secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris Nana 2009: 22.
Penilaian adalah kegiatan untuk menentukan pencapaian hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif. Setiap peserta didik memiliki tiga ranah tersebut, hanya kedalamannya tidak sama. Ada peserta didik yang memiliki keunggulan pada
ranah kognitif, atau pengetahuan, dan ada yang memiliki keunggulan pada ranah psikomotor atau keterampilan. Namun, keduanya harus dilandasi oleh ranah
afektif yang baik. Pengetahuan yang dimiliki seseorang harus dimanfaatkan untuk kebaikan masyarakat. Demikian juga keterampilan yang dimiliki peserta didik
juga harus dilandasi olah ranah afektif yang baik, yaitu dimanfaatkan untuk kebaikan orang lain Mardapi, 2010:5. Penjabaran ketiga ranah hasil belajar
dijelaskan sebagai berikut.
2.3.1 Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas delapan aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi, imajinasi dan kreativitas. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keenam aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
1 Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat
sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah,
pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat
dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
2 Tipe hasil belajar: Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom,
kesanggupan memahami stingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat
memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
3 Tipe hasil belajar: Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya ada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau
keterampilan.
4 Tipe hasil belajar: Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan
kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Berdasarkan pada analisis diharapkan seseorang mempunyai
pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian- bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal
lain lagi memahami sistematikanya.
5 Tipe hasil belajar: Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan
orang lebih kreatif.
6 Tipe hasil belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dll.
7 Tipe hasil belajar: Imajinasi
Imajinasi adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Secara teknis, imajinasi berarti proses membangun kembali persepsi dari suatu
benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian.
8 Tipe hasil belajar: Kreativitas
Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan concept baru, atau hubungan baru antara
gagasan dan anggitan yang sudah ada Dettmer, 2006: 70.
2.3.2 Ranah Afektif