Hasil Development of candidate of antiphotoaging active ingredients from some indonesian traditional cosmetic plants

Urat memiliki rataan nilai SPF tertinggi yang berbeda nyata dari rataan nilai SPF ekstrak lainnya Lampiran 6. Ekstrak etanol rimpang Temu Ireng dan daun Ki Urat memiliki karakteristik perlindungan terhadap UV pada rentang panjang gelombang yang berbeda. Grafik dan data lengkap hasil penentuan SPF dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Berdasarkan grafik pengukuran SPF Lampiran 5, Gambar 9 dan 11 diketahui bahwa ekstrak etanol rimpang Temu Ireng berpotensi memberikan proteksi terhadap UVB, sedangkan ekstrak etanol daun Ki Urat memiliki potensi perlindungan terhadap UVA maupun UVB. Proteksi ekstrak etanol daun Ki Urat terhadap UVA lebih baik dibandingkan UVB.

2.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan ekstrak dapat menghambat pembentukan MMP-1 pada sel HaCaT yang terpapar UV. Ekstrak Ki Urat memiliki potensi menghambat pembentukan MMP-1 yang lebih besar dibandingkan ekstrak lainnya. Kemampuan ekstrak dalam Temu Ireng menghambat pembentukan MMP-1 tidak berbeda nyata dari ekstrak Ki Urat. Kemampuan kedua ekstrak ini untuk menghambat ekspresi MMP-1 diduga berkaitan erat dengan kapasitas total antioksidan kedua ekstrak ini yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain. Kapasitas total antioksidan ekstrak etanol Ki Urat dan Temu Ireng lebih tinggi dan berbeda nyata dari aktivitas antioksidan ekstrak etanol rimpang Temu Giring dan Temu Putih. Kapasitas total antioksidan ekstrak etanol Ki Urat dan Temu Ireng pada konsentrasi 100 ppm lebih dari 50. Kapasitas total antioksidan kedua ekstrak dapat memberikan gambaran kemampuan ekstrak tersebut untuk menghambat pembentukan MMP-1 pada kultur sel HaCaT yang terpapar UV. Senyawa antioksidan memiliki peran yang penting dalam melindungi kulit dari pengaruh buruk induksi ROS yang dipicu radiasi UV sehingga dapat mencegah photoaging Huang et al. 2007; Almaida et al. 2008. Hal tersebut dapat dijelaskan dari beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan fakta bahwa peningkatan ekspresi MMP-1 dipicu oleh peningkatan ROS Wertz et al. 2004; Kim et al. 2010, dengan demikian adanya senyawa antioksidan akan menghambat pembentukan ROS yang selanjutnya dapat menurunkan ekspresi MMP-1 pada media HaCaT. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak Ki Urat memiliki Rataan nilai SPF tertinggi 3.99 diikuti oleh ekstrak Temu Ireng 3.02, sedangkan rataan nilai SPF ekstrak Temu Giring dan Temu putih lebih rendah dan berbeda nyata pada kedua ekstrak tersebut. Sediaan tabir surya dikatakan dapat memberikan perlindungan apabila memiliki nilai SPF 2-8. Food and Drug Administration FDA Amerika Serikat membagi efektivitas tabir surya suatu zat dalam lima kelompok, yaitu: proteksi minimal dengan nilai SPF 2- 4, proteksi sedang dengan nilai SPF 4-6, proteksi ekstra dengan nilai SPF 6-8, proteksi maksimum dengan nilai SPF 8-15, dan proteksi ultra dengan nilai SPF ≥ 15 James dan Middleton 1981; Baron et al. 2008. Berdasarkan nilai SPF tersebut maka diketahui bahwa ekstrak etanol rimpang Temu Ireng dan daun Ki Urat memberikan efek perlindungan minimal terhadap radiasi UV, sedangkan ekstrak etanol rimpang Temu Putih Rataan SPF = 1.47 dan Temu Giring Rataan SPF = 1.62 tidak memberikan efek perlindungan terhadap radiasi UV. Rataan SPF dari ekstrak etanol rimpang Temu Ireng dan daun Ki Urat berbeda secara nyata namun kedua nilai SPF tersebut berada pada kriteria perlindungan yang sama. Ekstrak etanol rimpang Temu Ireng dan daun Ki Urat memiliki karakteristik perlindungan terhadap UV pada rentang panjang gelombang yang berbeda. Ekstrak etanol rimpang Temu Ireng berpotensi memberikan proteksi terhadap paparan radiasi UV B, sedangkan ekstrak etanol daun Ki Urat memiliki potensi perlindungan terhadap UV A maupun UV B. Proteksi terhadap UV A dari ekstrak etanol daun Ki Urat lebih baik dibandingkan UV B. Karakteristik ini sangat penting karena bahan yang memberikan pelindungan terhadap UV A lebih jarang ditemukan dibandingkan bahan yang memberikan pelindungan terhadap UV B Korac dan Khambholja 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kapasitas total antioksidan maka MMP-1 yang terbentuk semakin berkurang. Ekstrak Ki Urat dan Temu Ireng memiliki kapasitas totalantioksidan yang berbeda nyata, namun kapasitas antioksidan kedua ekstrak pada 100 ppm di atas 50. Kapasitas total antioksidan kedua ekstrak ini lebih tinggi dibandingkan ekstrak Temu Putih dan Temu Giring, sehingga dapat dipahami ekspresi MMP-1 yang terbentuk pada perlakuan kedua ekstrak ini lebih kecil dibandingkan aplikasi ekstrak Temu Putih dan Temu Giring. Fakta-fakta yang diperoleh pada tahap penelitian ini memperkuat dugaan bahwa potensi menghambat pembentuk MMP-1 yang dimiliki ekstrak Ki Urat dan Temu Ireng disebabkan oleh aktivitas antioksidan. Ekstrak Ki Urat dan Temu Ireng memiliki potensi untuk mencegah photoaging dibandingkan ekstrak lainnya.

2.5 Simpulan

Perlakuan ekstrak Ki Urat menunjukkan ekspresi MMP-1 yang lebih rendah dan berbeda nyata dibandingkan ekspresi MMP-1 kontrol, perlakuan ekstrak Temu Giring dan Perlakuan ekstrak Temu Putih. Perlakuan ekstrak Ki Urat menunjukkan ekspresi MMP-1 yang lebih rendah dan tidak berbeda nyata dibandingkan ekspresi MMP-1 perlakuan Temu Ireng. Perlakuan ekstrak Temu Ireng menunjukkan ekspresi MMP-1 yang lebih rendah dan berbeda nyata dibandingkan ekspresi MMP-1 kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak Ki Urat memiliki aktivitas penghambatan pembentukan MMP-1 yang lebih besar dibandingkan ekstrak Temu Giring dan Temu Ireng, namun tidak berbeda dari ekstrak Temu Ireng. Kapasitas total antioksidan ekstrakKi Uratdan Temu Ireng lebih tinggi dan berdeda nyata dibandingkan ekstrak Temu Giring dan Temu Putih. Kapasitas total antioksidan ekstrak Ki Urat dan Temu Ireng pada konsentrasi 100 ppm yang mencapai lebih dari 50. Aktivitas antioksidan ekstrak Temu Ireng dan Ki Urat diduga berperan dalam mekanisme kerja penghambatan pembentukan MMP-1 pada sel HaCaT. Nilai SPF ekstrak Temu Ireng dan Ki Urat berbeda nyata, namun nilai SPF kedua ekstrak ini dalam kriteria yang sama. Berdasarkan kriteria nilai SPF diketahui bahwa kedua ekstrak ini hanya dapat memberikan perlindungan minimal terhadap UV sehingga aktivitas tabir surya diduga tidak memberikan kontribusi nyata pada aktivitas penghambatan pembentukan MMP-1 yang ditunjukkan kedua ekstrak tersebut. Berdasarkan aktivitas penghambatan MMP-1 dan aktivitas antioksidan yang ditunjukkan ekstrak Temu Ireng dan Ki Urat, maka kedua ekstrak ini dipilih sebagai kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging. Kedua kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging akan dipelajari lebih lanjut mekanismenya berdasarkan aktivitas antioksidan.