Kerangka Pemikiran Deskripsi Objek Penelitian Analisis Statistik Deskriptif

Manajemen Laba 6. Wardani 2010 Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Independen : Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Dependen : Manajemen Laba 1.Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. 2. Profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba 7. Naufal Aditya 2010 Pengaruh Kualitas Auditor, Debt To Asset dan Ukuran perusahaan terhadap Manajemen Laba Independen : Kualitas Auditor, Debt To Asset dan Ukuran Perusahaan Dependen : Manajemen Laba 1. Debt To Asset berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 2. Kualitas Auditor dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba 8. Rohans Rivaldo 2013 Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Independen : Good Corporate Governance Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Komisaris Independen, Proporsi Komite Audit, Leverage dan Profitabilitas. Dependen : Manajemen Laba Good Corporate Governance Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Komisaris Independen, Proporsi Komite Audit, Leverage dan Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.

2.3 Kerangka Pemikiran

Terlihat telah banyak kasus manipulasi laba yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan membuat perusahaan melakukan mekanisme pengawasan atau monitoring untuk meminimalkan praktik manajemen laba. Hal ini mendorong berkembangnya perhatian publik terhadap konsep good corporate governance. Penerapan good corporate governance khususnya struktur kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan keberadaan komite audit diduga mampu mempengaruhi praktik manajemen laba. Oleh karena itu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji apakah mekanisme corporate governance, kualitas auditor dan profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba dan dapat meminimalisasi manajemen laba tersebut. Model dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian H1 H2 H3 H4 H5

2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Komite Audit dengan Manajemen Laba

Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Selain itu, keberadaan komite audit juga berfungsi untuk membantu dewan komisaris independen dalam mengawasi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Untuk menjadi seorang Komite Audit maka syarat utama yang harus dimiliki adalah sikap independensi. Independensi diperlukan untuk menilai keefektifan auditor internal dan untuk menilai independensi dan obyektivitas auditor Komite Audit X1 Kualitas Auditor X4 Profitabilitas X5 Manajemen Laba Y Dewan Komisaris Independen X2 Kepemilikan Manajerial X3 eksternal. Anggota komite audit independen adalah anggota dari pihak independen yang tidak memiliki hubungan langsung kepada perusahaan. Semakin banyaknya anggota komite audit yang independen diharapkan kualitas laporan keuangan akan semakin baik. Untuk menguji hubungan antara komite audit dan manajemen laba melalui perhitungan discretionary accrual. Penelitian ini akan menguji H1 yang dirumuskan sebagai berikut: H1: Komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

2.3.2 Proporsi Dewan Komisaris Independen dengan Manajemen Laba

Dewan komisaris merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalammengawasi laporan yang reliabel. Karakteristik dewan komisaris secara umum dan khususnya komposisidewan, dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasionalperusahaan oleh pihak manajemen, komposisi proporsi dewan komisaris dapatmemberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporankeuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporankeuangan. Tutut 2010, menguji hubungan antara komisaris independen dengan manajemen laba dan hasilnya komisaris independen signifikan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Untuk menguji hubungan antara komisaris independen dengan manajemenlaba. Penelitian ini akan menguji H2 yangdirumuskan sebagai berikut: H2: Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap manajemen

2.3.3 Kepemilikan Manjerial dengan Manajemen Laba

Kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen secara pribadi. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen dapat membatasi manajer dalam melakukan manajemen laba. Artinya, semakin besar kepemilikan saham maka semakin kecil praktik manajemen laba. Ini disebabkan karena kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat membuat pemegang saham pada posisi yang kuat untuk mengendalikan manajemen secara efektif sehingga mampu membatasi perilaku oportunis oleh manajer. Berdasarkan penjelasan terurai, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : H3 : Kepemilikan Manajerial berpegaruh signifikan terhadap manajemen laba.

2.3.4 Kualitas Auditor dengan Manajemen Laba

Auditor Big Four adalah auditor yang memiliki keahlian dan memiliki reputasi yang tinggi dibanding auditor Non Big Four. Jika auditor ini tidak dapat mempertahankan reputasinya, maka masyarakat tidak akan memberi kepercayaan kepada auditor Big Four sehingga auditor ini akan tiada dengan sendirinya . Kualitas auditor dalam penelitian ini diukur dengan proksi ukuran KAP, karena diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan oleh auditornya. Auditor yang bekerja di KAP big four dianggap lebih berkualitas dibanding dengan yang bekerja di KAP non big four. Berdasarkan uraian ini, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H4 : Kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadapmanajemen laba

2.4.5. Profitabilitas dengan Manajemen Laba

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan selama tahun berjalan dapat menjadi indikator manajemen laba dalam suatu perusahaan. Biasannya manajemen laba dilakukan oleh pihak manajer untuk memanipulasi komponen laba rugi yang dilaporkan perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang bisa disimpulkan adalah sebagai berikut : H5 : Profitabilitas positif berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.1.1 Variabel Penenelitian

Suatu variabel adalah jumlah terukur yang dapat bervariasi atau yang mudah. Penelitian ini akan menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat dependent dan variabel bebas independent. Dapat diartikan variabel terikat adalah variabel yang menjadi pusat perhatian sipeneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan akrual diskresioner discretionary accruals. Variabel bebas adalah variabel prediktor atau penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau variabel independen adalah Good Corporate Governance Komite Audit, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kualitas Auditor dan Profitabilitas.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kasual. Kasual merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variable-variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014.

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai dengan Maret 2015, dimana ada kesenjangan waktu oleh peneliti untuk mengolah data penelitian.

3.1.4 Defenisi Operasional

Tabel 3.1 No Variabel Defenisi Variabel Skala Pengukuran Rasio 1 Manajemen Laba Suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga meratakan, menaikkan dan menurunkan pelaporan laba . DACt : TAC t A t-1 - NDA t Rasio 2 Komite Audit Komite audit menurut Kep. 29PM2004 merupakan komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Jumlah Komite Audit Nominal 3 Proporsi Dewan Komisaris Independen Proporsi Dewan Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lain, direksi atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen Surat Edaran Bank Indonesia No. 912DPNP. KI: Jumah anggota dewan komisaris Seluruh anggota dewan komisaris pesahaan Rasio 4 Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen direktur dan manajer perusahaan yang diukur dengan presente sejumlah saham yang dimiliki oleh manajemen KPMJ: Jumlah sahan yang dimiliki pihak manajemen Jumlah total saham yang dimiliki perusahaan Rasio 5 Kualitas Auditor Kualitas auditor yang dijalankan oleh seorang Auditor sangat menentukan kredibilitas laporan keuangan. Kualitas auditor dalam penelitian ini diukur melalui proksi ukuran KAP tempat auditor tersebut bekerja, yang dibedakan menjadi KAP big four dan KAP non big four. KAP Big Four dan Non Big Four Dummy 6 Profitabilitas Rasio profitabilitas profitability ratio adalah rasio yang menghubungkanlaba dari penjualan dan investasi ROA: Laba bersih setelah pajak Total Assets Rasio

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah suatu himpunan unit biasanya orang, obyek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya. Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI yaitu sebanyak 134 perusahaan lampiran 1. Periode pengamatan yang diambil yaitu tahun 2011-2013.

3.2.2 Sampel

Sampel yang telah dikumpulkan dalam penelitian yang sesuai dengan kriteria adalah sebanyak 99 perusahaan selama 3 tahun lampiran 2. Kriteria tersebut sebagai berikut. 1. Perusahaan manufaktur dalam satu sektor industri manufaktur, dengan maksud menghindari bias dari ragam jenis industri dan jumlah sampel. 2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir 31 desember 2011-2013 3. Memiliki data komite audit, komisaris independen dan KAP auditor untuk mendeteki manajemen laba 4. Memiliki data kepemilikan manajerial 5. Selama periode pengamatan perusahaan tidak mengalami kerugian. Sampel yang telah dikumpulkan berdasarkan kriteria tersebut diatas adalah sebagai berikut. Sampel Penelitian Tabel 3.2 No Kode Perusahaan 1 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk 2 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 3 BUDI PT. Budi Starch Sweetener Tbk 4 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk 5 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk 6 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 7 IGAR PT. Champion Pacifik Indonesia Tbk 8 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk 9 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 10 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 11 LION PT. Lion Metal Works Tbk 12 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 13 SRSN PT. Sarasa Nugraha Tbk 14 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 15 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 16 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 17 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 18 INDS PT. Indospring Tbk 19 PBRX PT. Pan Brothers Tbk 20 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 21 VOKS PT. Voksel Electric Tbk 22 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 23 ICPB PT. Indofood CPB Sukses Makmur Tbk 24 KAEF PT. Kimia Farma Persero Tbk 25 LMPI PT. Langgeng Makmur Industry Tbk 26 MBTO PT. Martina Berto Tbk 27 MERK PT. Merch Tbk 28 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 29 PYFA PT. Pyridam Parma Tbk 30 TSPC PT. Tempo Scan Pacifik Tbk 31 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk 32 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 33 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk

3.3 Jenis data dan Sumber data

3.3.1 Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi komite audit, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, kualitas auditor dan profitabilitas.

3.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, metode pengambilan data yang digunakan yaitu dengan metode dokumentasi dikarenakan data berupa data sekunder. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory tahun 2011 – 2013 dan www.idx.co.id. 3.4 Metode Analisis 3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimun, range Ghozali, 2006. 3.4.2Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1 Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S untuk menguji normalitas data.

3.4.2.2 Uji Multikolaritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi Ghozali, 2006. Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolonieritas yaitu a Nilai R square R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual tidak terikat, b Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi lebih dari 0,09, maka merupakan indikasi adanya multikolonieritas, c Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10.

3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Menurut Ghozali 2006:125 Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1. titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah, 3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Menurut Ghozali 2006:99, autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: 1. nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif, 2. nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda multiple regression analysis. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen tingkat risiko perusahaan, ukuran perusahaan dan jenis industri terhadap variabel dependen pengungkapan risiko perusahaan. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis- hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah: DA = β0 + β1 KMA+ β2 KI + β3 KPMJ + β4 AUD + β5 ROA+ e. Keterangan : Dimana: DA = discretionary accrual = manajemen laba β 1,2,3,4,5 = koefisien variabel KMA = Komite Audit KI = Proporsi Dewan Komisaris Independen KPMJ = Kepemilikan Manajerial AUD = Kualitas Auditor ROA = Profitabilitas e = residual of error

3.4.4 Uji Hipotesis

3.4.4.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi R 2 adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi mendekati angka 1, maka variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan model ini, maka kesalahan penganggu diusahakan minimum sehingga R 2 mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.

3.4.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H diterima bila t tabel t hitung , atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, H a diterima bila t hitung t tabel ,atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

3.4.4.3 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Pengujian Hipotesis Distribusi F pada model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: terima H tolak H a bila F hitung ≤ F tabel , atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat, tolak H terima H a bila F hitung F tabel , atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana data tersebut dapat diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia BEI yang dipublikasikan setelah melalui proses audit oleh auditor independen. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik yang menggunakan persamaan analisis regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti pada bab III maka diperoleh 33 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini dengan periode 2011-2013.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisi Statistik deskriptif adalah bagian dari statatistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, median dan standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Variabel-variabel penelitian dimasukkan ke program SPSS dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berikut ini tampilan data statistic secara umum dari seluruh data yang digunakan sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Sumber : Diperoleh dengan SPSS,2014 Berdasarkan data yang disajikan oleh tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran mengenai pendeskripsian data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Rata rata variabel Manajemen Laba diperoleh dengan discretionary accrual DA adalah 0.0260, dengan nilai maksimum 0.30 dan nilai minimum -0.24 serta nilai Standart Deviation sebesar 0,08560. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai maksimum dan minimum. 2. Rata-rata variabel Komite Audit adalah 3.1818 dengan standar deviasi 0.38766, dengan nilai maksimum 4.00 dan nilai minimum 3.00. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai maksimum dan minimum. 3. Rata-rata variabel Proporsi Dewan Komisaris Independen 0.3703 dengan standar deviasi 0.09029, dengan nilai maksimum 0.60 dan nilai minimum 0.25. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum. 4. Rata-rata variabel Kepemilikan Manajerial adalah 0.1458 dengan standar deviasi 0.21260, dengan nilai maksimum 0,87 dan nilai minimum 0,00. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum. 5. Rata-rata variabel Kualitas Auditor adalah 0.4545 dengan standar deviasi 0.50046, dengan nilai maksimum 1,00 dan nilai minimum 0.00. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum. 6. Rata-rata variabel Profitabilitas adalah 0.1024 dengan standar deviasi 0.08924, dengan nilai maksimum 0.40 dan nilai minimum 0.00. Maka dapat di indikasikan data bervariatif dan menyebar diantara nilai minimum dan maksimum.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 100

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Good Corporate Governance, Kualitas Auditor Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14