Manajemen Laba
6. Wardani 2010
Pengaruh Profitabilitas,
Leverage dan
Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen
Laba Independen
: Profitabilitas,
Leverage dan Ukuran Perusahaan
Dependen
: Manajemen Laba
1.Ukuran Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap
Manajemen Laba. 2. Profitabilitas dan
Leverage tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Manajemen Laba
7. Naufal Aditya
2010 Pengaruh
Kualitas Auditor,
Debt To Asset dan
Ukuran perusahaan
terhadap Manajemen
Laba Independen : Kualitas
Auditor, Debt
To Asset dan Ukuran
Perusahaan Dependen
: Manajemen Laba
1. Debt To Asset
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. 2.
Kualitas Auditor dan Ukuran
Perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba
8. Rohans Rivaldo
2013 Analisis
Pengaruh Corporate
Governance, Leverage
dan Profitabilitas
terhadap Manajemen
Laba
pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di
BEI Independen : Good
Corporate Governance Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan
Manajerial,
Proporsi Komisaris
Independen, Proporsi Komite
Audit, Leverage
dan Profitabilitas.
Dependen :
Manajemen Laba Good
Corporate Governance
Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial,
Proporsi Komisaris
Independen, Proporsi Komite
Audit, Leverage
dan Profitabilitas
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Manajemen Laba.
2.3 Kerangka Pemikiran
Terlihat telah banyak kasus manipulasi laba yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan membuat perusahaan melakukan mekanisme pengawasan
atau monitoring untuk meminimalkan praktik manajemen laba. Hal ini mendorong berkembangnya perhatian publik terhadap konsep good corporate governance.
Penerapan good corporate governance khususnya struktur kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan keberadaan komite audit diduga mampu
mempengaruhi praktik manajemen laba. Oleh karena itu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji apakah mekanisme corporate governance, kualitas auditor
dan profitabilitas
berpengaruh terhadap
manajemen laba
dan dapat
meminimalisasi manajemen laba tersebut. Model dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
H1 H2
H3 H4
H5
2.3 Perumusan Hipotesis
2.3.1 Komite Audit dengan Manajemen Laba
Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Selain itu, keberadaan
komite audit juga berfungsi untuk membantu dewan komisaris independen dalam mengawasi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan.
Untuk menjadi seorang Komite Audit maka syarat utama yang harus dimiliki adalah sikap independensi. Independensi diperlukan untuk menilai keefektifan
auditor internal dan untuk menilai independensi dan obyektivitas auditor Komite Audit X1
Kualitas Auditor X4 Profitabilitas X5
Manajemen Laba Y Dewan Komisaris Independen X2
Kepemilikan Manajerial X3
eksternal. Anggota komite audit independen adalah anggota dari pihak independen yang tidak memiliki hubungan langsung kepada perusahaan.
Semakin banyaknya anggota komite audit yang independen diharapkan kualitas laporan keuangan akan semakin baik. Untuk menguji hubungan antara komite
audit dan manajemen laba melalui perhitungan discretionary accrual. Penelitian ini akan menguji H1 yang dirumuskan sebagai berikut:
H1: Komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
2.3.2 Proporsi Dewan Komisaris Independen dengan Manajemen Laba
Dewan komisaris merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalammengawasi laporan yang reliabel. Karakteristik dewan komisaris secara
umum dan khususnya komposisidewan, dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan dalam
melakukan fungsi pengawasan terhadap operasionalperusahaan oleh pihak manajemen, komposisi proporsi dewan komisaris dapatmemberikan
kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporankeuangan yang
berkualitas atau
kemungkinan terhindar
dari kecurangan
laporankeuangan. Tutut 2010, menguji hubungan antara komisaris independen dengan manajemen laba dan hasilnya komisaris independen
signifikan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Untuk menguji hubungan antara komisaris independen dengan manajemenlaba. Penelitian ini
akan menguji H2 yangdirumuskan sebagai berikut: H2: Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap manajemen
2.3.3 Kepemilikan Manjerial dengan Manajemen Laba
Kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen secara pribadi. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen dapat
membatasi manajer dalam melakukan manajemen laba. Artinya, semakin besar kepemilikan saham maka semakin kecil praktik manajemen laba. Ini
disebabkan karena kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat membuat pemegang saham pada posisi yang kuat untuk mengendalikan manajemen
secara efektif sehingga mampu membatasi perilaku oportunis oleh manajer. Berdasarkan penjelasan terurai, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut : H3 : Kepemilikan Manajerial berpegaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.3.4 Kualitas Auditor dengan Manajemen Laba
Auditor Big Four adalah auditor yang memiliki keahlian dan memiliki reputasi yang tinggi dibanding auditor Non Big Four. Jika auditor ini tidak
dapat mempertahankan reputasinya, maka masyarakat tidak akan memberi kepercayaan kepada auditor Big Four sehingga auditor ini akan tiada dengan
sendirinya . Kualitas auditor dalam penelitian ini diukur dengan proksi ukuran KAP, karena diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang
dilakukan oleh auditornya. Auditor yang bekerja di KAP big four dianggap lebih berkualitas dibanding dengan yang bekerja di KAP non big four.
Berdasarkan uraian ini, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H4 : Kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadapmanajemen laba
2.4.5. Profitabilitas dengan Manajemen Laba
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan
perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan selama tahun berjalan dapat menjadi indikator manajemen laba dalam suatu perusahaan. Biasannya
manajemen laba dilakukan oleh pihak manajer untuk memanipulasi komponen laba rugi yang dilaporkan perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka
hipotesis yang bisa disimpulkan adalah sebagai berikut : H5 : Profitabilitas positif berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
3.1.1 Variabel Penenelitian
Suatu variabel adalah jumlah terukur yang dapat bervariasi atau yang mudah. Penelitian ini akan menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat
dependent dan variabel bebas independent. Dapat diartikan variabel terikat adalah variabel yang menjadi pusat perhatian sipeneliti. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan akrual diskresioner discretionary accruals. Variabel bebas adalah variabel prediktor atau
penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau variabel independen adalah
Good Corporate Governance Komite Audit, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kualitas Auditor dan Profitabilitas.
3.1.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kasual. Kasual merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau
membuktikan hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variable-variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan September 2014.
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun
waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Maret 2015, dimana ada kesenjangan
waktu oleh peneliti untuk mengolah data penelitian.
3.1.4 Defenisi Operasional
Tabel 3.1 No
Variabel Defenisi Variabel
Skala Pengukuran Rasio
1 Manajemen
Laba Suatu
kondisi dimana
manajemen melakukan
intervensi dalam
proses penyusunan laporan keuangan
bagi pihak eksternal sehingga meratakan,
menaikkan dan
menurunkan pelaporan laba
.
DACt : TAC
t
A
t-1
- NDA
t
Rasio
2 Komite Audit
Komite audit menurut Kep. 29PM2004
merupakan komite audit yang dibentuk
oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan
pengelolaan perusahaan.
Jumlah Komite Audit Nominal
3 Proporsi
Dewan Komisaris
Independen Proporsi Dewan Komisaris
Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham,
atau hubungan
keluarga dengan
anggota dewan komisaris lain, direksi
atau pemegang
saham pengendali atau hubungan
dengan bank yang dapat mempengaruhi
kemampuannya
untuk bertindak independen Surat
Edaran Bank Indonesia No. 912DPNP.
KI: Jumah anggota dewan
komisaris Seluruh anggota dewan
komisaris pesahaan Rasio
4 Kepemilikan
Manajerial Kepemilikan manajerial adalah
kepemilikan saham
oleh manajemen
direktur dan
manajer perusahaan
yang diukur
dengan presente
sejumlah saham yang dimiliki oleh manajemen
KPMJ: Jumlah sahan yang
dimiliki pihak
manajemen Jumlah total
saham yang
dimiliki perusahaan Rasio
5 Kualitas
Auditor Kualitas
auditor yang
dijalankan oleh
seorang Auditor sangat menentukan
kredibilitas laporan keuangan. Kualitas
auditor dalam
penelitian ini diukur melalui proksi ukuran KAP tempat
auditor tersebut bekerja, yang dibedakan menjadi KAP big
four dan KAP non big four.
KAP Big Four dan Non Big Four
Dummy
6 Profitabilitas
Rasio profitabilitas
profitability ratio
adalah rasio
yang menghubungkanlaba
dari penjualan dan investasi
ROA: Laba bersih setelah
pajak Total Assets Rasio
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah suatu himpunan unit biasanya orang, obyek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya. Pada penelitian ini
populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI yaitu sebanyak 134 perusahaan lampiran 1.
Periode pengamatan yang diambil yaitu tahun 2011-2013.
3.2.2 Sampel
Sampel yang telah dikumpulkan dalam penelitian yang sesuai dengan kriteria adalah sebanyak 99 perusahaan selama 3 tahun lampiran 2. Kriteria
tersebut sebagai berikut.
1. Perusahaan manufaktur dalam satu sektor industri manufaktur, dengan maksud menghindari bias dari ragam jenis industri dan jumlah sampel.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir 31 desember 2011-2013
3. Memiliki data komite audit, komisaris independen dan KAP auditor untuk mendeteki manajemen laba
4. Memiliki data kepemilikan manajerial 5. Selama periode pengamatan perusahaan tidak mengalami kerugian.
Sampel yang telah dikumpulkan berdasarkan kriteria tersebut diatas adalah sebagai berikut.
Sampel Penelitian Tabel 3.2
No Kode
Perusahaan
1 ALDO
PT. Alkindo Naratama Tbk
2 ALMI
PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk
3 BUDI
PT. Budi Starch Sweetener Tbk
4 CTBN
PT. Citra Tubindo Tbk
5 ETWA
PT. Eterindo Wahanatama Tbk
6 GDST
PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk
7 IGAR
PT. Champion Pacifik Indonesia Tbk
8 INAI
PT. Indal Aluminium Industry Tbk
9 JPRS
PT. Jaya Pari Steel Tbk
10 KDSI
PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
11 LION
PT. Lion Metal Works Tbk
12 LMSH
PT. Lionmesh Prima Tbk
13 SRSN
PT. Sarasa Nugraha Tbk
14 TOTO
PT. Surya Toto Indonesia Tbk
15 TRST
PT. Trias Sentosa Tbk
16 AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
17 BRAM
PT. Indo Kordsa Tbk
18 INDS
PT. Indospring Tbk
19 PBRX
PT. Pan Brothers Tbk
20 SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
21 VOKS
PT. Voksel Electric Tbk
22 GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
23 ICPB
PT. Indofood CPB Sukses Makmur Tbk
24 KAEF
PT. Kimia Farma Persero Tbk
25 LMPI
PT. Langgeng Makmur Industry Tbk
26 MBTO
PT. Martina Berto Tbk
27 MERK
PT. Merch Tbk
28 MYOR
PT. Mayora Indah Tbk
29 PYFA
PT. Pyridam Parma Tbk
30 TSPC
PT. Tempo Scan Pacifik Tbk
31 ULTJ
PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk
32 UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
33 WIIM
PT. Wismilak Inti Makmur Tbk
3.3 Jenis data dan Sumber data
3.3.1 Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi komite audit, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan
manajerial, kualitas auditor dan profitabilitas.
3.3.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini, metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan metode dokumentasi dikarenakan data berupa data sekunder. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory tahun 2011
– 2013 dan www.idx.co.id. 3.4
Metode Analisis 3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimun,
range Ghozali, 2006.
3.4.2Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal
maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2.
jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S
untuk menguji normalitas data.
3.4.2.2 Uji Multikolaritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi Ghozali, 2006.
Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Deteksi terhadap ada tidaknya
multikolonieritas yaitu a Nilai R square R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual
tidak terikat, b Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi lebih
dari 0,09, maka merupakan indikasi adanya multikolonieritas, c Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, suatu model regresi yang
bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10.
3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Menurut Ghozali 2006:125 Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Analisis pada
gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1. titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Menurut Ghozali 2006:99, autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross
section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan
menggunakan uji Durbin-Watson DW. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1. nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif, 2. nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3. nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
multiple regression analysis. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen tingkat risiko perusahaan, ukuran
perusahaan dan jenis industri terhadap variabel dependen pengungkapan risiko perusahaan. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-
hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah: DA = β0 + β1 KMA+ β2 KI + β3 KPMJ + β4 AUD + β5 ROA+ e.
Keterangan : Dimana: DA = discretionary accrual = manajemen laba
β
1,2,3,4,5
= koefisien variabel KMA = Komite Audit
KI = Proporsi Dewan Komisaris Independen KPMJ = Kepemilikan Manajerial
AUD = Kualitas Auditor ROA = Profitabilitas
e
= residual of error
3.4.4 Uji Hipotesis
3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
R
2
adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen
berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan model ini, maka kesalahan penganggu diusahakan minimum sehingga R
2
mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.
3.4.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H diterima bila t
tabel
t
hitung
, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, H
a
diterima bila t
hitung
t
tabel
,atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
3.4.4.3 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
Pengujian Hipotesis Distribusi F pada model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: terima H
tolak H
a
bila F
hitung
≤ F
tabel
, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat, tolak H
terima H
a
bila F
hitung
F
tabel
, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana data tersebut dapat diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia BEI yang dipublikasikan setelah melalui proses audit oleh auditor independen.
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik yang menggunakan persamaan analisis regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi
berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti pada bab III maka diperoleh 33
perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini dengan periode 2011-2013.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Analisi Statistik deskriptif adalah bagian dari statatistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata mean, median dan standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Variabel-variabel penelitian dimasukkan ke
program SPSS dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berikut ini tampilan data statistic secara umum dari
seluruh data yang digunakan sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Sumber : Diperoleh dengan SPSS,2014 Berdasarkan data yang disajikan oleh tabel 4.1 dapat dijelaskan
penggambaran mengenai pendeskripsian data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Rata rata variabel Manajemen Laba diperoleh dengan discretionary accrual DA adalah 0.0260, dengan nilai maksimum 0.30 dan nilai minimum -0.24
serta nilai Standart Deviation sebesar 0,08560. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai maksimum dan minimum.
2. Rata-rata variabel Komite Audit adalah 3.1818 dengan standar deviasi 0.38766, dengan nilai maksimum 4.00 dan nilai minimum 3.00. Maka dapat
di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai maksimum dan minimum.
3. Rata-rata variabel Proporsi Dewan Komisaris Independen 0.3703 dengan standar deviasi 0.09029, dengan nilai maksimum 0.60 dan nilai minimum
0.25. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum.
4. Rata-rata variabel Kepemilikan Manajerial adalah 0.1458 dengan standar deviasi 0.21260, dengan nilai maksimum 0,87 dan nilai minimum 0,00. Maka
dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum.
5. Rata-rata variabel Kualitas Auditor adalah 0.4545 dengan standar deviasi 0.50046, dengan nilai maksimum 1,00 dan nilai minimum 0.00. Maka dapat
di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum.
6. Rata-rata variabel Profitabilitas adalah 0.1024 dengan standar deviasi 0.08924, dengan nilai maksimum 0.40 dan nilai minimum 0.00. Maka dapat
di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum.
4.3 Uji Asumsi Klasik