1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah menentukan potensi khasiat dan mekanisme antiphotoaging kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging dari
beberapa bahan tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia. Berdasarkan tujuan utama tersebut, maka tujuan khusus penelitian ini antara lain: i Menentukan
kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging dari rimpang Temu Putih, rimpang Temu Giring, rimpang Temu Ireng, dan daun Ki Urat; ii
Menentukan potensi khasiat dan mekanisme antiphotoaging kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging; iii Menentukan metabolit sekunder pada
kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging yang terkait dengan mekanisme antiphotoaging
.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat utama penelitian ini adalah diperoleh suatu kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging dari tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia yang
diketahui potensi dan mekanismenya dalam mencegah photoaging. Manfaat ilmiah penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan, antara lain: i
Diperoleh fakta tentang ekspresi MMP-1 ekstraseluler kultur sel HaCaT pada aplikasi ekstrak etanol rimpang Temu Putih, rimpang Temu Giring, rimpang
Temu Ireng, dan daun Ki Urat; ii Diperoleh fakta tentang potensi kandidat ekstrak
bahan aktif antiphotoaging
dalam menghambat penurunan pembentukan prokolagen tipe I pada kultur sel Human Dermal Fibroblast
HDFs; iii Diperoleh fakta tentang aktivitas antioksidan intraseluler kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging pada kultur sel HDFs di bawah
paparan sinar UV.
1.4 Tingkat Kebaharuan Novelty
Kebaharuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah suatu kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging berupa ekstrak etanol tumbuhan kosmetik
tradisional asal Indonesia dengan parameter penghambatan pembentukan MMP-1 dan penghambatan penurunan pembentukan prokolagen tipe I.
1.5 Kerangka Pemikiran
Penuaan kulit adalah proses penurunan fungsi maksimum dan kapasitas cadangan kulit. Penuaan kulit yang disebabkan oleh paparan sinar
UV pada kulit secara berlebihan dikenal dengan istilah photoaging. Salah satu karakteristik photoaging pada kulit adalah kerutan yang dalam. Terbentuk
kerutan yang dalam ini disebabkan oleh kerusakan kolagen tipe I oleh sinar UV Chung et al. 1996; Fisher et al. 2002; Yaar et al. 2002; Nishigori et al.
2003; Chung 2003; Agius et al. 2007; Helfrich et al.2008; Philips et al. 2009.
Pada proses photoaging
terjadi kerusakan dan penghambatan pembentukan kolagen tipe I yang berakhir dengan pembentukan kerutan yang
dalam pada kulit. Terdapat dua pengatur penting selama proses ini, yaitu Transforming Growth Factor-β
TGF-β dan Activator Protein-1 AP-1.
Transforming growth factor-β adalah suatu sitokinin yang memacu
pembentukan kolagen tipe I, sedangkan AP-1 merupakan suatu transcription factor
yang berperan dalam proses perusakan kolagen tipe I Fisher et al. 1996; Exposito et al. 2002; Kadler et al. 2007; Dong et al. 2008; Helfrich et al. 2008;
Philips et al. 2009; Fisheret al. 2009; Lee et al. 2009a. Ketika kulit terpapar sinar matahari, radiasi UV diserap oleh molekul
kulit dan menghasilkan suatu kelompok senyawa yang berbahaya yang biasa disebut sebagai reactive oxygen species ROS. Akumulasi pembentukan ROS
akan memacu kerusakan kolagen dengan memacu pembentukan AP-1 dan menurunkan aktivitas TGF-β. Peningkatan AP-1 pada dermis dan epidermis
yang menyebabkan peningkatan aktivitas MMP-1 yang selanjutnya meningkatkan perusakan kolagen tipe I. Penurunan aktivitas TGF-β
menyebakan penurunan pembentukan prokolagen tipe I. Hal ini menyebabkan terjadinya kerutan yang berasosiasi dengan photoaging Fisher et al. 1999;
Nishigori et al. 2003; Quan et al. 2004; Lin et al. 2005; Huang et al. 2007; Almaida et al. 2008; Dong et al. 2008; Helfrich et al. 2008; Lee et al. 2009a.
Untuk mencegah terjadinya photoaging, diperlukan suatu bahan aktif yang dapat menghambat terjadinya photoaging Antiphotoaging. Bahan aktif
antiphotoaging ini diharapkan menghambat pembentukan MMP-1 dan
mencegah penurunan pembentukan prokolagen tipe I akibat paparan UV. Eksplorasi terhadap bahan aktif antiphotoaging terus dilakukan, khususnya
dari sumber bahan alami, termasuk dari bahan tumbuhan. Indonesia memiliki banyak kekayaan sumber daya hayati tumbuhan
kosmetik. Rimpang Temu Putih, rimpang Temu Giring, rimpang Temu Ireng, dan daun Ki Urat merupakan bahan tumbuhan yang secara empirik telah
digunakan sebagai kosmetik tradisonal, namun hingga saat ini belum diketahui potensinya sebagai bahan aktif antiphotoaging. Pengembangan bahan
tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia tersebut sebagai bahan aktif antiphotoaging
memerlukan upaya penapisan yang dapat memberikan gambaran mekanisme kerja antiphotoaging. Berdasarkan tujuan penelitian
yang akan dicapai, maka penelitian ini akan dibatasi pada tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut: i Penapisan kandidat ekstrak bahan aktif
antiphotoaging .
Tahap penelitian ini meliputi penapisan potensi aktivitas penghambatan pembentukan MMP-1, penapisan potensi antioksidan, dan
penapisan aktivitas tabir surya dari ekstrak etanol rimpang Temu Putih, rimpang Temu Giring, rimpang Temu Ireng, dan daun Ki Urat; ii Penentuan
potensi dan mekanisme antiphotoaging kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging
; iii Karakterisasi metabolit sekunder pada kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging.
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran Bahan sintesis
Bahan alami
Kosmetik Tradisional Temu Putih Curcuma zedoaria
Temu Giring Curcuma heyneana Temu Ireng Curcuma aeruginosa roxb
Ki Urat Plantago major
Aktivitas antiphotoaging?
Penapisan kandidat ekstrak bahan aktif antiphotoaging
Kandidat Ekstrak Bahan Aktif Antiphotoaging Terpilih
Penentuan potensi khasiat dan mekanisme
Antiphotoaging Karakterisasi
Kandidat Ekstrak Bahan Aktif Antiphotoaging yang diketahui potensi dan mekanismenya