dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu dewan komisaris sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun kecuali untuk hal spesifik yang
telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari dewan komisaris. Keanggotaan komite audit itu sendiri biasanya terdiri dari dua
hingga tiga orang anggota. Dipimpin oleh seorang komisaris independen. Seperti komite pada umumnya, komite audit yang beranggotakan
cenderung sedikit dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, komite audit beranggotakan sedikit menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam
pengalaman anggota. Agar mampu bekerja efektif, komite audit dibantu staff perusahaan dan auditor eksternal. Komite juga harus memiliki akses
langsung kepada stand dan penasehat hukum.
2.1.2.2 Proporsi Dewan Komisaris Independen
Istilah dan keberadaan Komisaris Independen baru muncul setelah terbitnya Surat Edaran Bapepam Nomor : SE03PM2000 dan Peraturan
Pencatatan Efek Nomor 339BEJ07-2001. Menurut ketentuan tersebut perusahaan publik yang tercatat di Bursa Wajib memiliki beberapa anggota
dewan komisaris yang memenuhi kualifikasi sebagai komisaris independen. Keberadaan Komisaris independen ini rupanya berhubungan dengan
ketentuan penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik GCG, antara lain:
Jumlah komisaris independen adalah sekurang-kurangnya 30 dari seluruh jumlah anggota komisaris
Perlunya dibentuk Komite Audit
Keharusan perusahaan memiliki Sekretaris Perusahaan corporate secretary
Dalam peraturan Bapepam-LK Nomor. IX.I.5 disebutkan bahwa komisaris Independen adalah anggota komisaris yang :1 berasal dari luar
emiten atau perusahaan publik, 2 bukan merupakan orang yang bekerja pada emiten dan perusahaan publik dan mempunyai wewenang dan
tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan serta mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik dalam enam bulan
terakhir, 3 tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik, 4 tidak mempunyai hubungan afiliasi
dengan emiten atau perusahaan publik, 5 tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan
usaha dan 6 tidak mempunyai hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Dalam rangka memberdayakan fungsi pengawasan dewan komisaris, keberadaan komisaris independen sangat diperlukan. Secara langsung
keberadaan komisaris independen menjadi penting, karena di dalam praktek sering ditemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang
mengabaikan kepentingan pemegang saham publik serta stakeholder lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana
masyarakat didalam pembiayaan usahannya. Komisaris independen dapat berfungsi untuk mengawasi jalannya
perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan
praktek-praktek transparansi, pengungkapan, kemandirian, akuntabilitas dan praktek keadilan menurut ketentuan yang berlaku disuatu sistem
perekonomian negara sesuai dengan kaedah-kaedah yang tercantum dalam mekanisme Good Corporate Governance. Secara rincinya tugas dari dewan
komisaris independen adalah :1 mengawasi Direksi perusahaan dalam mencapai kinerja dalam bussines plan dan memberikan nasehat kepada
Direksi mengenai penyimpangan pengelolaan usaha yang tidak sesuai dengan arah yang ingin dituju oleh perusahaan, 2 memantau penerapan
dan efektivitas dari praktek Good Corporate Governance.
2.1.2.3 Kepemilikan Manajerial