Ekstraksi sampel Bahan dan Metode

Konsentrasi larutan uji ekstrak sebesar 100 ppm dan dosis paparan UV 60 mJcm 2 yang digunakan ditentukan berdasarkan hasil penentuan konsentrasi larutan uji dan dosis paparan UV Lampiran 2. Perlakuan dan kontrol diinkubasi selama 2 jam. Setelah 2 jam, media DMEM dibuang dan digantikan dengan 200 µL PBS dan dilakukan paparan radiasi UV 60 mJcm 2 . Sumber radiasi UV yang digunakan adalah lampu Phillips TL 20W12 RS florescent sun lamps dengan spektrum emisi 275 nm hingga 380 nm. Bagian UV C dihilangkan dengan menggunakan filter UV C Kodacel filter TA401407. Kuat radiasi UV diukur dengan menggunakan UV meter Waldmand model 585100. Setelah paparan UV diberikan, larutan PBS dibuang dan kultur sel HaCat diberikan media DMEM. Kultur sel HaCaT diinkubasi selama 48 jam. Setelah 48 jam, sebanyak 200 µL media kultur sel dipisahkan untuk penentuan ekspresi MMP-1 yang dikeluarkan sel HaCaT ke media dengan metode western blott .

2.2.5 Western blotting

Sebanyak 200 µL media disentrifugasi pada 13000 rpm 4°C. Supernatan dipisahkan, selanjutnya 150 µL supernatan dicampur dengan 50 µL SDS buffer sample , lalu divorteks. Campuran disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm pada temperatur ruang. Bila masih terdapat endapan, campuran divorteks kembali. Selanjutnya campuran dipanaskan pada suhu 90°C selama 5-10 menit. Bila masih terdapat endapan campuran divorteks kembali, kemudian dipanaskan lagi pada suhu 90°C selama 5-10 menit. Sampel dapat disimpan pada lemari pendingin sampai digunakan kembali. Protein dipisahkan dengan menggunakan 10 SDS-PAGE, kemudian ditransfer pada membran polyvinylidene fluoride . Setelah proses transfer selesai, membran dicuci dua kali dengan menggunakan Tris Buffer Saline Tween 20 TBST, selanjutnya membran diblok dengan skim milk 5 dalam TBST selama 1 jam pada temperatur ruang. Setelah proses blok, membran diinkubasi dengan antibodi primer rabbit monoclonal anti-MMP-1 1:1000 pada temperatur 4 °C selama 12 jam. Selanjutnya membran diinkubasi dengan antibodi sekunder anti- rabbitIgG-HRP conjugates Santacruz company; 1:5000, selama 2 jam pada temperatur ruang dan kemudian dicuci dua kali dengan TBST. Protein divisualisasi dengan pereaksi Amersham ECL Prime Western Blotting Detection Reagent yang dipandu Protein Markers, kemudian dikembangkan pada film X-ray dengan menggunakan peralatan Kodak X-OMAT Processor Chung et al. 2001; Shin et al.2005a. Ekspresi MMP-1 yang telah dikembangkan pada film X-ray dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak ImageJ 1.43u. Data ekspresi MMP-1 dianalisis dengan analisis sidik ragam satu arah One-way analysis of varianceANOVA menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Duncan untuk menentukan keberartian perbedaan antara dua rataan.

2.2.6 Penentuan aktivitas antioksidan

Potensi antioksidan ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional yang diuji diukur sebagai kapasitas total antioksidan. Kapasitas total antiokasidan diukur berdasarkan kemampuan bahan tersebut dalam meredam Scavenging radikal bebas DPPH. Prosedur yang digunakan mengadaptasi metode yang dikemukakan oleh Nepote et al. 2005, Que et al. 2006, Villano et al. 2006, Stef et al. 2009. Uji ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan. Perlakuan 1 merupakan larutan ekstrak rimpang Temu Giring dengan konsentrasi akhir 100 ppm dalam metanol. Perlakuan 2 merupakan larutan ekstrak rimpang Temu Ireng dengan konsentrasi akhir 100 ppm dalam metanol. Perlakuan 3 merupakan larutan ekstrak rimpang Temu Putih dengan konsentrasi akhir 100 ppm dalam metanol. Perlakuan 4 merupakan larutan ekstrak daun Ki Urat dengan konsentrasi akhir 100 ppm dalam metanol. Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Setiap perlakuan diberikan larutan radikal DPPH dengan konsentrasi akhir 0.1 mM dalam metanol, kemudian diinkubasi selama 40 menit. Absorbansi DPPH diukur pada 517 nm. Prosedur yang sama dilakukan terhadap blanko yang berupa larutan metanol. Parameter yang diukur adalah kapasitas total antioksidan TAC yang dihitung dengan cara : TAC DPPH = A blanko – A sampel A blanko x 100 Data persentase kapasitas total antioksidan dinyatakan sebagai rataan dari 3 kali pengulangan. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam satu arah One-way analysis of variance ANOVA menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Perbedaan rataan persentase kapasitas total antioksidan diuji lanjut dengan uji Duncan.

2.2.7 Penentuan Aktivitas Tabir Surya

Penapisan aktivitas tabir surya ekstrak yang diuji dilakukan dengan menggunakan peralatan SPF meter. Perlakuan terdiri atas: perlakuan 1 ekstrak etanol rimpang Temu Giring; perlakuan 2 ekstrak etanol rimpang Temu Ireng; perlakuan 3 ekstrak etanol rimpang Temu Putih; perlakuan 4 ekstrak etanol daun Ki Urat. Sampel dalam jumlah kecil dioleskan ke pitaplaster Transpore ® . Sampel disebar secara tipis dan merata pada area 50 cm 2 yang setara dengan 2 µLcm 2 . Kemudian pitaplaster Transpore ® ditempatkan pada bingkai logam terbuka. Selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan peralatan SPF meter Optometrics SPF-290s Analyzer dengan range panjang gelombang 290-400 nm. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali. Parameter yang diukur adalah SPF. Pengukuran ini dilakukan pada selang panjang 290 nm hingga 400 nm. Data nilai SPF dinyatakan sebagai rataan dari 10 kali pengulangan. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam satu arah One-way analysis of variance ANOVA menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Duncan untuk menentukan keberartian perbedaan antara rataan.

2.3 Hasil

Tabel 1 berikut merangkum data rataan ekspresi MMP-1 pada aplikasi ekstrak terhadap sel HaCaT, kapasitas total antioksidan dan nilai SPF ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia yang diuji.