilakukan penentuan total flavonoid pada kedua kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging. Pada penentuan total flavonoid ini digunakan quercetin sebagai baku karena quercetin memberikan perlindungan dalam rentang UVA dan UVB Korac dan Khambholja 2011. Berdasarkan hasil penentuan total flavonoid diketahui bahwa kandungan flavonoid dalam kedua ekstrak jauh lebih kecil dibandingkan fenol total. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar senyawa fenol dalam kedua kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging tersebut bukan flavonoid. Rataan total flavonoid ekstrak Ki Urat adalah 0.94 mgg, sedangkan rataan total flavonoid ekstrak Temu Ireng ialah 0.06 mgg. Senyawa flavonoid dalam ekstrak Ki Urat diduga berperan lebih besar sebagai antioksidan dibandingkan senyawa flavonoid dalam ekstrak Temu Ireng. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Ki Urat dan ekstrak Temu Ireng mengandung senyawa fenol dan flavonoid sebagai antioksidan yang berperan mencegah photoaging. Keberadaan senyawa fenol dan flavonoid sebenarnya tersebar luas pada spesies tumbuhan lain, namun tidak semua tumbuhan tersebut digunakan untuk tujuan yang terkait dengan antiphotoaging . Sampai saat ini penelitian potensi khasiat antiphotoaging dari tumbuhan masih jarang dilakukan. Potensi khasiat antiphotoaging dari tumbuhan lain yang mengandung senyawa fenol dan flavonoid masih perlu diteliti lebih lanjut. Pada tahap penelitian ini juga dilakukan analisis spektroskopi massa terhadap kedua kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging. Analisis spektroskopi massa dengan menggunakan peralatan GCMS membantu memberikan informasi tentang perkiraan komponen yang dapat dijadikan acuan baku mutu karakteristik untuk menentukan kedua ekstrak. Berdasarkan