praktek-praktek transparansi, pengungkapan, kemandirian, akuntabilitas dan praktek keadilan menurut ketentuan yang berlaku disuatu sistem
perekonomian negara sesuai dengan kaedah-kaedah yang tercantum dalam mekanisme Good Corporate Governance. Secara rincinya tugas dari dewan
komisaris independen adalah :1 mengawasi Direksi perusahaan dalam mencapai kinerja dalam bussines plan dan memberikan nasehat kepada
Direksi mengenai penyimpangan pengelolaan usaha yang tidak sesuai dengan arah yang ingin dituju oleh perusahaan, 2 memantau penerapan
dan efektivitas dari praktek Good Corporate Governance.
2.1.2.3 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen direktur dan manajer perusahaan yang diukur dengan presentase sejumlah
saham yang dimiliki oleh manajemen. Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di manajemen perusahaan baik sebagai kreditur
maupun sebagai dewan komisaris disebut sebagai kepemilikan manajerial managerial ownership. Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen
akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Pemegang saham bertujuan untuk
memaksimumkan kekayaannya dengan melihat nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi perusahaan, sedangkan manajer bertujuan
pada peningkatan pertumbuhan dan ukuran perusahaan. Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dengan
pemegang saham. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan
manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung
kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Namun tingkat kepemilikan manajerial yang terlalu tinggi juga dapat
berdampak buruk terhadap perusahaan. Dengan kepemilikan yang tinggi, manajer mempunyai hak voting yang tinggi sehingga manajer mempunyai
posisi kuat untuk mengendalikan perusahaan, hal ini dapat menimbulkan masalah pertahanan, dalam arti adanya kesulitan bagi pemegang saham
eksternal untuk mengendalikan tindakan manajer. Akan tetapi kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme good corporate governance yang
dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan berbagai pihak yang berkepentingan.
Meckling 1976 mengatakan bahwa peningkatan kepemilikan manajerial dalam perusahaan mendorong manajer untuk menciptakan
kinerja perusahaan secara optimal dan memotivasi manajer bertindak secara hati-hati, karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas tindakannya.
Struktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan ketidakseimbangan
informasi. Pedekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu instrument atau alat yang digunakan untuk
mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuah perusahaan.
Pendekatan ketidakseimbangan
informasi memandang
mekanisme struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk
mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dengan outsider melalui pengungkapan informasi didalam perusahaan.
2.1.3 Kualitas Auditor 2.1.3.1 Pengertian Audit