Western blotting Bahan dan Metode

Tabel 1 Rataan ekspresi MMP-1 pada aplikasi ekstrak terhadap sel HaCaT, kapasitas total antioksidan, dan nilai SPF ekstrak Perlakuan ekspresi MMP-1 10 3 pixel kapasitas total antioksidan nilai SPF Kontrol 42.40±3.46 a - - Temu Putih 33.99±4.73 b 26.45 ± 1.122 d 1.47±0.298 c Temu Giring 33.13±2.44 b 28.80 ± 1.760 c 1.62±0.244 c Temu Ireng 26.87±4.70 bc 55.75 ± 0.289 b 3.02±0.326 b Ki Urat 24.37±3.60 c 60.72 ± 0.599 a 3.99±0.702 a Ket: Data dinyatakan sebagai rataan ± simpangan baku. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan hasil uji Duncan pada taraf keberartian 0.05 Hasil analisis MMP-1 dengan western blotting menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia pada konsentrasi 100 ppm berpotensi menghambat ekspresi MMP-1 pada sel HaCaT yang mendapat perlakuan dosis UV 60 mJcm 2 . Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia yang diuji memiliki ekspresi MMP-1 di bawah ekspresi MMP-1 kontrol. Fakta ini menunjukkan bahwa ekstrak yang diuji memiliki potensi aktivitas penghambatan pembentukan MMP-1. Hasil uji Duncan Lampiran 3, Tabel 10 menunjukkan bahwa kontrol menunjukkan ekspresi MMP-1 42.40 x 10 3 pixel tertinggi dan berbeda nyata dari ekspresi MMP-1 pada perlakuan ekstrak. Ekspresi MMP-1 ekstrak Temu Putih 33.99 x 10 3 pixel, ekstrak Temu Giring 33.13 x 10 3 pixel, dan ekstrak Temu Ireng 26.8 x 10 3 pixel tidak berbeda nyata. Perlakuan ekstrak Ki Urat menunjukkan ekspresi MMP-1 24.37 x 10 3 pixel terendah dan berbeda nyata dari ekspresi MMP-1 ekstrak Temu Putih dan ekspresi MMP-1 ekstrak Temu Giring. Ekspresi MMP-1 ekstrak Ki Urat tak berbeda nyata dari ekspresi MMP-1 ekstrak Temu Ireng. Data lengkap hasil analisis MMP-1 dengan western blotting ditampilkan pada Lampiran 3. Dari Tabel 1 diketahui bahwa ekstrak tumbuhan kosmetik Indonesia yang diuji memiliki kapasitas total antioksidan di atas 20 pada konsentrasi 100 ppm. Aktivitas antioksidan ini diduga berkaitan dengan keberadaan senyawa fenol, flavonoid, dan senyawa lain yang memiliki aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia tersebut. Hasil anova menunjukkan perlakuan aplikasi ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional Indonesia yang diuji berpengaruh nyata pada kapasitas total antioksidan Lampiran 4. Hasil uji lanjut dengan uji Duncan menunjukkan bahwa ekstrak Ki Urat pada konsentrasi 100 ppm memiliki kapasitas total antioksidan tertinggi 60,72 dan berbeda nyata dari kapasitas total antioksidan ekstrak lain pada konsentrasi yang sama. Ekstrak Ki Urat dan ekstrak Temu Ireng memiliki kapasitas total antioksidan lebih dari 50. Berdasarkan nilai SPF pada Tabel 1 tersebut diketahui bahwa ekstrak etanol daun Ki Urat memiliki rataan nilai SPF tertinggi 3.99 diikuti oleh ekstrak etanol rimpang Temu Ireng 3.02. Hasil analisis variansi Anova menunjukkan adanya perbedaan variansi nilai SPF antarekstrak yang diuji. Hasil uji lanjut dengan uji Duncan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Ki